LENTERA KEBANGKITAN
Memilih Pemimpin Itu Perkara
Surga Dan Neraka
@Zakariya al-Bantany
…Karena itulah,
memilih pemimpin negara bukan sekedar memilih orangnya saja, tapi juga memilih
dengan cara apa ia memimpin, mengurus dan mengelola negara tersebut. Apakah ia
memimpin, mengurus dan mengelola negara dengan caranya Allah yakni cara Islam
ataukah justru cara hawa nafsu pribadinya dan cara hawa nafsu mayoritas manusia
seperti cara demokrasi, cara komunis, cara teokrasi, cara monarkhi dan cara
barbar..?!
Karena itulah, bila
kita salah memilih pemimpin negara atau penguasa, di mana pemimpin negara yang
kita pilih tersebut dalam visi dan misi serta tujuan dan seluruh program
kerjanya dalam memimpin, mengurus dan mengelola negara tidak mau menggunakan
caranya Allah atau cara Islam namun justru menggunakan cara hawa nafsu manusia
seperti cara demokrasi, cara komunis, cara teokrasi, cara monarkhi dan cara
barbar.
Maka, kita yang
memilih pemimpin negara yang tidak mau menggunakan cara Islam, tentunya akan
memperoleh dosa investasi atas dosa-dosa yang dilakukan oleh penguasa dzhalim
yang kita pilih tersebut. Dan dosa yang terbesar yang dilakukan oleh kita dan
penguasa tersebut adalah telah mencampakkan hukum Allah (yakni Syariah Islam:
Al-Qur’an dan As-Sunnah) dan justru menerapkan hukum jahiliyah buatan manusia
seperti demokrasi kapitalisme sekulerisme, sosialisme komunisme, teokrasi,
monarkhi dan barbar.
Jika seandainya
pemimpin negara tersebut mati dan masuk neraka gara-gara tidak mau menggunakan
cara Islam, maka kita pun akan ikutan
terseret menemani pemimpin dzhalim tersebut ke neraka. Sebab kitalah yang
memilih pemimpin dzhalim tersebut dan kita pun rela dipimpin bukan dengan cara
Islam serta tentunya pun setiap pilihan hidup kita akan dimintai
pertanggungjawabannya oleh Allah SWT termasuk pemimpin, dan yang dipimpin pun
akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT di Yaumil hisab kelak.
وعن
بن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلّم قال: كُلُّكُمْ رَاعٍ
وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعيّتِهِ, والأميرُ راعٍ, والرّجُلُ راعٍ على أهلِ
بيتِهِ, والمرأةُ رَاعِيَّةٌ على بيتِ زوجِها وَوَلَدِهِ, فكلّكم راعٍ وكلّكم
مسئولٌ عنْ رَعِيَّتِهِ. (متفق عليه)
Dari Ibn Umar
radhiyallahu 'anhuma, dari Nabi Saw., beliau bersabda:
“Kalian adalah
pemimpin dan kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kalian.
Seorang penguasa adalah pemimpin, seorang suami adalah seorang pemimpin seluruh
keluarganya, demikian pula seorang isteri adalah pemimpin atas rumah suami dan
anaknya. Kalian adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungtawaban atas
kepemimpinan kalian." (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah SWT pun
berfirman:
إِذْ
تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ
وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ ﴿١٦٦﴾ وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ
لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا ۗ كَذَٰلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ ۖ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ
"Ketika
orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya,
dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus
sama sekali.
Dan berkatalah
orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti
kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari
kami.” Demikianlah Allâh memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi
sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api
neraka." (QS. Al-Baqarah: 166-167)
وَبَرَزُوا
لِلَّهِ جَمِيعًا فَقَالَ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا
لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنْتُمْ مُغْنُونَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ
شَيْءٍ ۚ قَالُوا لَوْ هَدَانَا اللَّهُ
لَهَدَيْنَاكُمْ ۖ سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَجَزِعْنَا
أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِنْ مَحِيصٍ
"Dan mereka
semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allâh, lalu
berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong:
“Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu
menghindarkan daripada kami azab Allâh (walaupun) sedikit saja?” Mereka
menjawab: “Seandainya Allâh memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat
memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah
bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri."
(QS. Ibrâhîm: 21)
وَإِذْ
يَتَحَاجُّونَ فِي النَّارِ فَيَقُولُ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا
إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنْتُمْ مُغْنُونَ عَنَّا نَصِيبًا مِنَ
النَّارِ ﴿٤٧﴾ قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُلٌّ فِيهَا إِنَّ اللَّهَ
قَدْ حَكَمَ بَيْنَ الْعِبَادِ
"Dan (ingatlah),
ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, maka orang-orang yang lemah
berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “Sesungguhnya kami adalah
pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian azab
api neraka?” Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab: “Sesungguhnya kita
semua sama-sama dalam neraka, karena sesungguhnya Allâh telah menetapkan
keputusan antara hamba-hamba-(Nya)." (QS. Ghafir: 47-48)
وَلَوْ تَرَىٰ
إِذِ الظَّالِمُونَ مَوْقُوفُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ يَرْجِعُ بَعْضُهُمْ إِلَىٰ
بَعْضٍ الْقَوْلَ يَقُولُ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا
لَوْلَا أَنْتُمْ لَكُنَّا مُؤْمِنِينَ﴿٣١﴾قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا
لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا أَنَحْنُ صَدَدْنَاكُمْ عَنِ الْهُدَىٰ بَعْدَ إِذْ
جَاءَكُمْ ۖ بَلْ كُنْتُمْ مُجْرِمِينَ﴿٣٢﴾وَقَالَ
الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا بَلْ مَكْرُ اللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ إِذْ تَأْمُرُونَنَا أَنْ نَكْفُرَ بِاللَّهِ وَنَجْعَلَ لَهُ
أَنْدَادًا ۚ وَأَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا
رَأَوُا الْعَذَابَ وَجَعَلْنَا الْأَغْلَالَ فِي أَعْنَاقِ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ هَلْ يُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Dan orang-orang
kafir berkata: “Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al-Quran ini dan
tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya.” Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu
lihat ketika orang-orang yang zhalim itu dihadapkan kepada Rabbnya, sebahagian
dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang
dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “Kalau
tidaklah karena kamu, tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman.”
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap
lemah: “Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu
datang kepadamu? (Tidak), sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa”.
Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang
menyombongkan diri: “(Tidak), sebenarnya tipudaya(mu) di waktu malam dan siang
(yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada
Allâh dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.” Kedua belah pihak menyatakan penyesalan
tatkala mereka melihat adzab. Dan Kami akan memasang belenggu di leher
orang-orang yang kafir. mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah
mereka kerjakan." (QS. Saba’: 31-33)
قَالُوا
رَبَّنَا مَنْ قَدَّمَ لَنَا هَٰذَا فَزِدْهُ عَذَابًا ضِعْفًا فِي النَّارِ
"Mereka (para
pengikut) berkata (lagi): “Ya Rabb kami; orang yang telah menjerumuskan kami ke
dalam adzab ini, maka tambahkanlah adzab kepadanya dengan berlipat ganda di
dalam neraka." (QS. Shaad: 61)
إِنَّ اللَّهَ
لَعَنَ الْكَافِرِينَ وَأَعَدَّ لَهُمْ سَعِيرً﴿٦٤﴾اخَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ لَا يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا﴿٦٥﴾يَوْمَ تُقَلَّبُ
وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا
الرَّسُولَا﴿٦٦﴾وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا
فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا﴿٦٧﴾رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ
وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا
"Sesungguhnya
Allâh melaknat orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang
menyala-nyala (neraka); mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak
memperoleh seorang pelindungpun dan tidak (pula) seorang penolong. Pada hari
ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah
baiknya, andaikata kami taat kepada Allâh dan taat (pula) kepada Rasul.” Dan
mereka berkata: ”Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah mentaati
pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari
jalan (yang benar). Ya Rabb kami, timpakanlah kepada mereka adzab dua kali
lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar." (QS. al-Ahzâb:
64-68)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Thâwus rahimahullah mengatakan, “Saadatana yaitu para pemimpin, sedangkan kubaro-ana
(pembesar-pembesar kami) adalah Ulama.” (Riwayat Ibnu Abi Haatim). Yaitu, kami
dahulu telah mentaati para penguasa dan para pembesar dari kalangan Ulama’, dan
kami telah menyelisihi para Rasul, kami dahulu meyakini bahwa mereka memiliki
sesuatu (manfaat, Pent.), dan bahwa
mereka di atas sesuatu (kebenaran, Pent.),
namun ternyata mereka tidak di atas sesuatu (kebenaran). [Tafsir Ibnu Katsir, surat al-Ahzâb/33 ayat
67-68, dengan ringkas]
Biar kita tidak salah
pilih pemimpin negara, ada baiknya pula kita renungkan hadits Rasulullah Saw.
ini:
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ « وَمَا أَعْدَدْتَ
لِلسَّاعَةِ ». قَالَ حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ قَالَ « فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ
أَحْبَبْتَ ». قَالَ أَنَسٌ فَمَا فَرِحْنَا بَعْدَ الإِسْلاَمِ فَرَحًا أَشَدَّ
مِنْ قَوْلِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- « فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ ».
قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ
فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِأَعْمَالِهِمْ.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu
ia berkata:
“Pernah seorang lelaki
datang menemui Rasulullah Saw., lalu dia bertanya: “Wahai Rasulullah, kapan
hari kiamat?” Beliau bersabda: “Apa yang kamu telah siapkan untuk hari kiamat?”
Orang tersebut menjawab: “Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.” Beliau bersabda:
“Sesungguhnya kamu bersama yang engkau cintai.” Anas berkata: “Kami tidak
pernah gembira setelah masuk Islam lebih gembira disebabkan sabda Nabi Muhammad
Saw.: “Sesungguhnya kamu bersama yang engkau cintai,” maka aku mencintai Allah,
Rasul-Nya, Abu Bakar dan Umar, dan berharap aku bersama mereka meskipun aku
tidak beramal seperti amalan mereka.” (HR. Muslim)
قَالَ
ثَابِتٌ فَكَانَ أَنَسٌ إِذَا حَدَّثَ بِهَذَا الْحَدِيثِ قَالَ اللَّهُمَّ
فَإِنَّا نُحِبُّكَ وَنُحِبُّ رَسُولَكَ.
Tsabit (perawi hadits
di atas) berkata: “Senantiasa Anas radhiyallahu
‘anhu jika meriwayatkan hadits ini, beliau berdoa: “Wahai Allah,
sesungguhnya kami mencintai-Mu dan mencintai Rasul-Mu." (HR. Ahmad)
Syaikh Al-Mubarakfury rahimahullah menjelaskan:
قوله
المرء مع من أحب أي يحشر مع محبوبه ويكون رفيقا لمطلوبه قال تعالى ومن يطع الله
والرسول فأولئك مع الذين أنعم الله عليهم الآية وظاهر الحديث العموم الشامل للصالح
والطالح ويؤيده حديث المرء على دين خليله كما مر ففيه ترغيب وترهيب ووعد ووعيد
"Sabda beliau
Saw: "Seseorang bersama yang dia cintai,"
maksudnya adalah dia akan dikumpulkan bersama orang yang dia cintai dan akan
menjadi teman untuk yang dicarinya, Allah SWT berfirman: “Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya,
maka mereka akan bersama orang-orang yang yang dianugerahkan oleh Allah nikmat
atas mereka,” dan secara lahir hadits mencakup keumuman baik untuk
mencintai orang shalih atau orang yang tidak shalih, dan yang menguatkan
pendapat ini adalah hadits yang berbunyi: “Seseorang
sesuai dengan agama temannya,” sebagaimana yang sudah disebutkan. Maka
di dalam hadits ini, terdapat motivasi (untuk berteman dengan orang shalih -pent.) dan peringatan keras (untuk tidak
berteman dengan orang tidak shalih -pent.),
di dalam hadits ini terdapat janji yang baik (bagi yang berteman dengan orang
shalih -pent.) dan ancaman siksa (bagi
yang berteman dengan orang tidak shalih -pent.).”
[Tuhfat Al-Ahwadzi].
Bukti cinta kita
kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta kepada para Sahabat Radhiyallahu 'anhum adalah hanya memilih
pemimpin negara atau penguasa Muslim yang sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya
sekaligus yang mau mencampakkan sistem kufur warisan penjajah yang bernama
demokrasi kapitalisme sekulerisme dan mau bersegera mengadopsi dan menerapkan sistem
Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan dalam bingkai Khilafah
Rasyidah Islamiyah Wa'dullah wa Busyrah Rasulillah, agar kita selamat dan bahagia baik
di dunia maupun di akhirat serta agar bisa bersama dengan Rasulullah Saw. dan
para Sahabat Radhiyallahu 'anhum beserta
para penguasa Muslim yang shalih dan bertakwa di dalam surganya Allah.
Wallahu a'lam bish shawab.[]
#2019TumbangkanDemokrasi
#2019TegakkanKhilafah
@Zakariya al-Bantany
Tidak ada komentar:
Posting Komentar