Waktu Dan Tempat Mustajab Do’a
Waktu
dan Tempat Mustajabah
Hari
Arafah
Rasulullah Saw.
mendo’akan umatnya pada sore hari di Arafah. Maka do’anya dijawab, “(Allah
berkata) Aku telah mengampuni mereka, kecuali orang dzalim. Karena Aku akan
membuat perhitungan terhadap orang yang dzalim atas kedzalimannya.” Nabi Saw.
berkata’ “Tuhanku! Bagaimana kalau Engkau memberikan surga kepada orang yang
didzalimi dan mengampuni orang yang berbuat dzalim?” Namun tidak ada jawaban
terhadap do’a beliau sore itu. Ketika Rasulullah Saw. berada di Muzdalifah
keesokan harinya, beliau mengulangi do’anya, maka do’anya diperkenankan. Ketika
itu Rasulullah Saw. tersenyum. Abu Bakar dan Umar ra. bertanya kepada beliau,
“Demi ayah dan ibuku! Wahai, Rasulullah! Apa yang membuat anda tertawa?”
Rasulullah Saw. menjawab, “Sesungguhnya Iblis, ketika mengetahui bahwa Allah menjawab
do’aku dan mengampuni umatku, dia mengambil pasir lalu menaburkannya ke
kepalanya sambil menyumpah-nyumpah. Perbuatannya inilah yang membuatku tertawa.” [HR. Ibnu Majah dan Al Baihaqi. Al Baihaqi berkata,
“Hadits ini memiliki banyak hadits pendukung, sebagian telah kami sebutkan
dalam buku Al Ba’ts.”]
Ampunan tersedia bagi orang dzalim yang taubat.
Rasulullah Saw. bersabda, “Sebaik-baik do’a adalah pada hari Arafah.” [HR. At Tirmidzi (3579). Dia berkata, “Ini hadits gharib.”]
Lailatul
Qadar
Rasulullah Saw. bersabda, artinya:
“Siapa saja yang shalat malam dan berdo’a kepada Allah pada Lailatul
Qadar dengan keimanan dan mengharapkan pahala Allah, maka Allah mengampuni
dosa-dosanya yang telah lampau.” [HR. Bukhari, Muslim
dan An Nasa`i]
Aisyah ra. berkata, “Wahai, Rasulullah! Jika aku mendapatkan Lailatul
Qadar, do’a apa yang harus aku ucapkan?” Jawab Rasul Saw., “Ucapkanlah,
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa, fa’fu ‘anni”, artinya: “Ya,
Allah! Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan sangat mencintai ampunan.
Ampunilah aku!” [HR. At Tirmidzi
(3508), Ibnu Majah berkata, “Hadits hasan shahih.” (3850) dan Al Hakim dalam Al
Mustadrak (1/530) dia menshahihkan hadits ini dan Imam Adz Dzahabi
menyetujuinya]
Antara
Adzan dan Iqamat
Abu Umamah ra. meriwayatkan dari Rasulullah Saw., beliau bersabda, artinya:
“Apabila mu’adzin mengumandangkan suara adzan, maka pintu-pintu
langit terbuka dan do’a diperkenankan. Barangsiapa yang ditimpa kesedihan atau
kesempitan, maka nantikanlah saat mu’adzin mengumandangkan adzan.” [HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak, dia berkata,
“Sanadnya shahih.” (1/546)]
Rasulullah Saw. bersabda, artinya:
“Do’a di antara adzan dan iqamah tidak akan ditolak.” [HR. Al Hakim dalam Al
Mustadrak, dia berkata, “Sanadnya shahih.” (1/546). Adz Dzahabi
memberikan komentar terhadap pendapat Al Hakim]
Abdullah Ibnu Umar ra. meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki
bertanya kepada Rasulullah Saw., “Wahai, Rasulullah! Sesungguhnya mu’adzin
memiliki kelebihan dari kami!” Rasulullah Saw. berkata, “Kalau begitu,
ucapkanlah apa yang diucapkan oleh mu’adzin! Apabila mu’adzin telah selesai
maka mintalah, niscaya akan dikabulkan.” [HR.
Abu Dawud (521), An Nasa`i (44), Ath Thabrani (444) dia berkata, “Hasan
Shahih.” Ibnu Hibban meriwayatkan dalam Shahihnya (295)]
Jum’at
Rasulullah Saw. bersabda, artinya:
“Sesungguhnya hari Jum’at adalah penghulu hari dan hari yang paling
agung menurut Allah. Lebih agung daripada hari Idul Adhha dan Idul fitri. Pada
hari Jum’at ada lima keutamaan, karena pada hari itu Allah menciptakan Adam,
menurunkankannya ke bumi dan mencabut nyawanya. Pada hari Jum’at terdapat waktu
di mana seorang hamba apabila meminta sesuatu kepada Allah, niscaya Allah
memberikan apa yang dimintanya, selama bukan hal yang haram dan pada hari
Jum’at Kiamat akan terjadi. Sesungguhnya malaikat, langit bumi, angin, gunung
dan laut meminta syafa’at kepada hari Jum’at.” [HR. Ibnu Majah dengan sanad hasan. Imam Ahmad
meriwayatkan dalam musnadnya (3/430). Syaikh Al Albani menghukuminya
hasan dalam buku Shahih Ibnu Majah, (888)]
Berikut perkataan Rasulullah Saw. tentang hari Jum’at, artinya:
“Pada hari Jum’at ada satu waktu, apabila seorang muslim melakukan
shalat dengan meminta sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan
memberikan apa yang dimintanya.” Rasulullah Saw. memberikan isyarat
dengan tangannya, bahwa sedikit orang yang mendapatkan waktu mustajabah
tersebut. [HR. Bukhari (935), Muslim (852), Malik dalam Al
Muwaththa` (1/108), An Nasa`i dalam Al Mujtaba (3/115,116) dan Ibnu
Majah (1137)]
Ketika
Sujud
Ibnu Abbas ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, artinya:
“Adapun ketika sujud maka bersungguh-sungguhlah dalam berdo’a,
karena do’a dalam sujud hampir pasti diperkenankan.” [HR. Muslim (479), Abu Dawud (876) dan An Nasa`i dalam Al
Mujtaba (2/189)]
Rasulullah Saw. bersabda, artinya:
“Saat paling dekat bagi seorang hamba kepada Tuhannya adalah pada
waktu sujud, oleh karena itu perbanyaklah do’a di waktu sujud.” [HR. Muslim (482), Abu Dawud (875), An Nasa`i dalam Al Mujtaba
(2/226) dan Sunan Al Kubra (723)]
Tengah Malam
Terakhir
Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, artinya:
“Allah Swt. turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir. Dia
berkata, ‘Adakah orang yang berdo’a kepada-Ku, sehingga Aku kabulkan do’anya,
adakah orang yang meminta kepada-Ku, maka Aku perkenankan permintaan-Nya,
adakah orang yang minta ampun kepada-Ku, maka Aku ampuni dosanya?” [HR. Bukhari (7494), Muslim (758), dalam Al Muwaththa` (1/214),
Abu Dawud (4733), At Tirmidzi (3493), An Nasa`I (479) dan Ibnu Majah (1366)]
Umamah ra. berkata, “Kami
para sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw., “Ya, Rasulullah! Kapankah do’a
cepat dikabulkan?” Beliau menjawab, “Pada tengah malam terakhir dan di akhir
setiap shalat wajib.” [HR. At Tirmidzi
(3494), An Nasa`i dalam ‘Amalul Yaum Wal Lailah (108). At Tirmidzi
berkata, “Hadits hasan gharib.”]
Akhir setiap shalat wajib maksudnya berdo’a sebelum salam bukan
sesudahnya, jadi ketika engkau masih dalam shalat.
Ubadah bin Ash Shamit ra. meriwayatkan dari Nabi Saw., beliau bersabda,
artinya:
“Barangsiapa bangun tengah malam, kemudian mengucapkan, “Laa
ilaha illallah, wahdahu laa syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa
‘ala kulli syain qadiir, subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah
wallahu akbar, wa laa haula wa laa quwwata illaa billah”, (artinya: “Tiada
Tuhan selain Allah Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan Dia sajalah
segala kerajaan dan pujian dan Dia Maha Kuasa terhadap segala sesuatu. Maha
Suci Allah, segala puji bagi-Nya, tiada Tuhan selain Dia. Allah Maha Besar,
tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah)”, kemudian mengucapkan, “Allahummagh
firlii” (artinya: “Ya, Allah! Ampunilah aku),” atau berdo’a dengan do’a
apa saja, maka do’anya tersebut akan diperkenankan. Jika dia mengambil wudlu
kemudian shalat, maka diterima shalatnya.” [HR.
Bukhari, Abu Dawud dan At Tirmidzi]
Setelah
Membaca dan Menghatamkan Al Qur’an
Diriwayatkan dari Umran bin Hishshin ra., bahwa suatu ketika dia
melewati seorang yang sedang membaca Al Qur’an, kemudian orang itu berdo’a.
Umran memintanya untuk mengulangi do’anya, kemudian orang itu berkata, “Aku mendengar
Rasulullah Saw. bersabda, ‘Siapa saja yang membaca Al Qur’an, maka mintalah
kepada Allah, setelah selesai membaca. Karena sesungguhnya akan datang suatu
kaum yang meminta kepada manusia dengan perantara membaca Al Qur’an.” [HR. At Tirmidzi (2918), dia berkata, “Hadits hasan.”]
Ketika
Terdengar Kokok Ayam Jantan
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi Saw. bersabda, artinya:
“Apabila ayam jantan berkokok, maka mintalah rahmat Allah, karena
sesungguhnya ayam itu melihat malaikat.” [HR. Bukhari (3303),
Muslim (2729), Abu Dawud (5102), At Tirmidzi (3455) dan An Nasa`i (944)]
Dalam
Majlis Dzikir/Pengajian
Anas ra. meriwayatkan dari Rasulullah Saw., beliau bersabda, artinya:
“Tidak ada suatu kaum yang berkumpul sambil mengingat Allah, mereka
tidak mengharapkan apa-apa selain keridhaan-Nya, kecuali akan ada suara
panggilan dari langit mengatakan, “Bangunlah! Karena Allah telah mengampuni
kalian. Kejahatan-kejahatan kalian telah diganti dengan kebaikan.” [HR. Ahmad (3/142), Abu Ya’la, Ath Thabrani dan Al Bazzar.
Di antara perawinya terdapat Maimun Al Mura`i, sementara perawi-perawi dari
Ahmad sesuai dengan syarat shahih]
Abu Hurairah dan Abu Sa’id ra. meriwayatkan dari Rasulullah Saw.,
beliau bersabda, artinya:
“Tidak ada suatu kaum yang duduk dalam suatu majlis sambil mengingat
Allah, kecuali mereka akan dido’akan oleh malaikat, diselimuti oleh rahmat,
diberikan ketenangan dan Allah menyebut nama mereka pada majlis yang ada di
sisi-Nya.” [HR. Muslim. Di sebutkan dalam Majma’uz Zawa`id (10/77).
Dia berkata, “Hadits ini diriwayatkan oleh Ath Thabrani dan para perawinya
terpercaya.”]
Anas bin Malik ra. berkata,
“Sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda, ‘Jika kalian melewati taman
surga, maka berdo’alah!’ Para sahabat bertanya, ‘Apakah yang dimaksud dengan
taman surga?’ Jawab Rasulullah Saw., “Majlis dzikir.” [HR. Ar Tirmidzi dalam kitab Ad Da’awat, bab (87)
nomor (3510), dia berkata,
“Hadits hasan gharib dari jalan periwayatan ini.”]
Abdullah Ibnu Umar ra. berkata,
“Aku bertanya kepada Rasulullah Saw., ‘Wahai, Rasulullah! Apa yang
didapatkan oleh orang yang ikut dalam majlis dzikir?” Jawab Rasulullah, “Mereka
akan mendapatkan surga.” [HR. Ahmad dengan sanad
hasan (2/177, 190)]
Abu Ad Darda` ra. berkata,
“Rasulullah Saw bersabda, “Pada hari Kiamat, sungguh Allah akan
membangkitkan suatu kaum yang wajah mereka bercahaya, berdiri di atas mimbar
dari batu permata. Mereka banyak diirikan oleh manusia. Padahal mereka bukan
para nabi ataupun syuhada.” Abu Ad Darda` berkata, “Tiba-tiba seorang A’rabi
berlutut di hadapan Rasululah Saw. seraya berkata, ‘Wahai, Rasulullah! Siapakah
mereka?’ Rasulullah Saw. menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang saling
mencintai di jalan Allah. Mereka berasal dari suku dan bangsa yang
berbeda-beda, berkumpul untuk mengingat Allah dan berdzikir kepada-Nya.” [HR. Ath Thabrani dengan sanad hasan sebagaimana
disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id (10/77)]
Do’anya
Orang Berpuasa
Do’anya
Orang yang Terdzalimi
Do’anya
Pemimpin (Khalifah
dan jajarannya) yang adil (menerapkan syariah secara total)
Abu Hurairah ra. berkata,
“Rasulullah Saw. bersabda, ‘Ada tiga macam do’a yang tidak ditolak, yaitu: do’anya orang
yang sedang berpuasa hingga dia berbuka, pemimpin yang adil dan do’anya orang
yang terdzalimi. Allah mengangkatnya di atas awan dan pintu-pintu langit
terbuka menyambutnya.” Allah berkata, “Demi keperkasaan dan keagungan-Ku!
Sungguh aku akan menolongmu sebentar lagi.” [HR. At Tirmidzi
(3592), Ibnu Majah (1752), Ibnu Majah menganggapnya hasan. Hadits ini juga
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya]
Setelah Tergelincirnya
Matahari sebelum Shalat Dzuhur
Abdullah bin As Saib ra. berkata,
“Sesungguhnya Rasulullah Saw. menjalankan shalat empat raka’at,
setelah tergelincirnya matahari sebelum shalat Dhuhur. Nabi Saw. bersabda, “Ini
adalah saat terbukanya pintu-pintu langit dan aku ingin ada amal kebaikanku
diangkat saat ini.” [HR. At Tirmidzi
(2/342) nomer (478) dan Imam Ahmad (3/411). Hadits ini sanadnya shahih]
Setelah Wudlu
Umar bin Khattab ra. meriwayatkan dari Nabi Saw., beliau bersabda, artinya:
“Tidak ada salah seorang di antara kalian yang berwudlu dan
menyempurnakan wudlunya, kemudian mengucapkan kalimat berikut, “Asyhadu allaa
ilaha illallah, wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa
rasuluuhu”, (artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang
Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba
Allah dan utusan-Nya),” kecuali dibukakan untuknya delapan pintu langit, dia
bisa masuk dari pintu mana saja yang ia kehendaki.” [HR. Muslim (1/210) dan Imam Ahmad (4/146). Lihat
takhrijnya secara terperinci dalam Irwa`ul Ghalil (1/134) no.96]
Do’a Seorang
Muslim kepada Saudaranya dari Jauh
Rasulullah Saw. bersabda, artinya:
“Sesungguhnya do’a yang paling cepat diperkenankan adalah do’a
seseorang kepada saudaranya yang berada di tempat jauh.” [HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi dari riwayat Abdurrahman
bin Ziyad bin An’am. At Tirmidzi berkata, ‘Hadits gharib]
Nabi Saw. bersabda, artinya:
“Siapa saja yang berdo’a untuk saudaranya yang jauh, maka malaikat
yang bertugas menjaganya akan berkata, “Amin, semoga engkau mendapatkan balasan
yang semisal.” [HR. Muslim (2733) dan
Abu Dawud (1534)]
Do’a
Musafir
Abu Hurairah ra. berkata,
“Sesungguhnya Nabi Saw. bersabda, ‘Ada tiga orang yang do’anya pasti
dikabulkan, yaitu: do’a orang tua kepada anaknya, do’a musafir (orang yang
berada dalam perjalanan) dan do’a orang yang teraniaya.” [HR. Abu Dawud (1536), At Tirmidzi (3442) dan Ibnu Majah
(3862)]
Do’a
Anak Shaleh kepada Orang Tuanya
Umar bin Khattab ra.
berkata kepada ‘Uwais bin ‘Amir, “(kuketahui dari Rasulullah Saw.) Ada seorang
laki-laki dari Yaman, dia menderita penyakit kusta. Kemudian dia sembuh dari
penyakitnya dengan meninggalkan bekas di tubuhnya. Laki-laki itu memiliki
seorang ibu dan dia sangat berbakti kepada ibunya. Seandainya dia bersumpah
atas nama Allah, niscaya sumpahnya dikabulkan. Jika kamu bisa menemuinya dan
memintanya untuk mendo’akanmu, lakukanlah!” ‘Uwais menemui laki-laki itu dan memintanya
untuk mendo’akan dirinya. Maka orang itu mendo’akannya...” [HR. Muslim (2542)]
Di antara do’a-do’a mustajabah yang lain adalah do’a orang kesulitan,
laki-laki yang shaleh, berada di medan jihad (perang) dan waktu turunnya hujan.
Waktu Dan
Tempat Mustajab Do’a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar