Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Jumat, 07 September 2018

Kita Adalah Milik Allah



LENTERA KEBANGKITAN

Kita Adalah Milik Allah

@Zakariya al-Bantany

Indonesia tempat kita lahir, tempat berpijak dan tempat bernaung kita ini adalah milik Allah, sebab Indonesia bagian dari buminya Allah. Karena, Bumi ini ciptaan Allah dan miliknya Allah. Allah SWT berfirman:

"Allah-lah yang menjadikan bumi untukmu sebagai tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentukmu lalu memperindah rupamu serta memberimu rezeki dari yang baik-baik. Demikianlah Allah, Tuhanmu, Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam." (TQS. Ghafir: 64)

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS. Al-Anbiya: 30)

Dan kita pun sebagai manusia adalah miliknya Allah pula. Sebab kita pun ciptaannya Allah. Allah SWT berfirman:

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah." (QS. Al-Mukminun: 12)

Allah SWT pun menciptakan kita di muka bumi ini melainkan hanya untuk menjadi hamba-Nya semata yaitu hanya untuk mengabdi dan beribadah atau menyembah Allah SWT semata yakni menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya dengan kata lain hanya untuk menjalankan hukum-hukum Allah SWT (Syariah Islam) semata. Allah SWT berfirman:

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. Ali Imran: 102)

Allah SWT pun telah menakdirkan kita sebagai Khalifah-Nya di muka bumi ini dalam mengelola dan mengurusi bumi milik Allah ini hanya dengan hukum-hukum Allah semata. Allah SWT berfirman:

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah: 30)

Bahkan Allah SWT pun memerintahkan kita untuk menjalankan hukum-hukum Allah atau Syariah-Nya tersebut secara totalitas dalam segala aspek kehidupan mulai dari urusan kamar mandi, sumur, kasur, dapur, pasar hingga urusan negara di muka bumi-Nya ini dan dalam mengelola dan mengurusi bumi Allah ini agar diraih ridha Allah dan berkah Allah. Allah SWT berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah: 208)

“Maka putuskan hukum di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan jangan menuruti hawa nafsu mereka untuk meninggalkan kebenaran yang telah diturunkan padamu…” (QS. Al-Maidah: 48)

“Dan hendaklah kamu memutuskan hukum di antara mereka menurut apa yang telah diturunkan oleh Allah (Al-Quran) dan jangan menuruti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah jangan sampai mereka mempengaruhimu untuk meninggalkan sebagian apa yang diturunkan oleh Allah kepadamu.” (QS.Al-Maidah: 49)

“Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu orang-orang kafir.” (QS. Al-Maidah: 44)

"Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu orang-orang zhalim." (QS. Al-Maidah: 45)

"Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu orang-orang fasik." (QS. Al-Maidah: 47)

"Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sehingga mereka bertahkim kepadamu dalam segala perselisihan di antara mereka. Kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hatinya menerima hukummu (putusanmu) dan mereka sepenuhnya menyerah kepadamu.” (QS. An-Nisa: 65)

“Wahai orang-orang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul dan Ulil Amri di antara kamu (Kaum muslimin).” (QS. An-Nisa: 59)

"Jika kamu menghukumi di antara manusia, maka hukumilah kamu dengan (hukum) yang adil." (QS. An-Nisa: 58)

"Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, "Kami mendengar, dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. An-Nuur: 51)

Syaikh Sayyid Qutb rahimahullah, berkata: “Umat dalam tatanan Islam yaitu mereka yang memilih Hakim yang melaksanakan Syariah Islam. Akan tetapi Hakim bukan sebagai sumber hukum. Dan hakim mengambil sumber hukum dari Allah SWT. Semua manusia di muka bumi ini yang sering dinamakan bangsa tidak memiliki hukum. Dan yang memiliki hukum adalah Allah SWT. Manusia hanya diberi tugas wajib melaksanakan hukum-Nya (Syariah Islam). Jika tidak melaksanakan Syari’at Islam itu , maka tidak ada kekuasaan dan tidak ada hukum.” [Abdul Mun’im, At-Thoghut, 116, Darul Bayariq, 1995]

Manusia yang memiliki tuduhan miring terhadap Syariah Islam oleh Allah ditetapkan sebagai pembangkang (kafaru) dan yang menuduh miring terhadap Syariah Islam itu (jika) adalah orang yang mengerti Islam seperti dari kalangan partai Islam, ormas Islam atau tokoh Islam lainnya, maka digolongkan kepada kelompok pendusta (kadz-dzabu) ayat Alloh SWT. Orang-orang yang demikian itu hakekatnya bukan musuhnya orang-orang mukmin yang sedang da’wah memperjuangkan tegaknya Islam dan kedaulahannya, namun sudah menjadi musuh Allah SWT. Allah SWT berfirman:

“Dan sungguh telah kami utus Rasul untuk setiap umat, agar menyembah (ibadah) kepada Allah dan menjauhi thoghut, maka di antara mereka (umat) ada yang diberi hidayah oleh Allah, dan sebagian dari mereka diberi kepastian sesat.” (QS. An-Nahl: 36)

Peringatan bagi manusia yang ada di muka bumi ini, baik bagi yang menuduh miring terhadap Syariah Islam dan Khilafah Islam pelaksana Syariah maupun yang menganggap lurus (iman), maka Allah memberikan ancaman bagi yang menuduh miring, baik dalam kategori mendustakan (kadz-dzabu) dengan firman-Nya:

“Dan orang-orang yang membangkang (kafir) dan mendustakan ayat-ayat kami (Al-Qur’an), mereka itu menjadi penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al-Baqoroh: 39)

Kategori membangkang (kafaru) dan mendustai (kadzabu) satu ayat dari bagian ayat-ayat Al-Qur’an sama dengan membangkang secara keseluruhan. Karena konsekuensinya bagi orang-orang yang beriman kepada Allah secara pasti adalah wajibnya iman kepada hukum-Nya (Syariah Islam) secara total, karena semua dari Al-Qur’an dan Sunah Rasul Saw., jika mengingkarinya, maka orang tersebut hukumnya menjadi kafir.

Syaikh Taqiyyuddin An-Nabhani rahimahullah menjelaskan: "Bahwa mengingkari hukum syara’ (Syariah Islam) secara global atau sebagian itu sama saja dalam kekafiran, baik masalah ubudiyah maupun muamalah. Satu contoh kafir terhadap shalat, sama saja kafir terhadap ayat masalah jual-beli dan hukum riba…" [Syaikh Taqiyudin an-Nabhani, Nidzomul Islam, 13].

Jadi, jika kita tidak mau diatur dengan Syariahnya Allah khususnya dalam muamalah kehidupan bernegara di buminya Allah ini, atau jika kita masih juga ngotot tidak mau diatur dengan Syariah Allah tersebut, namun justru kita dengan sok pintar dan dengan sombongnya membuat hukum sendiri dan menerapkan sistem hukum kufur dajjal warisan penjajah kafir barat yang bernama demokrasi kapitalisme sekulerisme dan memusuhi serta mengkriminalisasi ajaran Islam yang telah disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya seperti Syariah perihal Dakwah, Jihad dan Khilafah, maka, silahkan kita monggo keluar dari buminya Allah ini dan bila perlu silahkan kita keluar dari kolong langitnya Allah.

Sebab langit dan jagad raya ini pun adalah ciptaan Allah dan miliknya Allah semata, sebaliknya kita ini tidak punya apa-apa, tiada daya dan upaya melainkan hanyalah Allah yang Maha Kuasa. Allah SWT berfirman:

"Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (QS. As-Sajadah: 04)

Bila perlu carilah tuhan selain Allah kalau ada..?! Sebab tidak ada Tuhan selain Allah, tidak ada yang patut ditaati dan tidak ada yang patut disembah serta tidak ada yang patut diibadahi selain Allah semata. Laa ilaha illallah Muhammadurrasulullah. Allah SWT berfirman:

"Dialah yang hidup kekal, tidak ada tuhan selain Dia; maka sembahlah Dia dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.”

“Katakanlah (Muhammad), "Sungguh, aku dilarang menyembah sesembahan yang kamu sembah selain Allah, setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dari Tuhanku; dan aku diperintahkan agar berserah diri kepada Tuhan seluruh alam."

“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) agar kamu sampai pada kurun waktu yang ditentukan, agar kamu mengerti.”

“Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Maka apabila Dia hendak menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu." (QS. Ghafir: 65-68)

Jangan sampai kita bernasib tragis seperti iblis yang terusir dari surga dan menjadi makhluk paling terkutuk di jagad raya ini dan dipastikan masuk neraka selama-lamanya karena durhaka dan membangkang perintah Allah atau membangkang Syariah Allah seperti termaktub dalam firman Allah SWT ini:

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir." (QS. Al Baqoroh: 34)

Setelah Allah SWT menciptakan Nabi Adam as., maka Allah SWT memerintahkan seluruh malaikat termasuk iblis untuk bersujud kepada Nabi Adam as. bukan dengan sujud ibadah namun sebagai penghormatan kepadanya, menampakan kelebihannya dan sebagai bukti ketaatan mereka kepada Allah SWT.
Seluruh malaikat mentaati perintah Allah SWT dengan bersujud kepada Nabi Adam As., kecuali iblis dikarenakan kengganannya menjalankan perintah-Nya dan kesombongannya. Perbuatannya ini menjadikannya keluar dari ketaatan kepada Allah SWT dan menjadikannya sebagai makhluk Allah pertama yang kafir kepada-Nya.

Adapun makna iblis—menurut Abu Ja’far—menggunakan pola if’iil dari kata al-iblaas yaitu putus asa dari kebaikan, penyesalan dan kesedihan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata, ”Iblis berarti yang telah Allah jadikan dirinya berputus asa dari seluruh kebaikan dan menjadikannya setan yang terkutuk dan mendapatkan siksa dikarenakan kemaksiatannya.” [Tafsir Ath-Thabari, I/509].

Tidak ada perbedaan di kalangan para Ulama bahwa perbuatan iblis yang tidak bersujud kepada Nabi Adam As. menjadikan dirinya diusir dari surga untuk selama-lamanya, sebagaimana dalam firman-Nya:

Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga. Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk. Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan." (QS. Shaad: 77-78)

Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab: “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Al-A’raf: 12)

Allah berfirman: “Keluarlah kamu dari Surga itu sebagai makhluk terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya.” (QS. Al-A’raf: 18)

Imam Ath-Thabari Rahimahullah berkata:

“Ini sumpah dari Allah yang Maha terpuji. Dia bersumpah, siapapun yang mengikuti musuh Allah, Iblis, dari bani Adam dan mentaatinya: Sesungguhnya Allah akan memenuhi Neraka Jahannam dari mereka semua. Maksudnya: Orang-orang kafir dari bani Adam yang menjadi pengikut Iblis, juga Iblis beserta keturunannya.” [Tafsir Ath-Thabari, 8/139]

Wallahu a'lam bish shawab.[]

#2019TumbangkanDemokrasi
#2019TegakkanKhilafah []

@Zakariya al-Bantany


(Artikel ini tanpa tulisan Arabnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam