SYARAT BERDO’A
Syarat-Syarat
Do’a
Menjauhi
Hal-Hal yang Haram
Ini adalah syarat utama bagi diterimanya do’a.
Oleh karena itu kita harus menjaga usaha kita dalam hal-hal yang halal sesuai syariah,
jika ingin do’a kita dikabulkan. Dalam sebuah hadits disebutkan,
“Kemudian Nabi Saw. menyebutkan seorang laki-laki yang telah melakukan perjalanan jauh,
rambutnya kusut dan berdebu. Orang itu mengangkat kedua tangannya ke langit
sambil berdo’a, ‘Tuhanku! Tuhanku!’ Padahal makanannya dari barang yang haram,
minumannya dari barang yang haram dan dia diasuh dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?!’” [HR.
Muslim dan At Tirmidzi]
Memperbanyak
Do’a pada Waktu Lapang dan Senang
Sifat hamba yang shalih adalah
senantiasa menjaga do’a, baik dalam keadaan senang maupun sulit. Adapun hamba
yang lupa, maka dia berlindung kepada Allah hanya pada waktu sulit saja,
kemudian melupakan-Nya. Ini adalah keadaan mayoritas manusia yang tidak
mendapat petunjuk Allah. Allah Swt. berfirman, artinya:
“Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia
menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia
berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat ini hanyalah karena
kepintaranku.” Sebenarnya itu adalah ujian.” [QS. Az Zumar: 49]
Jangan
Ingin Cepat Melihat Hasil
Saudaraku
seislam! Hati-hatilah, jangan sampai engkau berkata, “Aku telah berdo’a dan
berdo’a, namun aku tidak melihat do’aku dijawab.” Ketahuilah bahwa semua orang
yang berdo’a akan dikabulkan, selama makanan, minuman dan pakaiannya berasal
dari hasil usaha yang halal.
Adakalanya Allah mengabulkan do’amu sesuai
permintaan yang engkau minta atau Allah tahu bahwa do’amu akan mendatangkan
keburukan pada dirimu, maka Dia mengalihkan keburukan ini dan tidak
memperkenankan do’a yang terdapat keburukan.
Adakalanya dengan menghindarkan kejelekan dari
dirimu, sesuai yang engkau minta.
Perhatikanlah hadits Rasulullah Saw. berikut!
“Tidak ada seorang muslim di muka bumi yang
berdo’a kepada Allah dengan suatu do’a, kecuali Allah akan mengabulkan do’anya atau menghindarkan kejelekan darinya,
sesuai dengan do’a yang diucapkan, selama do’anya tidak mengandung dosa atau
memutus silaturrahmi.” Ada seorang laki-laki berkata, “Kalau begitu kita
memperbanyak do’a,” Nabi Saw. berkata, “Demi Allah!
Perbanyaklah do’a!” [HR.
At Tirmidzi (3564), Al Hakim (1/497) dia berkata, “Sanadnya shahih.” Ibnu Abi
Syaibah juga meriwayatkan dalam Mushannafnya (10/201)]
Setelah penjelasan ini, maka seorang muslim
harus tahu bahwa apa yang telah diatur Allah kepadanya adalah kebaikan yang
sebenarnya. Karena pengaturan Allah kepada
hamba-Nya, lebih baik dari pengaturan hamba kepada dirinya sendiri. Allah
lebih tahu kemaslahatan hamba, lebih mampu mendatangkan dan menghasilkannya
daripada hamba itu sendiri. Dia lebih bijak, lebih sayang dan lebih baik kepada
diri hamba-Nya daripada hamba itu terhadap dirinya sendiri. [At
Tawakkal Ala Allah, karya Ibnu Abi Ad Dunya]
Saudaraku seiman! Hati-hatilah, jangan sampai
anda menjadi orang yang putus asa dan berkata, “Aku telah berdo’a dan berdo’a
namun tidak dijawab,” kemudian engkau bosan dan meninggalkannya.
Rasulullah Saw. telah bersabda, artinya:
“Jangan merasa bosan dalam berdo’a, karena
tidak ada seorangpun yang sengsara disebabkan do’a.” [HR.
Ibnu Hibban dan Al Hakim dalam Al Mustadrak (1/507) dia berkata,
“Sanadnya shahih.”]
Saudaraku! Kalian harus sabar dan jangan putus
asa. Ketahuilah bahwa ibadah adalah do’a. Pahala atas do’a yang dilakukan dengan
keikhlasan kepada Allah Azza wa jalla.
Rasulullah Saw. bersabda, artinya:
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Hidup lagi Maha
Mulia. Dia malu jika hamba-Nya mengangkat kedua tangannya ke langit,
mengembalikannya dengan tidak memberi apa-apa.” [HR.
Al Hakim, dia berkata, “Sanadnya shahih.” (1/497), Abu Dawud (1488), At
Tirmidzi (3551), Ibnu Majah (3865), Ibnu Hibban dalam Shahihnya (2399)
dan Al Mawardi (876)]
Jabir bin Abdullah ra. meriwayatkan dari
Rasulullah Saw.,
beliau bersabda,
“Pada hari Kiamat Allah akan memanggil
orang mukmin, hingga orang mukmin tersebut berada di hadapan-Nya. Allah
berkata, “Hamba-Ku! Sesungguhnya Aku telah memerintahkanmu supaya berdo’a
kepada-Ku dan Aku telah menjanjikan kepada-Mu untuk menjawab do’amu, sudahkah
kamu berdo’a kepada-Ku?” Jawab hamba, “Sudah, Tuhanku!” Allah berkata,
“Bukankah Engkau tidak berdo’a dengan suatu do’a, melainkan Aku perkenankan
do’amu? Bukankah pada suatu hari engkau pernah berdo’a kepada-Ku, karena
kesusahan yang menimpamu, maka Aku hilangkan kesusahanmu itu?” Jawab orang
mukmin itu: “Benar, Tuhanku!” Allah berkata: “Maka Aku telah mempercepat dengan
mengabulkannya di dunia. Bukankah pada suatu hari engkau pernah berdo’a karena
suatu kebutuhan dan engkau ingin agar Aku memenuhinya, namun engkau tidak
melihat jawabannya?” Hamba mukmin itu berkata, “Benar, Tuhanku!” Allah berkata,
“Sesungguhnya Aku menyimpannya untukmu di surga dengan balasan ini dan ini.”
Rasulullah Saw. berkata, “Allah Swt. menerangkan bahwa setiap do’a
akan dikabulkan, adakalanya dengan dipercepat di dunia atau menyimpannya untuk
orang yang berdo’a tersebut di akhirat dan adakalanya dengan mengampuni
dosa-dosanya.” Rasulullah Saw. berkata, “Maka orang mukmin
itu berkata, “Aduhai, seandainya do’a-do’aku tidak dipercepat jawabannya di
dunia.” [HR.
Al Hakim dalam Al Mustadarak (1/394), dia berkata, “Al Fadhl bin ‘Isa Ar
Ruqasyi sendirian meriwayatkan hadits ini dan dia tidak dituduh dengan
pemalsuan hadits.” Pendapat ini didukung oleh Adz Dzahabi]
Saudaraku! Ketahuilah bahwa semua do’a yang
dikabulkan tergantung pada pakaian, makanan serta usaha yang halal sesuai hukum Islam.
Karena ini adalah syarat utama diterimanya do’a. Jika tidak begitu, maka do’a
tidak pernah dikabulkan baik di dunia maupun di akhirat.
SYARAT BERDO’A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar