LENTERA KEBANGKITAN
Kita Adalah Milik Allah
@Zakariya al-Bantany
Indonesia tempat kita
lahir, tempat berpijak dan tempat bernaung kita ini adalah milik Allah, sebab
Indonesia bagian dari buminya Allah. Karena, Bumi ini ciptaan Allah dan
miliknya Allah. Allah SWT berfirman:
"Allah-lah yang
menjadikan bumi untukmu sebagai tempat menetap dan langit sebagai atap, dan
membentukmu lalu memperindah rupamu serta memberimu rezeki dari yang baik-baik.
Demikianlah Allah, Tuhanmu, Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam." (TQS. Ghafir:
64)
"Dan apakah
orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari
air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?" (QS. Al-Anbiya: 30)
Dan kita pun sebagai
manusia adalah miliknya Allah pula. Sebab kita pun ciptaannya Allah. Allah SWT
berfirman:
"Dan sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah."
(QS. Al-Mukminun: 12)
Allah SWT pun
menciptakan kita di muka bumi ini melainkan hanya untuk menjadi hamba-Nya
semata yaitu hanya untuk mengabdi dan beribadah atau menyembah Allah SWT semata
yakni menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya
dengan kata lain hanya untuk menjalankan hukum-hukum Allah SWT (Syariah Islam)
semata. Allah SWT berfirman:
"Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."
(QS. Adz-Dzariyat: 56)
"Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam."
(QS. Ali Imran: 102)
Allah SWT pun telah
menakdirkan kita sebagai Khalifah-Nya di muka bumi ini dalam mengelola dan
mengurusi bumi milik Allah ini hanya dengan hukum-hukum Allah semata. Allah SWT
berfirman:
"Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang Khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS.
Al-Baqarah: 30)
Bahkan Allah SWT pun
memerintahkan kita untuk menjalankan hukum-hukum Allah atau Syariah-Nya
tersebut secara totalitas dalam segala aspek kehidupan mulai dari urusan kamar
mandi, sumur, kasur, dapur, pasar hingga urusan negara di muka bumi-Nya ini dan
dalam mengelola dan mengurusi bumi Allah ini agar diraih ridha Allah dan berkah
Allah. Allah SWT berfirman:
"Hai orang-orang
yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu
turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu." (QS. Al-Baqarah: 208)
“Maka putuskan hukum
di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan jangan menuruti hawa
nafsu mereka untuk meninggalkan kebenaran yang telah diturunkan padamu…” (QS.
Al-Maidah: 48)
“Dan hendaklah kamu
memutuskan hukum di antara mereka menurut apa yang telah diturunkan oleh Allah
(Al-Quran) dan jangan menuruti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah jangan
sampai mereka mempengaruhimu untuk meninggalkan sebagian apa yang diturunkan oleh
Allah kepadamu.” (QS.Al-Maidah: 49)
“Dan barangsiapa yang
tidak berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu
orang-orang kafir.” (QS. Al-Maidah: 44)
"Dan barangsiapa
yang tidak berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu
orang-orang zhalim." (QS. Al-Maidah: 45)
"Dan barangsiapa
yang tidak berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu
orang-orang fasik." (QS. Al-Maidah: 47)
"Maka demi
Tuhanmu, mereka tidak beriman sehingga mereka bertahkim
kepadamu dalam segala perselisihan di antara mereka. Kemudian mereka tidak
merasa keberatan dalam hatinya menerima hukummu (putusanmu) dan mereka
sepenuhnya menyerah kepadamu.” (QS. An-Nisa: 65)
“Wahai orang-orang
beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul dan Ulil Amri di antara kamu (Kaum
muslimin).” (QS. An-Nisa: 59)
"Jika kamu
menghukumi di antara manusia, maka hukumilah kamu dengan (hukum) yang
adil." (QS. An-Nisa: 58)
"Sesungguhnya
jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya
agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, "Kami
mendengar, dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. An-Nuur: 51)
Syaikh Sayyid Qutb rahimahullah, berkata: “Umat dalam tatanan
Islam yaitu mereka yang memilih Hakim yang melaksanakan Syariah Islam. Akan
tetapi Hakim bukan sebagai sumber hukum. Dan hakim mengambil sumber hukum dari
Allah SWT. Semua manusia di muka bumi ini yang sering dinamakan bangsa tidak
memiliki hukum. Dan yang memiliki hukum adalah Allah SWT. Manusia hanya diberi
tugas wajib melaksanakan hukum-Nya (Syariah Islam). Jika tidak melaksanakan
Syari’at Islam itu , maka tidak ada kekuasaan dan tidak ada hukum.” [Abdul
Mun’im, At-Thoghut, 116, Darul Bayariq,
1995]
Manusia yang memiliki
tuduhan miring terhadap Syariah Islam oleh Allah ditetapkan sebagai pembangkang
(kafaru) dan yang menuduh miring
terhadap Syariah Islam itu (jika) adalah orang yang mengerti Islam seperti dari
kalangan partai Islam, ormas Islam atau tokoh Islam lainnya, maka digolongkan
kepada kelompok pendusta (kadz-dzabu)
ayat Alloh SWT. Orang-orang yang demikian itu hakekatnya bukan musuhnya
orang-orang mukmin yang sedang da’wah memperjuangkan tegaknya Islam dan kedaulahannya, namun sudah menjadi musuh Allah
SWT. Allah SWT berfirman:
“Dan sungguh telah
kami utus Rasul untuk setiap umat, agar menyembah (ibadah) kepada Allah dan
menjauhi thoghut, maka di antara mereka
(umat) ada yang diberi hidayah oleh Allah, dan sebagian dari mereka diberi
kepastian sesat.” (QS. An-Nahl: 36)
Peringatan bagi
manusia yang ada di muka bumi ini, baik bagi yang menuduh miring terhadap
Syariah Islam dan Khilafah Islam pelaksana Syariah maupun yang menganggap lurus
(iman), maka Allah memberikan ancaman bagi yang menuduh miring, baik dalam
kategori mendustakan (kadz-dzabu) dengan
firman-Nya:
“Dan orang-orang yang
membangkang (kafir) dan mendustakan ayat-ayat kami (Al-Qur’an), mereka itu
menjadi penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al-Baqoroh: 39)
Kategori membangkang (kafaru) dan mendustai (kadzabu) satu ayat dari bagian ayat-ayat Al-Qur’an sama dengan
membangkang secara keseluruhan. Karena konsekuensinya bagi orang-orang yang
beriman kepada Allah secara pasti adalah wajibnya iman kepada hukum-Nya
(Syariah Islam) secara total, karena semua dari Al-Qur’an dan Sunah Rasul Saw.,
jika mengingkarinya, maka orang tersebut hukumnya menjadi kafir.
Syaikh Taqiyyuddin
An-Nabhani rahimahullah menjelaskan:
"Bahwa mengingkari hukum syara’ (Syariah Islam) secara global atau
sebagian itu sama saja dalam kekafiran, baik masalah ubudiyah maupun muamalah.
Satu contoh kafir terhadap shalat, sama saja kafir terhadap ayat masalah
jual-beli dan hukum riba…" [Syaikh Taqiyudin an-Nabhani, Nidzomul Islam, 13].
Jadi, jika kita tidak
mau diatur dengan Syariahnya Allah khususnya dalam muamalah kehidupan bernegara
di buminya Allah ini, atau jika kita masih juga ngotot tidak mau diatur dengan
Syariah Allah tersebut, namun justru kita dengan sok pintar dan dengan sombongnya
membuat hukum sendiri dan menerapkan sistem hukum kufur dajjal warisan penjajah
kafir barat yang bernama demokrasi kapitalisme sekulerisme dan memusuhi serta
mengkriminalisasi ajaran Islam yang telah disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya
seperti Syariah perihal Dakwah, Jihad dan Khilafah, maka, silahkan kita monggo keluar dari buminya Allah ini dan bila
perlu silahkan kita keluar dari kolong langitnya Allah.
Sebab langit dan jagad
raya ini pun adalah ciptaan Allah dan miliknya Allah semata, sebaliknya kita
ini tidak punya apa-apa, tiada daya dan upaya melainkan hanyalah Allah yang
Maha Kuasa. Allah SWT berfirman:
"Allah lah yang
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam
masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain
daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at.
Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (QS. As-Sajadah: 04)
Bila perlu carilah
tuhan selain Allah kalau ada..?! Sebab tidak ada Tuhan selain Allah, tidak ada
yang patut ditaati dan tidak ada yang patut disembah serta tidak ada yang patut
diibadahi selain Allah semata. Laa ilaha
illallah Muhammadurrasulullah. Allah SWT berfirman:
"Dialah yang
hidup kekal, tidak ada tuhan selain Dia; maka sembahlah Dia dengan tulus ikhlas
beragama kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.”
“Katakanlah
(Muhammad), "Sungguh, aku dilarang menyembah sesembahan yang kamu sembah
selain Allah, setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dari Tuhanku; dan
aku diperintahkan agar berserah diri kepada Tuhan seluruh alam."
“Dialah yang
menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal
darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu
sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan
sebelum itu. (Kami perbuat demikian) agar kamu sampai pada kurun waktu yang
ditentukan, agar kamu mengerti.”
“Dialah yang
menghidupkan dan mematikan. Maka apabila Dia hendak menetapkan sesuatu urusan,
Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu
itu." (QS. Ghafir: 65-68)
Jangan sampai kita
bernasib tragis seperti iblis yang terusir dari surga dan menjadi makhluk
paling terkutuk di jagad raya ini dan dipastikan masuk neraka selama-lamanya
karena durhaka dan membangkang perintah Allah atau membangkang Syariah Allah
seperti termaktub dalam firman Allah SWT ini:
“Dan (ingatlah) ketika
Kami berfirman kepada Para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” Maka sujudlah
mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir." (QS. Al Baqoroh: 34)
Setelah Allah SWT
menciptakan Nabi Adam as., maka Allah SWT memerintahkan seluruh malaikat
termasuk iblis untuk bersujud kepada Nabi Adam as. bukan dengan sujud ibadah
namun sebagai penghormatan kepadanya, menampakan kelebihannya dan sebagai bukti
ketaatan mereka kepada Allah SWT.
Seluruh malaikat
mentaati perintah Allah SWT dengan bersujud kepada Nabi Adam As., kecuali iblis
dikarenakan kengganannya menjalankan perintah-Nya dan kesombongannya.
Perbuatannya ini menjadikannya keluar dari ketaatan kepada Allah SWT dan
menjadikannya sebagai makhluk Allah pertama yang kafir kepada-Nya.
Adapun makna
iblis—menurut Abu Ja’far—menggunakan pola if’iil
dari kata al-iblaas yaitu putus
asa dari kebaikan, penyesalan dan kesedihan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas
berkata, ”Iblis berarti yang telah Allah jadikan dirinya berputus asa dari
seluruh kebaikan dan menjadikannya setan yang terkutuk dan mendapatkan siksa
dikarenakan kemaksiatannya.” [Tafsir
Ath-Thabari, I/509].
Tidak ada perbedaan di
kalangan para Ulama bahwa perbuatan iblis yang tidak bersujud kepada Nabi Adam
As. menjadikan dirinya diusir dari surga untuk selama-lamanya, sebagaimana
dalam firman-Nya:
Allah berfirman: “Maka
keluarlah kamu dari surga. Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk.
Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan." (QS. Shaad:
77-78)
Allah berfirman:
“Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku
menyuruhmu?” Iblis menjawab: “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya
dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Al-A’raf: 12)
Allah berfirman:
“Keluarlah kamu dari Surga itu sebagai makhluk terhina lagi terusir.
Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan
mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya.” (QS. Al-A’raf: 18)
Imam Ath-Thabari Rahimahullah berkata:
“Ini sumpah dari Allah
yang Maha terpuji. Dia bersumpah, siapapun yang mengikuti musuh Allah, Iblis,
dari bani Adam dan mentaatinya: Sesungguhnya Allah akan memenuhi Neraka
Jahannam dari mereka semua. Maksudnya: Orang-orang kafir dari bani Adam yang
menjadi pengikut Iblis, juga Iblis beserta keturunannya.” [Tafsir Ath-Thabari, 8/139]
Wallahu a'lam bish shawab.[]
#2019TumbangkanDemokrasi
#2019TegakkanKhilafah
[]
@Zakariya al-Bantany
(Artikel ini tanpa
tulisan Arabnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar