UJIAN COBAAN BAGI
RASULULLAH
UJIAN BAGI
RASULULLAH SAW.
Cobaan itu telah melekat dan mengiringi Rasulullah Saw. sejak awal
pertama beliau menerima tugas menjalankan misi dakwah. Ketika itu paman beliau
Abu Lahab -Abdul Uzza bin Abdul Muththalib- berdiri di hadapan beliau dan
berkata kepada beliau: “Celaka kamu, apakah hanya karena ini engkau
mengumpulkan kami?” Maka setelah itu Allah menurunkan surat Al-Masad yang
membicarakan tentang diri Abu lahab ini. [HR.
Imam Bukhari dalam kitab sahihnya dalam Hasyiyah Assanadi kitab tafsir
bab tafsir surat Al-Masad]
“Aku telah disakiti di jalan Allah sementara tiada seorangpun yang
disiksa, dan saya diancam dalam perjuangan di jalan Allah, sementara orang lain
tidak ada yang diancam. Telah datang kepadaku 30 hari 30 malam, sementara aku
dan Bilal tidak mendapatkan sesuatu yang dapat dimakan kecuali hanya sesuatu
yang dapat menutupi ketiak Bilal.” [HR.
Imam Turmudzi dalam kitab sunannya jilid 4 hal.625. ia berkata: hadits hasan
gharib. Dan hadits ini disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitab albidayah
wannihayah jilid 3 hal.47 dan berkata: hadits hasan Shahih]
Rasulullah Saw. mendapatkan berbagai siksaan dari para pengikut Quraisy
yang bodoh. Jika beliau lewat di depan majelis mereka di Makkah, maka kaum
Quraisy itu mengejek beliau. Mereka berkata dengan nada ejekan: ”Apakah hari
ini engkau mendapat pembicaraan dari langit?” [Abul qasim as-Suhaili, Arraudl alanif jilid 2 hal.33 dan
selanjutnya]
Ibnu Mas’ud menceritakan dengan berkata: “Kami berada bersama
Rasulullah Saw. di masjid ketika beliau sedang shalat. Abu Jahl
berkata: “Tidak adakah orang yang membawa kotoran binatang dari bani Fulan
dan melemparkannya kepada Muhammad ketika ia sedang sujud?” Maka musuh Allah
yang bernama Uqbah bin Abi Mu’ayyath bangkit berdiri dan melemparkan kotoran di
atas punggung Rasulullah Saw.
Tidak ada
seorangpun sahabat dari kaum Muslimin yang berada di masjid yang berani
menghilangkan kotoran itu dari punggung Rasulullah karena kondisi mereka yang
lemah dan tidak mampu melawan musuh mereka. Rasulullah Saw. masih tetap sujud
sampai akhirnya puteri beliau Fathimah datang dan mengangkat kotoran dari
punggung beliau lalu melemparkannya.”
[HR. Imam Bukhari dalam kitab sahihnya jilid 1
hal.174]
Dari Urwah bin Zubair berkata, saya berkata kepada Abdullah bin Amru
bin Ash, yang memberitahukan saya tentang tindakan paling kejam yang dilakukan
kaum musyrikin terhadap Rasulullah Saw. Abdullah berkata: “Ketika Rasulullah
Saw. sedang menjalankan shalat di halaman Ka’bah, tiba-tiba Uqbah bin Abi
Mu’ayyath datang dan memegang pundak Rasulullah Saw. Kemudian ia melipat
pakaian Rasulullah yang digantungkan di lehernya sehingga ia mencekik
Rasulullah dengan kuat. Lalu datanglah Abu Bakar dan mengangkat pundak Uqbah
lalu membela Rasulullah Saw. kemudian berkata: "Apakah kamu akan membunuh
seorang laki-laki karena ia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah" padahal
dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari
Tuhanmu.”(QS. Ghafir:28)
Bahkan tindakan kaum
musyrikin telah melewati batas sampai musuh Allah, Umayyah bin Khalaf meludahi
wajah Rasulullah Saw. [Abul
qasim as-Suhaili, arraudl alanif jilid 2 hal.48]
Dan hingga setelah Rasulullah Saw. berhijrah dan mendirikan
Negara Islam yang ketika itu masih sebatas Madinah Al-Munawwarah,
intensitas cobaan kepada beliau tidak berhenti, bahkan berbentuk strategi baru.
Selanjutnya Rasulullah Saw. mempunyai musuh-musuh seputar Madinah yang berasal
dari orang-orang munafik yang tinggal bertetangga di Madinah dan juga
orang-orang Yahudi, Persia, Romawi serta sekutu-sekutu mereka.
Setelah sebelumnya siksaan di Makkah berupa ejekan dan cemoohan serta
embargo dan pukulan, maka Daulah Islam di Madinah dengan Beliau sebagai kepala
negara menghadapi tekanan militer bersenjata, dengan pertempuran yang sengit,
atau pukulan dan tusukan. Maka hal itu merupakan cobaan bagi Rasul dalam harta
dan juga jiwa. [serupa dengan ini: Lasyin
Abu Syanab, Zaadul Yaqiin, hal.137]
Demikian itu masih belum terhitung kesulitan hidup yang dialami
Rasulullah Saw.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud yang berkata: “Saya masuk
menemui Rasulullah Saw. ketika beliau sedang tidak enak badan. Lalu saya
katakan: “Wahai Rasulullah, engkau menderita sakit keras.” Maka Rasul menjawab:
“Benar, saya sedang sakit sebagaimana sakitnya dua orang dari kalian.” Abdullah
berkata: lalu saya katakan “Berarti engkau mendapatkan dua pahala?” Maka Rasul
menjawab: “Benar.” [HR. Imam
Muslim dalam kitab sahihnya dalam Syarah Imam Nawawi jilid 6 juz 16 hal.127]
Sebagaimana beliau juga berada pada beberapa malam, sedangkan
keluarganya merasa lapar. Mereka tidak mendapatkan makanan untuk makan malam.
Roti yang bisa mereka makan adalah roti gandum. [HR. Imam Turmudzi jilid 4 hal.580 Turmudzi berkata: hadits ini
adalah hadits Hasan] roti gandum: roti
dengan gandum kasar.
Dan dari Abu Thalhah ra., berkata: kami mengadu kepada Rasulullah
Saw. tentang rasa lapar kami, dan kami mengangkat pakaian kami dan terlihat
sebuah batu yang mengganjal perut kami. Lalu Rasulullah Saw. mengangkat pakaian
beliau dan terlihat dua buah batu (mengganjal perut beliau) [HR. Imam Turmudzi jilid 4 hal.585, Turmudzi
berkomentar: ini adalah hadits Hasan]
Rasulullah tidak gentar terhadap apa yang menimpa beliau di jalan
Allah. Beliau tetap bersabar, dan menanti balasan dari Allah sampai beliau
wafat. Semoga Allah juga memberikan kita sebaik-baik balasan.
UJIAN BAGI PARA
SAHABAT ra.
Adapun para sahabat yang mulia, maka mereka telah menanggung musibah
yang setara dengan beban gunung yang tinggi. Mereka mengorbankan harta, darah
dan jiwa mereka di jalan Allah. Para sahabat mengerahkan daya upaya dengan
maksimal sampai tidak terbatas.
Sementara itu Umayyah bin Khalaf mengeluarkan Bilal ketika matahari
sedang terik dengan tali diikatkan di leher Bilal. Umayyah membawa Bilal ke
sebuah padang pasir di Makkah kemudian memerintahkan untuk meletakkan batu
besar untuk diletakkan di atas dada Bilal.
Kemudian Umayyah berkata kepada Bilal; Tidak,
sungguh tidak. Keadaan akan seperti ini sampai kamu mati kecuali jika kamu
ingkar dengan Muhammad dan menyembah Latta dan Uzza.” Namun Bilal menjawab di
tengah siksaan itu: ’Ahad, ahad (Yang Maha satu, yang Maha Satu). [Sirah Ibnu Hisyam, jilid 1 hal.318]
Mereka mendapatkan suasana keterasingan dan diusir, diputuskan
komunikasi, dikeluarkan dari kampungnya, diputus hubungan mereka dengan
keluarga dan mendapatkan perlawanan senjata. Namun meskipun demikian, golongan
yang diberkahi ini bersikap sabar dan tegar dalam agama mereka dan berjalan
melangkah sesuai metode perjuangan Rasul Saw. dengan tahapan-tahapannya.
“Dan
tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka
berkata: "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita."
Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah
kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.” (QS. Al-Ahzaab:22) Yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya itu ialah
kemenangan sesudah mengalami kesukaran.
UJIAN COBAAN BAGI RASULULLAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar