FAKTA DAN PERSEPSI MEMPENGARUHI NALURI MANUSIA
• Naluri
VS kebutuhan jasmani. Kebutuhan jasmani menuntut suatu pemuasan secara pasti,
yang jika tidak terpenuhi manusia akan mati. naluri bila tidak terpenuhi akan
gelisah, tetapi tidak mati.
• Tuntutan
pemuasan kebutuhan jasmani muncul dari dalam (meski kadang ada rangsangan dari
luar) contohnya rasa lapar. naluri tidak akan muncul, kecuali jika ada
rangsangan dari luar. Jika rangsangan itu tidak ada yang membangkitkan, maka ia
akan tetap terpendam. bukan naluri yang membuat gelisah, tapi karena adanya
rangsangan. adanya tulisan/cerita/gambar/prilaku porno = tindakan bodoh, picik,
menyesatkan. Begitu juga ikhtilath bisa menghasilkan pelakunya dicengkram
kegelisahan dan kesengsaraan maka mengalami keterbelakangan.
• Maka
ikhtilath sangat membahayakan masyarakat. Islam memberikan jalan pemenuhan
dengan menikah. Juga menjauhkan dari segala bentuk rangsangan misalnya larangan
khalwat. Dalam hadits shahih di mana Rasulullah Saw. bersabda: "Janganlah
salah seorang kamu berkhalwat dengan seorang wanita, kecuali ia (wanita itu)
bersama mahramnya". "Mulai hari ini tidak boleh seorang
laki-laki berkhalwat (berduaan) dengan seorang wanita secara sembunyi-sembunyi
yang suaminya sedang bepergian, kecuali laki-laki itu bersama-sama satu atau
dua orang laki-laki lain“."Janganlah seorang laki-laki berkhalwat
dengan seorang wanita, karena pihak yang ketiga adalah setan.“
• Maka
WAJIB atas kaum muslimin menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat membangkitkan
dan merangsang naluri nau’ dan berserah diri pada perintah-perintah Islam.
RASA TAKUT
• Salah
satu penampakan dari naluri Baqa'. Pasti ada. Penampakan lainnya: cinta
kekuasaan, membela diri, kasih sayang dan sebagainya. Tidak akan muncul jika
tidak ada pemicunya, begitu juga rasa takut.
• Yang
mempengaruhi bisa bentuk fisik, bisa juga pemikiran contohnya melihat beruang
atau ingat, tanpa keduanya takkan muncul rasa takut (walaupun fitrah naluri baqa’
ada).
• Karena
pada dasarnya naluri tidak akan tergerak atau terpengaruh potensinya kecuali
jika ada perpaduan antara informasi dengan identifikasi yang berdasarkan naluri
(tidak berdasar pertimbangan akal).
• Rasa
takut menjadi bahaya yang mendominasi umat yang rendah dan lemah menghasilkan
kehinaan dan keterbelakangan. Takut
hingga lenyaplah kelezatan hidup dan keluhuran budi pekerti, timbul kekacauan
berpikir dan hilangnya kemampuan untuk memutuskan sesuatu, yang pada akhirnya
menghilangkan konsentrasi dan kemampuan mengidentifikasi sesuatu.
• Rasa
takut paling bahaya yaitu takut yang berasal dari suatu bayangan/ilusi. Hanya terjadi pada orang yang akalnya lemah
(anak-anak, orang bodoh, kebanyakan wanita, idiot, dll).
• Solusinya:
mengajak berfikir mendalam dan sederhanakan sesuatu yang dapat memberikan
kemudahan berpikir terhadap mereka (rasionalkan apa yang mereka takuti itu
menjadi sesuatu yang realistis dan dapat mereka indera) sehingga Takut hilang
berangsur-angsur.
• Rasa
takut yang lebih rendah bahayanya: rasa takut karena tidak mampu
mengidentifikasi sesuatu secara benar.
Dikira menakutkan padahal tidak. Contohnya melihat anjing tidur dikira
anjing gila sehingga menghindari. Padahal seandainya diketahui maka tidak akan
takut.
• Kesalahan
serupa terjadi pada hal-hal abstrak, misalnya takut salah menulis makalah,
menyampaikan khutbah; diskusi dengan seorang penguasa/petinggi maupun tokoh
masyarakat, karena khawatir akan membawa akibat buruk bagi dirinya.
• Rasa
takut lain: tidak bisa membedakan akibat dari perbuatannya jika mengerjakan dan
tidak sebagaimana takut pada hal-hal yang dikira akibatnya buruk padahal baik
dan sebaliknya. Contohnya takut dakwah pada penguasa karena takut dizalimi,
padahal tidak pernah terjadi sebelumnya. Takut mati jihad padahal jika tidak
jihad semuanya bisa dibunuh. Takut pertahankan aqidah padahal ajal tak mungkin
dimajukan dan dimundurkan. Rasa takut seperti ini sangat bahaya bagi umat:
bermental terjajah, membawa bencana, kehinaan, kehancuran.
• Tapi
dalam kondisi tertentu rasa takut berguna dan bermanfaat (harus/penting ada
karena berfungsi sebagai penjaga). Tapi juga bisa berbahaya dan membinasakan
(harus dihilangkan). Tidak boleh meremehkan bahaya, apalagi jika itu akan
menimpa seluruh umat. Maka harus dijelaskan ke umat bahaya yang akan
menimpanya, agar mereka selalu waspada dan berusaha membela diri serta
menghilangkan bahaya tersebut.
• Rasa
takut kepada Allah dan adzabNya misalnya, adalah sesuatu yang penting dan wajib
ada, karena keduanya merupakan penjaga sekaligus pengekang dan menjamin
lurusnya kehidupan. Oleh karena itu rasa
takut kepada Allah itu harus ditumbuh-kembangkan dalam jiwa, disertai
penjelasan terhadap macam-macam adzab Allah terhadap orang yang berbuat maksiyat
atau orang yang kufur, sehingga sebagian manusia akan mengikuti agama-Nya,
melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-Nya.
• Maka
takut adalah fitrah. Persepsilah yang menentukan muncul-tidaknya. Supaya tidak
berbahaya maka wajib bagi seorang manusia untuk menentukan satu persepsi yang
benar dalam kehidupannya, yang tidak lain adalah Islam.