Pengertian Kebangkitan
Islam
Kebangkitan Islam
(Ash-Ashahwah al-Islâmiyah)
Pengertian Ash-Shahwah diambil dari kalimat ash-Shahwu,
artinya sirnanya kabut. Yaumun Shahwun wa Samâun Shahwun (hari cerah dan
langit cerah) Juga seperti kata orang Arab: Shahhatis Samâu (langit
cerah), apabila bersih tanpa awan. Ash-Shahwu bisa juga berarti irtifâ’
an-Nahâr (tengah hari) [Al-Mu’jam al-Wasîth, materi Shad Ha’
Waw: hal.528]
Menurut pengarang Lisânul Arab, ash-Shahwu bisa juga
berarti mabuk (tidak sadar) telah hilang. [Juz 14, hal.452-453] Makna ini disandarkan dengan kata umat Islam, ketika hendak
menggambarkan kesadaran,
keterjagaan dan kembalinya umat Islam kepada kebenaran. Jadi arti ash-Shahwu
adalah sadar, terjaga dan kembali waspada setelah lalai, lupa dan tidak sadar.
Maka, ash-Shahwah al-Islâmiyah artinya benar-benar kembali
kepada Allah Swt., secara akidah, ibadah, thariqah perjuangan, hukum, dan
kembali kepada apa yang dilakukan oleh orang-orang saleh terdahulu, jauh dari
penyelewengan akidah dan segala sistem masyarakat. [serupa dengan ini: Majdi ad-Daghir,
Majallah al-Wa’yu al-Islâmi al-Kuwaitiyah, edisi 360, Sya’ban 1416 H/
Januari 1996 M: hal.20]
Fenomena kebangkitan Islam termasuk salah satu berita gembira terbesar
kejayaan umat Islam. Ia adalah kejadian bersejarah yang memiliki petunjuk atau
bukti. Ia datang setelah adanya usaha keras para Zionis selama hampir dua abad
untuk mengalihkan arah umat Islam dari agamanya dan memisahkan mereka darinya.
Ia juga datang saat manusia berada di salah satu persimpangan perjalanan sejarahnya,
yang mana manusia sudah mulai putus asa dengan peradaban sistem kufur
kapitalisme dan menunggu-nunggu hadirnya solusi baru. [serupa dengan ini: Muhammad Quthub, Wâqi’una
al-Mu’âshir, hal.12]
Kebenaran di manapun adalah Islam, sekalipun memberontak darinya orang
yang memberontak atau menyesatkan darinya orang yang sesat.
“Sesungguhnya harapan besar tergantung pada generasi pembawa berkah
ini, generasi kebangkitan Islam yang mana sejarah pada masa ini sedang
menyaksikan kelahirannya di banyak negara di bumi Allah. Di tangan generasi
yang ditunggu-tunggu ini, Allah akan menyelamatkan manusia kembali sebagaimana
Dia telah menyelamatkan mereka di tangan saudara-saudara mereka dahulu, hingga
kembali dapat memulai perjalanan hidup yang suci di bawah naungan wahyu ilahi.”
[Abdus Sattar Fathullah Said, Ma’rakatul Wujûd Baina al-Quran wa
at-Talmûd: hal.28-29]
“Para musuh Islam, dari Yahudi, salibis dan lain-lain berusaha untuk
menghalang lahirnya kebangkitan Islam ini, sebab mereka yakin seratus persen
bahwa adanya kebangkitan ini adalah kiamat bagi mereka. Mereka berusaha keras
untuk menghalanginya dengan usaha yang anarkis dan menggunakan segala cara-cara
syaitan serta tipu muslihat yang sangat keji.
Tetapi kekuatan keimanan mampu menghancurkan setiap konspirasi untuk
menghabisi Islam, juga kekuatan ini saling bantu-membantu untuk memproklamirkan
kalimat Allah ke seluruh alam di hadapan kekuasaan Barat, sebagaimana yang juga
dilakukan sebelumnya di hadapan dua kekuasaan Persia dan Romawi.” [Anwar al-Jundi, al-Mu’âsharah
fi Ithâril Ashâlah, hal.74]
“Sungguh, kebangkitan Islam datang berdasarkan ketentuan dari Allah
Swt. untuk mengeluarkan umat ini dari kesia-siaan yang sedang menimpanya dan
menjadikannya seperti buih yang diseret oleh banjir, lalu membawanya kepada
istiqamah (tetap/kokoh) di jalan kebenaran, juga dapat kembali memperkokoh
akar-akarnya dan melaksanakan peran barunya dalam kehidupannya, yakni
menyelamatkan dirinya dari kehinaan, peremehan dan perpecahan. Pada waktu yang
sama pula dapat memancarkan sinar untuk manusia yang kebingungan agar dapat
kembali menemukan jalannya.” [Anwar al-Jundi, al-Mu’âsharah fi Ithâril Ashâlah:
hal.80]
Para imperialis mempergunakan segala kemampuan yang bisa mereka
pergunakan dan manusia mengira pada satu masa bahwa imprialis telah menang, dan
umat Islam ini masih tertidur pulas, tak akan bangun-bangun lagi. Namun
tiba-tiba ia bangun dan bangkit seakan-akan tak pernah tidur sebelumnya.
[menurut Sayyid Quthub, Fi at-Tarikh Fikratun wa Minhâjun, hal.9]
Inilah tabiat umat Islam. Ia mampu menyembuhkan dirinya. Umat Islam,
sekalipun pernah dihinggapi beberapa penyakit yang melemahkan iman dan
menjauhkannya dari manhaj Allah, namun di antara rahmat dan kasih sayang Allah,
Dia menugaskan untuk umat ini orang-orang pembangkit.
“Sesungguhnya Allah akan mengutus untuk umat ini di awal setiap
seratus tahun, orang yang membangkitkan agamanya.” [HR. Abu Daud dalam Sunan-nya:
juz 4 hal.109, dari Abu Hurairah
ra. Hadits ini derajatnya hasan]
Para ulama yang mampu mengumpulkan kembali Umat dari kepingan-kepingan
perpecahan, menghidupkannya dari kematian dan menyadarkannya dari ‘koma’nya;
dengan Islam yang murni dan lengkap inilah dia mampu membangkitkan.
Pengertian Kebangkitan Islam