Muslimah yang memakai jilbab atau sekedar berkerudung, sekarang sudah jadi pemandangan biasa. Kiprahnya juga ada di mana-mana. Jadi guru, pengusaha dan lain-lain. Tapi apakah seperti itu kebangkitan Muslimah? Tunggu dulu! Koruptor juga ada yang Muslimah. Mereka juga pakai kerudung di sidang pengadilan. Video mesum juga ada yang pelakunya remaja berkerudung, bahkan dari sekolah Islam. Apakah seperti ini kebangkitan Muslimah?
Banyak terjadi kepribadian muslimah itu seolah hanya tampilan luarnya saja. Sekadar 'bungkus'-nya. Sementara 'isi'-nya, sama sekali bukan cerminan Muslimah sejati. Tentunya mengherankan bagaimana bisa pelajar sekolah Islam berzina dan membuat rekamannya? Kalau dia ber-Islam luar-dalam, pasti tidak akan terjadi seperti itu.
Bukan seorang Muslimah sejati juga jika terlibat korupsi, suap-menyuap dan kemaksiatan lainnya. Pantas dipertanyakan juga, jika Muslimah berkerudung malah duduk jadi penguasa pembuat ataupun pelaksana hukum tapi nyata-nyata hukum kufur yang diterapkan atas umat.
Itu semua terjadi karena tidak ada kesesuaian antara pola pikir dan pola sikap, antara pemahaman dan perbuatan. Mereka bisa saja berbusana Islami, tapi pemikirannya sekuler, liberal dan terpengaruh Barat. Dan sayang sekali, mungkin ada juga yang berniat membela Islam, tapi justru menjadi pelaku dalam sistem kufur demokrasi yang menempatkan “musyawarah” manusia mengalahkan hukum-hukum Allah SWT.
Pengurus MUI Kota Bogor Drs. Amirudin Abu Fikri MA, menjelaskan bahwa MUI telah mengeluarkan peringatan tentang bahaya SIPILIS (Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme).
“Liberalisme adalah paham yang bertentangan dengan Islam. Liberalisme adalah paham yang wajib dijauhi oleh Kaum Muslimin. Liberalisme tidak layak untuk manusia, lebih layak untuk binatang. Menerapkan liberalisme sejatinya lebih menjadikan manusia sebagai binatang.
MUI memandang bahwa liberalisme adalah virus yang meracuni jantung umat ini. Dampak yang ditimbulkan dari liberaliisme ini sudah menyentuh pada aspek aqidah, pendidikan, politik dan seterusnya,” papar ustadz yang berkecimpung sangat lama dalam dunia pendidikan Islam tersebut secara panjang lebar.
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ
Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (HR al-Hakim, al-Khathib, Ibn Abi ‘Ashim dan al-Hasan bin Sufyan). Imam an-Nawawi dalam Al-Arba’un mengatakan, “Hadis ini hasan shahih. Kami telah meriwayatkan hadis ini dalam kitab Al-Hujjah dengan sanad sahih.”
makna “lâ yu`minu ahadukum” adalah iman yang paripurna, bukan menafikan iman. Sebab, orang yang hawa nafsunya tidak mengikuti syariah sehingga ia bermaksiat, secara umum kemaksiatan itu tidak menjadikan dirinya kafir.
Dengan demikian hadis ini bermakna: seseorang tidak akan mencapai derajat Mukmin yang paripurna imannya sampai seluruh keinginan, kecenderungan dan kecintaannya mengikuti apa yang dibawa oleh Rasul saw.; baik perintah, larangan ataupun yang lainnya. Dengan itu ia menyukai apa yang diperintahkan dan tidak menyukai apa yang dilarang.
syariah yang dibawa Nabi saw. lebih dia kedepankan daripada hawâ-nya; daripada kecenderungan atau kecintaannya. Jika keinginannya bertabrakan dengan apa yang Nabi saw. bawa maka ia mengalahkan keinginannya dan memenangkan apa yang Nabi saw. bawa. Sebab, al-hawâ menjadi tâbi’ (yang mengikuti), sementara apa yang Rasul saw. bawa, yaitu Islam dan syariahnya, adalah yang diikuti (al-matbû’). Semua kemaksiatan itu muncul karena hawa nafsu lebih didahulukan daripada kecintaan kepada Allah SWT dan Rasul saw.
Allah SWT menyifati orang-orang musyrik dalam banyak ayat, bahwa mereka mengikuti hawa nafsu (Lihat, misalnya: QS al-Qashshash [28]: 50. Karena itu Allah SWT melarang kita untuk mengikuti hawa nafsu (QS an-Nisa’ [4]: 135).
Untuk itu, Islam dan syariahnya harus kita jadikan standar dan pedoman. Semua keinginan, kecenderungan dan kesukaan dan tidaknya harus kita tundukkan pada ketentuan Islam dan syariahnya. Untuk mewujudkan itu kita harus bersungguh-sungguh mengerahkan segala daya upaya menundukkan hawa nafsu. Allah SWT menyediakan pahala yang besar dan surga bagi siapa saja yang bisa merealisasikan ini (QS an-Nazi’at [79]: 40-41). Mari kita urai satu per satu kemudhorotan liberalisme yg muncul:
Di bidang Politik, sudah tercipta sistem perpolitikan yg carut marut penuh dgn intrik, kolusi dan korupsi Di bidang pendidikan, terjadi kegagalan sistemik dalam penciptaan generasi yang berprestasi dan bertaqwa kepada Allah SWT Di bidang Ekonomi, terbukti sampai sekarang tidak tercapai
kesejahteraan yang diidamkan rakyat semakin sulit memenuhi kebutuhan
hidupnya. Di bidang sosial, masyarakat dipaksa hidup di tengah individualistik dan kebebasan berperilaku, bersikap dan berpendapat. Di bidang keagamaan/aqidah, muncul paham-paham rusak dan merusak serta menyesatkan.
Pertanyaannya….
Sampai kapan hal ini atau kondisi ini akan terus berlangsung?
Menjadi tugas kita semua untuk berperan serta mengatasi permasalahan ini.
Ketahanan pangan dalam sistem Islam tidak terlepas dari sistem politik
Islam. Politik ekonomi Islam yaitu jaminan pemenuhan semua kebutuhan
primer (kebutuhan pokok bagi individu dan kebutuhan dasar bagi
masyarakat) setiap orang individu per individu secara menyeluruh,
berikut jaminan kemungkinan bagi setiap orang untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sekunder dan tersiernya, sesuai dengan kadar
kesanggupannya sebagai individu yang hidup dalam masyarakat yang
memiliki gaya hidup tertentu.
pada dasarnya pangan merupakan komoditas penting yang menjadi hak
manusia. Dan negara wajib menjamin ketahanan pangan. Tetapi pada
faktanya masih ada yang makan nasi aking, meninggal gara-gara kelaparan.
Dan hal itu tidak hanya terjadi di klaten, bahkan dunia juga menjadi
sorotan penting. PBB mencanangkan Hari Pangan Sedunia sebagai langkah
dalam mewujudkan ketahanan pangan. Tetapi 33 tahun HPS sudah diperingati
belum sepenuhnya tercapai juga.
pada umumnya daerah di Indonesia merupakan daerah surplus pangan
(serealia), dan ketersediaan pangan pada tingkat nasional memadai.
Namun justru beberapa kabupaten di provinsi Papua, Kepulauan Riau,
Jambi, Kalimantan Tengah, sebagian provinsi Maluku dan Maluku Utara
mengalami kekurangan serealia. Disisi lain terjadi peningkatan luar
biasa impor pangan. Impor beras meningkat 141 %, jagung 89 %, dan
kedelai 19 %. Konversi lahan pertanian ke non pertanian terus terjadi,
serta reformasi agraria tidak kunjung direalisasikan (7 juta hektar
lahan yang cocok untuk pertanian dibiarkan terlantar).
Dalam laporan terbaru FAO (2013) yang bertajuk “The State of Food
Insecurity in The World” terungkap bahwa sekitar 842 juta orang atau
satu di antara delapan penduduk dunia menderita kelaparan kronis.
Laporan tersebut bahkan mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang
tinggi di banyak negara tidak mampu menyentuh setiap penduduk dan tidak
dapat memberikan lebih banyak pekerjaan yang lebih baik sehingga belum
mampu mengatasai persoalan pangan ini.
Terpenuhinya kebutuhan pokok akan pangan bagi tiap individu ini akan
menentukan ketahanan pangan sebuah negara. Selain itu, ketersediaan dan
keterjangkauan bahan pangan yang dibutuhkan oleh rakyat besar
pengaruhnya terhadap kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia.
Hal itu berpengaruh pada kemampuan, kekuatan dan stabilitas negara itu
sendiri. Juga mempengaruhi tingkat kemajuan, daya saing dan kemampuan
negara untuk memimpin dunia. Lebih dari itu, negara harus memiliki
kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok dan pangan utama dari
daam negeri. Sebab jika pangan pokok dan pangan utama berkaitan dengan
hidup rakyat banyak tergantung pada negara lain melalui impor hal itu
bisa membuat nasib negar tergadai pada negara lain. Ketergantungan pada
impor bisa membuka jalan pengaruh asing terhadap politik, kestabilan
dan sikap negara. Ketergantungan pada impr juga berpengaruh pada
stabilitas ekonomi dan moneter, bahkan bisa menjadi pemicu krisis.
Akibatnya stabilitas dan ketahanan negara bahkan eksistens negara
sebagai negara yang independen, secara keseluruhan bisa menjadi taruhan. Pada faktanya masyarakat masih ada kelaparan, bahkan setelah kedelai di
pasaran melambung, kini giliran harga susu sapi di Jatinom Klaten ikut
naik (Solopos.com/11-09-2013), ungkap Budi. Permasalahan ketahanan
pangan di Indonesia dapat dilihat dari aspek-aspek ketersediaan pangan,
adanya monopoli bahan pangan dan menumpuknya kendali supply pangan pada
sekolompok orang akibat dari tidak adanya pembatasan impor meski
ketersediaan sudah memadai. Aspek kedua mengenai distribusi yang tidak
merata dengan permasalahan akses fisik ke desa-desa sulit dan kemiskinan
yang ada. Masalah konsumsi dan gizi juga menjadi sorotan dalam
ketahanan pangan dimana keadaan pemanfaatan pangan dan situasi gizi
masyarakat yang rendah.
penyebab krisis pangan secara makro terkait penerapan sistem ekonomi
kapitalis yang berasas sekuler (pemisahan agama dari kehidupan) dengan
prinsip dasar free entrepreneur dimana prinsip inimengurangi/meniadakan
peran negara dalam pengelolaan sumberdaya dan pelayanan masyarakat,
terjadinya kesenjangan pendapatan serta praktek-praktek ekonomi yang
mengganggu stabilitas ekonomi (korupsi, suap, monopoli, penimbunan, dan
sebagainya). Permasalahan pangan ini tidak bisa dipandang sebagai
permasalahan yang parsial dan Islam memberikan solusi komprehensif untuk
menanggulanginya. Negara Khilafah sebagai institusi pengayom umat
bertanggungjawab untuk melindungi kebutuhan dan kepentingan rakyatnya.
Pada pertengahan 2012 suatu konferensi para ekonom pertanian dunia di
Brazil membahas sebuah topik menarik tentang pangan dengan tajuk “1 billion hunger 1 billion obesity“.
Para ahli memperkirakan terdapat sekitar 1 miliar penduduk dunia yang
kelaparan dan pada saat yang sama terdapat 1 miliar penduduk yang
menderita kegemukan. Distribusi penduduk yang lapar dan obsesitas
tersebut ternyata tidak merata. Kelaparan banyak ditemukan di negara
berkembang sementara obesistas banyak ditemukan di negara maju. Kondisi
ini memunculkan sebuah pertanyaan besar, apakah kelaparan yang menjadi
persoalan dunia saat ini lebih disebabkan oleh kelangkaan sumberdaya
pangan di dunia ataukah besarnya ketimpangan antar negara dalam
mengakses dan mengekstrak sumberdaya?
ketahanan pangan dalam Islam mencakup: (1) Jaminan pemenuhan kebutuhan
pokok pangan oleh Khilafah; (2) Ketersediaan pangan dan keterjangkauan pangan oleh
individu masyarakat; dan (3) Kemandirian Pangan Negara.
Islam merupakan agama yang tidak hanya mengurusi permasalahan ibadah
mahdho saja. Tetapi Islam begitu sempurna, dalam masalah ekonomi seperti
ketahanan pangan pun Islam punya solusinya. Ketahanan
pangan dalam islam, memandang pemenuhan kebutuhan pokok dengan
ketersediaan dan keterjangkauan pangan oleh tatanan individu masyarakat.
Serta ditambah dengan kemandirian negara. Islam mewujudkan ketahanan
pangan, dari tatanan individu, masyarakat dan negara. Ketiganya itu
mempunyai peran yang saling berkaitan.
saatnya untuk mulai melaju, kutanya kamu satu pertanyaan...
apa yang membuatmu masih nonton serial ini?
kuberitahu mengapa kamu di sini
kamu di sini karena kamu tahu sesuatu yang kamu tak bisa jelaskan tapi kamu merasakannya seumur hidupmu sesuatu yang salah dengan dunia ini. mengganggu pikiranmu. itulah yang membawamu padaku.
apa itu "New World Order"?
itu ada di sekitar kita bahkan sekarang di ruang ini. kamu bisa lihat itu di luar. atau ketika menonton TV. ketika pergi kerja. ketika harus bayar pajak.
dunia yang mengkaburkan matamu. menutupimu dari kebenaran.
kebenaran apa?
bahwa kamu adalah budak. seperti juga orang lain. dalam penjara yang kamu tak bisa cium baunya atau sentuh.
PENJARA untuk PIKIRANMU
apa arti al dajjal?
jika kamu lihat kata dasarnya kata dajjala digunakan orang Arab ketika unta berpenyakit maka mereka memberi pemoles. sehingga kamu tak lihat penyakitnya. unta itu kelihatannya bagus.
dajjal memoles yang "penyakitan" dan membuat "penyakit" kelihatan bagus
idenya adalah bahwa dajjal akan keluar dan memberitahu bahwa dunia inilah surga. kebalikan dari nabi Isa as. bahwa kesenangan dunia ini membutakanmu dari amalan untuk akhirat. dajjal akan mengatakan bahwa akhirat adalah ilusi.
seperti iklan bir budweiser: kamu cuma hidup sekali maka ambil semua kesenangan yang bisa kamu dapat
inilah pesan zaman (sekular) ini. pesan materialisme. bahwa kebahagiaan itu melalui belanja. beli lagi dan bersenanglah. jangan khawatir, bersenang-senanglah saja.
di uang 1 dollar ada tulisan "stempel agung" gambar piramida dengan 1 mata. mata satu maksudnya tuhannya mason: dewa matahari ray.
piramid dibangun kecuali puncaknya. mata satu belum turun. mereka meyakini proyek mereka belum selesai. tulisan annuit coeptis->dia (mata satu) senang dengan proyek kami.
proyeknya adalah: sekularisasi dunia mengosongkan dunia dari agama (tauhid) itulah tulisan 'novus ordo seclorum' tata baru sekular atau tata baru duniawi
"Tata Baru Duniawi" yang dibangun atas ilusi (tipuan) dan materialisme
"Gapailah Impian ala Amerika"
"Tanah Peluang"
dunia matre yang dipenuhi kesenangan duniawi, yang kamu tidak pernah sungguh-sungguh dapatkan
tapi melalui ilusi "dajjal", kamu mencurahkan seluruh hidupmu untuk berupaya menggapainya
untuk mencapainya, kamu harus jadi bagian dari sistem, kamu harus melayani sistem (sistem rusak yang ada)