Bersama
Umat Tegakkan Khilafah
Stadion Gelora Bung
Karno, Sabtu (30/5/2015), Jakarta kembali menjadi saksi berkumpulnya ratusan
ribu orang kaum Muslim. Jika dua tahun lalu, jumlah yang hampir sama datang
dari seluruh pelosok Nusantara ke acara Muktamar Khilafah, kali ini dalam Rapat
dan Pawai Akbar 1436 H, mereka sebagian besar adalah warga Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi, dan sekitarnya.
Gelora semangat
perjuangan membara di hati para peserta yang memenuhi stadion tersebut.
Bagaimana tidak, teriakan takbir terus membahana sepanjang acara. Pekikan
takbir bergantian dengan teriakan “Khilafah!
Khilafah! Khilafah!”
Ini adalah puncak
acara Rapat dan Pawai Akbar 1436 H yang telah terselenggara sebelumnya di 35
kota di Indonesia. Acara bertajuk: "Bersama Umat Tegakkan Khilafah” dengan
sub tema: 'Selamatkan Indonesia dari Neoliberalisme dan Neoimperialisme' bertujuan
untuk mengokohkan visi dan misi perjuangan menerapkan syariah Islam secara
kaffah dalam naungan khilafah.
Acara kesekian kalinya
yang digelar oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ini menawarkan solusi
alternatif bagi Indonesia yang kini sedang mengalami keterpurukan di segala
bidang akibat neoliberalisme dan neoimperialisme. Solusi itu adalah sistem
Islam yakni khilafah. Inilah solusi satu-satunya yang akan menghapuskan
neoliberalisme dan neoimperalisme yang bercokol di negeri Muslim terbesar di
dunia ini.
Berbagai sistem telah
diterapkan, mulai dari sosialisme, komunisme, kapitalisme-demokrasi, tapi tak
membawa perubahan yang diinginkan rakyat. Kesejahteraan tetap menjadi
angan-angan bagi sebagian besar penduduk negeri meski telah merdeka puluhan
tahun lamanya. Pemimpin pun silih berganti, tapi semuanya hanya membawa mimpi
dan janji-janji.
Fakta menunjukkan,
justru asing kian leluasa menancapkan kuku-kukunya di Indonesia. Kekayaan alam
indonesia yang melimpah dikeruk dan dibawa kabur ke negaranya. Rakyat Indonesia
hanya bisa menjadi penonton saja. Di saat yang sama, penguasa melindungi para
kapitalis asing itu dengan berbagai perundang-undangan.
Liberalisme dan
imperialisme gaya baru telah menjadikan negeri ini kehilangan kemampuan untuk
mandiri. Jerat utang yang terus bertumpuk menjadikan negara tak bisa lari dari
arahan para kreditor yang tak lain adalah para penjajah. Ibarat pepatah:
Seperti kerbau dicokok hidungnya. Ke manapun mengikuti kemauan penjajah.
Privatisasi diminta,
dilaksanakan. Subsidi harus dicabut, diikuti. Pasar harus dibuka, dibuka. Semua
permintaan Barat penjajah, tak ada yang ditolak. Meski dalam kondisi itu,
rakyat menderita.
Dalam kondisi seperti
ini, coba dengan apa negeri ini bisa merdeka, bisa melepaskan diri dari
penjajahan asing? Terbukti demokrasi tak mampu menjadi solusi. Justru demokrasi
adalah biang tercengkeramnya negeri ini kian dalam.
Hanya Islam, dengan
syariahnya yang bisa menjadi solusi tuntas. Islam adalah agama sempurna dari
Sang Pencipta manusia. Pasti, aturannya ditujukan untuk menyejahterakan manusia
di dunia dan menyelamatkan mereka di akhirat kelak. Suatu yang mustahil, aturan
Islam tidak adil karena ia datang dari Yang Maha Adil. Tidak mungkin aturan
Islam buruk karena ia datang dari Yang Maha Baik. Sistem inilah yang akan
menjamin terwujudnya baldatun thayyibatun wa
rabbun ghaffur.
Maka, perjuangan
penerapan syariah Islam secara kaffah dalam naungan khilafah merupakan
kebutuhan bagi manusia di era sekarang, selain sebagai sebuah kewajiban bagi
kaum Muslim. Ini adalah panggilan iman sekaligus panggilan kondisi/kenyataan. Umat butuh perubahan. Bukan
sembarang perubahan tapi perubahan hakiki yakni terwujudnya penerapan hukum ilahi di muka bumi.
Terlebih lagi,
khilafah sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Sistem ini pernah memimpin dunia
selama 13 abad lamanya. Dalam kurun waktu tersebut, sistem Islam mampu
mewujudkan peradaban mulia yang belum pernah ada sebelumnya.
Bahkan negeri ini
pernah menjadi bagian dari khilafah. Dan itu bisa dibuktikan sekarang, baik
dari peninggalan sampai pada gelar para keturunan sultan yang masih hidup.
Tidak mungkin itu semua bertahan jika sistem Islam hanya numpang lewat. Pasti
sistem ini telah mendarah daging dan menjadi peradaban yang menyatu dengan
kehidupan negeri ini.
Wujudkan
Perubahan
Tak dipungkiri, Hizbut
Tahrir adalah salah satu (gerakan Islam), HT konsisten memperjuangkan tegaknya
khilafah di muka bumi di tengah arus demokratisasi dan sekulerisasi. Gerakan
ini terus berdakwah di tengah-tengah umat tanpa mempedulikan gunjingan dan cemoohan
mereka yang tak suka.
Kata 'khilafah' yang
dulu tak dikenal sama sekali di negeri ini, kini sudah menjadi kata yang tak
asing lagi. Bahkan mereka yang mencitrakan buruk khilafah, beberapa di
antaranya telah mengakui bahwa negeri ini dan dunia butuh khilafah. Mereka tak
alergi lagi menyebut kata itu lagi.
Ulama yang mencoba
menutup mata umat terhadap khilafah, akhirnya tak bisa mengelak karena
'khilafah' disebut dalam hadits-hadits shahih dan merupakan janji Allah dan
kabar gembira dari Rasulullah. Mereka yang mempelajari kitab-kitab kuning
dengan benar pasti tak bisa menolak perjuangan menegakkan khilafah.
Tinggal sekarang para
pemilik kekuatan. Mereka perlu tahu tentang sistem Islam ini. Mereka yang
selama ini mungkin hanya mengenal sistem lain di luar islam, apakah itu
republik, kerajaan, kekaisaran, federasi dan sebagainya, perlu belajar membuka
mata.
Apakah sistem yang ada
menjamin kebaikan, jika sistem ini sendiri datang dari makhluk yang lemah?
Apakah sistem yang ada sekarang akan adil jika aturannya dibuat oleh makhluk
yang memiliki karakter egois/mementingkan dirinya? Bagaimana sistem yang dibuat
manusia ini akan menentramkan jiwa jika pembuatnya sendiri tak tahu hakikat
dirinya sendiri?
Walhasil, saatnya para
pemilik kekuatan kembali kepada lslam dan mendukung perjuangan Hizbut Tahrir
menegakkan khilafah. Penerapan Islam secara kaffah akan membawa kebaikan dan
menyelamatkan manusia di akhirat kelak.
“Jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (TQS. Al-A'raf: 96)
Maka, jadilah garda
terdepan dalam memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah. Jadilah penolong
agama Allah. Jadilah seperti kaum Anshar yang menolong Rasulullah SAW dengan
menyerahkan kekuasaannya kepada Beliau untuk menerapkan Islam secara kaffah.
Bersama umat tegakkan
khilafah. Surga menanti Anda! []
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 152, Juni 2015
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar