Indonesia negeri yang
kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia, tetapi mayoritas rakyat
sengsara. Mengapa? Indonesia negeri mayoritas Muslim, tetapi syariat Islam yang
diajarkan para ulama tidak diterapkan secara kaffah. Mengapa? Tentara, panglima
dan perwira militer Indonesia banyak dan gagah tetapi tidak dapat menjaga
keutuhan wilayah. Mengapa? Jawabnya ada dalam wawancara wartawan Media Umat
Joko Prasetyo dengan Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Rakhmat S Labib.
Berikut petikannya.
Apa
pangkal keterpurukan negeri ini?
Telah jelas bahwa
pangkal penyebab keterpurukan negeri ini adalah neoliberalisme dan
neoimperialisme. Neoliberalisme inilah yang menyebabkan sebagian besar rakyat
ini miskin dan menderita. Ironisnya, kekayaan negeri ini yang melimpah ruah
justru mengalir ke negara-negara kafir penjajah.
Neoliberalisme ini
pula yang melempangkan jalan bagi neoimperialisme, sehingga negeri Muslim
terbesar di dunia ini berada dalam cengkeraman penjajahan di berbagai bidang.
Dan lebih menyakitkan, para penguasa yang menjaga negeri ini dari penjajahan
justru memerankan diri sebagai antek penjajah.
Jelaslah,
neoliberalisme dan neoimperialisme inilah yang sesungguhnya membuat rakyat
negeri ini sengsara dan menderita.
Bukankah
negeri ini menerapkan demokrasi yang diklaim sistem pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat?
Justru demokrasi
menjadi biang semua itu terjadi.
Mengapa?
Ingatlah, semua
prinsip-prinsip neoliberalisme, seperti pasar bebas, privatisasi BUMN,
pencabutan subsidi, dan pajak yang mencekik hanya bisa dijalankan tatkala telah
dilegalisasikan dalam bentuk undang-undang. Celakanya, banyak undang-undang
dilegalisasikan itu didiktekan asing.
Maka, demokrasi
bertanggung-jawab terhadap penderitaan rakyat akibat penerapan neoliberalisme
dan cengkeraman neoimperialisme. Jika demikian faktanya, masihkah kita percaya
kepada demokrasi? Adakah yang masih berharap terhadap demokrasi?
Lantas
apa solusinya?
Sesungguhnya solusi
bagi negeri ini adalah syariah dan khilafah.
Mengapa
syariah?
Karena syariah tegas
menolak neoliberalisme, dari asas hingga cabang-cabangnya. Syariah juga
menentang keras segala bentuk imperialisme, yang lama maupun yang baru.
Tak hanya itu, syariah
adalah satu-satunya hukum yang benar dan adil. Allah SWT berfirman dalam surat
al-An'aam ayat 155: Wa tammat kalimatu Rabbika
shidqa[an] wa ‘adl[an], (artinya) “Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu
sebagai kalimat yang benar dan adil.”
Karena benar dan adil,
maka ketika syariah diterapkan dalam kehidupan, akan mewujudkan kebenaran dan
keadilan. Ini tentu berbeda dengan undang-undang produk demokrasi dan
neoliberalisme yang batil dan dzalim. Ketika undang-undangnya batil dan dzalim.
maka hanya akan menghasilkan kebatilan dan kedzaliman.
Mengapa
pula harus khilafah?
Karena hanya dengan
khilafah seluruh hukum syariah dapat diterapkan secara kaffah. Karena hanya
khilafah satu-satunya sistem pemerintahan yang kompatibel dengan syariah.
Bahkan, khilafah adalah satu-satunya sistem pemerintahan yang disyariahkan
Islam.
Oleh karena itu,
tatkala khilafah ditegakkan, syariah dapat diterapkan secara kaffah.
Neoliberalisme yang mencengkeram negeri ini dapat dicabut seakar-akarnya.
Neoimperialisme yang berkuasa di negeri ini dapat diganyang tanpa sisa!
Dan tak kalah
pentingnya, khilafah akan membuat negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur. Negeri yang mendapat
limpahan berkah dari langit dan bumi. Allah SWT berfirman dalam Surat aI-A'raf
ayat 96: Walaw anna ahl al-qura amanu wattaqaw
lafatahna 'alayhim barakat [in] min al-sama wa al-ardh. (artinya)
"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.”
Lantas
apa yang akan dilakukan negara khilafah setelah berdiri?
Khilafah Islamiyyah
akan menyatukan seluruh kaum Muslimin dan negeri-negeri Islam dalam satu wadah.
Sehingga wilayah khilafah akan membentang luas dari Maroko hingga Merauke.
Khilafah akan menjadi negara besar, bahkan negara adidaya yang akan mengalahkan
Amerika dan negara-negara kafir penjajah lainnya.
Oleh karena itu,
khilafah bukan hanya membebaskan negeri ini dari cengkeraman neoliberalisme dan
neoimperialisme. Namun khilafah juga akan mengakhiri penderitaan umat Islam
Rohingya, India, Kashmir, Afrika Tengah, Moro, Pattani, Uighur, dan
negeri-negeri Muslim lainnya.
Khilafah juga akan
mengusir Amerika dari Irak, Afghanistan, dan Saudi Arabia. Khilafah akan
melenyapkan negara Israel dan mengembalikan tanah Palestina kepada umat Islam.
Bahkan khilafah akan menaklukkan Eropa, Rusia, Australia, dan Amerika, dan
membebaskan mereka dari kekufuran. Khilafah akan mengeluarkan mereka dari
kegelapan menuju cahaya: yukhrijuhum min
al-zhulumati ila al-nur.
Inilah yang
diberitakan Rasulullah Saw. dalam sabdanya: Innal-Lah
zawaliya al-ardh, fara‘aytu masyariqaha wa magharibaha, wa inna mulka ummati
sayabulghu mazuwiya li, ”Sesungguhnya Allah menghimpun bumi untukku lalu
aku melihat timur dan baratnya. Dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai
apa yang telah dihimpunkan untukku.” (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Abu
Dawud).
Itulah syariah dan
khilafah: solusi hakiki bagi negeri ini, negeri-negeri Muslim lainnya, bahkan
sousi bagi dunia. Solusi dunia dan akhirat.
Mengapa
rakyat Indonesia harus mendukung perjuangan Hizbut Tahrir?
Nasib rakyat lndonesia
akan tetap sengsara dan menderita, selama demokrasi dan neoliberlisme masih
terus diterapkan. Hanya dengan khilafah, nasib rakyat bisa berubah. Sedangkan
Hizbut Tahrir didirikan oleh al-'alamah al-syaykh Taqiyuddin al-Nabhani didedikasikan
untuk mengembalikan khilafah. Perjuangan itu terus dilakukan tanpa kenal lelah
hingga amirnya yang sekarang al-'alim al-jalil al-syaikh 'Atha Abu Rasytah.
Mengapa
ulama harus mendukung Hizbut Tahrir?
Ilmu-ilmu syariah yang
diajarkan para ulama, para kyai dan habaib tidak akan dapat diterapkan dalam
kehidupan selama demokrasi dan neoliberalisme yang diberlakukan. Hanya dengan
khilafah, semua ilmu warisan Nabi SAW dapat diterapkan secara kaffah. Maka, segera
melangkah dalam barisan terdepan perjuangan syariah dan khilafah.
Tentara
juga harus mendukung?
Negeri ini tidak akan
bebas dari penjajahan selama demokrasi dan neoliberalisme terus dijalankan.
Apalagi penguasanya tunduk dan patuh kepada negara-negar kafir penjajah.
Lepasnya Timor Timur adalah bukti nyatanya. Suburnya gerakan separatis di Papua
dan beberapa wilayah lainnya menjadi fakta tak terbantahkan. Hanya dengan
khilafah, tentara bisa menjaga negeri ini dari semua bentuk penjajahan. Maka
kita menyerukan kepada mereka agar bersedia berjuang menegakkan khilafah.
Demikian pula dengan
para panglima dan perwira militer. Kami yakin mereka melihat sendiri tentang
kebobrokan negeri ini. Kekayaan alamnya telah dan terus dijarah oleh
negara-negara kafir penjajah. Atas nama investasi, rezim penguasa menyerahkan
sektor-sektor strategis, seperti jalan tol, pelabuhan, kereta api, listrik, dan
lain-lain kepada investor asing. Sementara rakyat kian menderita, beban utang
semakin menggunung, dan korupsi kian merajalela. Biang penyebabnya adalah
neoliberalisme dan neoimperialisme. Hanya dengan khilafah semua persoalan itu
dapat dituntaskan.
Oleh karena itu,
kepada mereka kami serukan, ”Sekaranglah saatnya Saudara-Saudara mengambil
peran penting untuk menyelamatkan negeri ini dari cengkeraman neoliberalisme
dan neoimperialisme."
Caranya?
Amat mudah. Mereka
ambil kekuasaan, lalu satukan tangan mereka dengan tangan Hizbut Tahrir untuk
mengumumkan tegaknya Khilafah Rasyidah 'ala
minhaj al-nubuwwah. Sehingga khilafah memerintah dengan Islam,
membebaskan negeri ini dan penduduknya, dan mengemban Islam ke seluruh dunia
sebagai risalah petunjuk dan cahaya. Sungguh, derajat yang tinggi dan pahala
yang besar akan diperoleh jika bersedia menerima seruan ini. []
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 152, Juni 2015
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar