Kyai
Abdul Aziz, Perintis dan Pendiri Pondok Pesantren Al-Ihsan Baron
Wasilah
Dakwah Memperjuangkan Tegaknya Khilafah
B erawal dari
pengelolaan hewan kurban sejak 1419 H (1999 M), pasca Idul Qurban 1427 H (31
Desember 2006), kami membuat 400-an kotak wakaf yang kami biayai dari hasil
pengelolaan hewan kurban. Pada 28 Februari 2007 mendirikan badan wakaf Peduli
Dhuafa serta layanan Aqiqah Berkah dengan melibatkan pihak ke-3 sebagai
investor dengan sistem syirkah mudharabah untuk menopang operasional dan
penggajian karyawan yang melakukan distribusi dan akumulasi isi kotak wakaf di
wilayah Kediri dan Nganjuk.
Alhamdulillah, di penghujung 2007 kami mulai
bisa membebaskan lahan seluas 3.626 m2 dari hasil kotak wakaf dan pengelolaan
Kurban 1428 H. Pada 2010 pembangunan dimulai dengan maksud mendirikan Pondok
Pesantren Daarul 'Aitam Wadh Dhuafa, namun karena persoalan pembiayaan,
pembangunan dihentikan, secara otomatis rencana mendirikan pesantren juga
dihentikan.
Pada 6 September 2011
kami mulai membangun kembali dengan mendirikan sekolah formal yakni SMP Bina
Insan Mandiri dan Pondok Pesantren Al-Ihsan Baron dan atas izin Allah SWT kedua
lembaga ini mulai beroperasi pada 8 Juli 2012 yang berdiri di atas lahan sekitar
sehektar.
Pada tahun ajaran
2016/2017 kami mulai mengembangkan pesantren berjaringan, dengan variasi
program SMP dan SMA Bina Insan Mandiri reguler, Villa Quran dan Ma'had Dirasah
Al-Islamiyah, yang disebut Pondok Pesantren Baron 1, Pondok Pesantren Baron 2,
Pondok Pesantren Baron 3 dan seterusnya.
Sebagai pondok
pesantren yang didirikan oleh aktivis Hizbut Tahrir -meski pesantren ini tidak
ada hubungannya dengan Hizbut Tahrir- tentu kami berniat dan berharap pesantren
ini bisa dijadikan sebagai washilah dakwah untuk mendidik kader-kader
intelektual Muslim yang tunduk dan patuh kepada Al-Qur’an dan Sunnah, pejuang
syariah dan khilafah serta mampu menjaga sekaligus pelaksana roda Daulah
Khilafah ketika Daulah Khilafah telah berdiri, insyaAllah.
[]
Pondok
Pesantren Al-Ihsan Baron (Pondok Pesantren Baron)
Unggulkan
Program Villa Qur’an
Masih ingat Pondok
Pesantren Al Ihsan, Nganjuk, Jawa Timur? Profilnya pernah dimuat Media Umat
Edisi 114. Saat itu, Al-Ihsan baru memiliki lembaga pendidikan formal tingkat
SMP. Seiring dengan semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat, baru tiga
tahun berdiri, kini santrinya meningkat sepuluh kali lipat dan membuka pula
pendidikan formal tingkat SMA.
Memang, berdirinya
Pondok Pesantren Baron Nganjuk tahun 2012 diawali dengan pendirian SMP Bina
Insan Mandiri dengan jumlah 35 santri. Kepercayaan dari wali santri terhadap
Pondok Pesantren Baron yang baru berdiri menjadi penyemangat tersendiri pihak
pondok untuk membesarkannya menjadi lembaga pendidikan yang mencetak generasi
yang berkarakter Islami dan berkeahlian spesial.
"Seiring dengan
kepercayaan dari masyarakat terhadap lembaga ini, alhamdulillah
sekarang Ponpes Baron telah dipercaya untuk membina 350 santri dari berbagai
wilayah di lndonesia,” ungkap Kiai Abdul Aziz, perintis dan pendiri kepada
Media Umat, Jumat (27/11/2015).
Menurut Abi, sapaan
akrabnya, sambutan positif dari masyarakat terhadap Ponpes ini mendorong
lahirnya SMA Bina Insan Mandiri. Sistemnya tak jauh beda dengan SMP, yakni
boarding school, dengan 3 program unggulan. Pertama, The Winner atau Sang
Juara, diperuntukkan untuk siswa yang ingin mengasah kemampuan materi-materi
akademik, terutama MIPA, penelitian, karya ilmiah, dll. Kedua, Moslem Scholar,
diperuntukkan bagi siswa yang ingin menempa diri dengan materi Islam secara
lebih mendalam sehingga nantinya bisa menjadi ulama' atau trainer ternama.
Ketiga, Enterpreneur, diperuntukkan bagi siswa yang berkeinginan menjadi
pengusaha sukses berkah.
Mondok sambil sekolah
ternyata tak mengurangi gairah santri untuk menorehkan berbagai prestasi, baik
di jenjang SMP maupun SMA. Berbagai event, baik akademik maupun non-akedemik
diikuti santri sebagai bentuk penyaluran bakat dan kemampuan mereka.
“Alhamdulillah mereka menjadi juaranya dari
tingkat kabupaten hingga internasional, seperti lomba tahfidz, lomba poster,
lomba da'i, lomba puisi, cerdas-cermat Islam, karya ilmiah, olimpiade sains,
kompetisi matematika dalam negeri maupun luar negeri, dan sebagainya,” akunya.
Sesuai dengan
tujuannya, yakni membentuk generasi yang berkepribadian Islami, Ponpes Baron
melengkapinya dengan mendirikan program tahfidz Villa Qur’an untuk jenjang SMP
dengan target hafal 30 juz dalam setahun. Program Villa Qur’an ini diampu oleh
guru tahfidz yang memiliki sanad yang nyambung hingga Rasulullah SAW. Meski
fokus pada hafalan Al-Qur’an, pelajaran sekolah yang lain juga tidak diabaikan.
“Alhamdulillah, saat ini sudah ada santri yang
telah menyelesaikan hafalannya 30 juz sehingga ke depan diharapkan dapat
berkontribusi menjaga Al-Quran dan membantu santri lain dalam menghafal,” ujar
Abi.
Berjalannya program
Villa Quran mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Karena jenjangnya
baru dibuka setara SMP, sedangkan animo santri dari jenjang usia SMA tak
sedikit maka tahun ini lahir program Ma'had Dirasah al-Islamiyah (MDI) yang
setara dengan jenjang SMA. Program ini ditempuh selama 4 tahun, yakni 3 tahun
SMA jurusan IPS ditambah 1 tahun pengabdian. Keunggulan MDI sebagai program
baru di Ponpes Baron di antaranya fokus berbahasa Arab dan Inggris, memperdalam
tsaqafah Islam, dan hafalan Al-Qur’an.
"Dari program ini
diharapkan menjadi bekal bagi santri untuk meneruskan pendidikan S1 ke Timur
Tengah," unkap Abi bercita-cita.
Metode
Pembelajaran
Metode pembelajaran
khas dan unik diterapkan di ponpes ini, yakni penerapan perpaduan metode
pembelajaran salaf dan modern yang memadukan pembentukan pola pikir dan pola
Jiwa untuk membangun sikap mental kepemimpinan. Dengan begitu santri akan
memiliki kepribadian Islami serta mampu berpikir cemerlang dalam menghadapi
berbagai tantangan zaman. Para santri diwajibkan mengikuti kegiatan halqah
seminggu sekali dan dibekali dengan pilihan program ekstrakurikuler dan soft
skill, di antaranya: kepanduan, seni baca Al-Qur’an, beladiri, karya ilmiah
remaja, futsal, jurnalistik, broadcast, tata boga, tata busana, arabic club,
english club, mentoring, dan kegiatan minat bakat lainnya.
Dengan dukungan dari
berbagai pihak, Ponpes Baron mengalami perkembangan yang luar biasa. Ponpes
Baron Nganjuk sebagai Ponpes Pusat (Ponpes Baron 1) kini telah membuka Ponpes
Buron 2 di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, berupa SMP Bina Insan Mandiri. Disusul
oleh Ponpes Baron 3 di Klaten, Jateng, berupa program Villa Qur'an untuk
Jenjang SMP dan Pasca SMA. "Semua itu didedikasikan untuk mempersiapkan
generasi penerus pejuang syariah dan khilafah,” pungkasnya. []
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 163, Desember 2015
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar