METODE MERAIH
KEJAYAAN
Metode untuk meraih kejayaan bagi kaum Muslimin adalah penerapan seluruh
Syariat Islam dalam semua bidang serta semua aspek kehidupan individu,
masyarakat, dan negara; termasuk penegakkan Syariat Islam mengenai Negara
Khilafah Islamiyah. Itu semua wajib diperjuangkan dengan mengikuti metode
perjuangan Rasul Saw. dalam menegakkan Islam secara keseluruhan; yaitu metode
perjuangan dalam mengganti sistem jahiliyah dengan sistem Islam komprehensif
dalam kehidupan umat manusia. Metode Rasul Saw. ini bersih dari kotoran cara
dan sistem kufur manapun. [Lebih lanjut lihat, ‘Dakwah Islam’ Syeikh Ahmad
Mahmud]
PASAL PERTAMA: PERANGKAT-PERANGKAT
KEJAYAAN
Di dalamnya ada tujuh macam pembahasan:
Pertama: Iman
Kedua: Amal salih
Ketiga: Ibadah
Keempat: Ilmu
Kelima: Jihad (berperang di jalan Allah)
Keenam:
dakwah untuk mengajak kepada agama Allah
Ketujuh:
kesabaran
PENGANTAR
Muqawwimat tamkin adalah
sesuatu yang menjadi faktor munculnya kejayaan, dan menjadi sandaran kejayaan,
yaitu menjadi sandaran pokok.
Umat Islam
telah mengalami masa puncak kejayaan, kemudian menuju masa kejayaan biasa, dan
selanjutnya menuju kepada hilangnya kejayaan dan kalah dengan musuh.
Supaya umat
Islam kembali kepada kejayaan, memimpin dunia dan merasa aman, yang dulu telah
mereka raih, maka umat Islam harus kembali kepada perangkat-perangkat kejayaan
itu sendiri yang menjadi landasan dan faktor utama munculnya kejayaan bagi umat
Islam pada masa generasi yang pertama. Urusan umat ini tidak menjadi baik
kecuali dengan perkara baik yang ada pada para pendahulu awal mereka, yaitu di
masa–masa kejayaan.
Perangkat-perangkat
inilah yang merupakan prasayarat dari Allah bagi umat Islam. Jika umat Islam
lalai dan tidak memenuhinya, maka kejayaan akan hilang begitu saja. Mereka akan
dihinggapi rasa takut dan dengan mudah dikendalikan oleh musuh.
Meskipun
syarat tersebut banyak, secara global teringkas menjadi tujuh macam perangkat
kejayaan, yaitu: iman, amal shalih, ibadah, ilmu, Jihad di jalan Allah, dakwah
mengajak kepada agama Allah, dan kesabaran.
PEMBAHASAN PERTAMA
IMAN
Iman adalah perangkat
pertama dari macam-macam perangkat kejayaan umat. Iman ini ibarat kepala
perangkat itu. Tanpa iman, maka perangkat dan sarana lainnya tidak mempunyai
nilai. Maka dari sinilah, Allah mendahulukan iman ini dari hal lainnya.
“Dan Allah
telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa
yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik.” (QS. An-Nur:55)
DEFINISI IMAN
Iman
diartikan menurut bahasa dengan arti tashdiq atau membenarkan,
sebagaimana terdapat dalam firman Allah yang diucapkan oleh para saudara
Nabiyullah Yusuf as: ”Mereka berkata: "Dan kamu sekali-kali
tidak akan percaya kepada kami” (QS. Yusuf: 17) [Almu’jam alwasith,
materi, alif, mim, nun, hal.28-29] Maksudnya adalah engkau bukanlah mushaddiq
atau orang yang membenarkan.
Dan kata iman
ini bisa ditambah dengan lam, misalnya pada firman Allah: “Mereka
berkata: "Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu
ialah orang-orang yang hina?" (QS. Assyu’ara:111)
Bisa juga
ditambah ba’, misalnya dalam firman Allah: “(yaitu) kalian
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” (QS. Ashshaff: 11)
Pengertian
iman menurut istilah:
Imam Ibnul
Qayyim Al-Jauziyyah berkata: »Iman adalah sebuah hakikat yang terbentuk
dari pengetahuan tentang apa yang dibawa oleh Rasulullah Saw. dan membenarkannya
dalam akad, mengakuinya dalam ucapan, tunduk kepada beliau karena cinta dan
patuh. Selain itu juga mengerjakan apa yang dibawa beliau baik secara lahir
maupun batin, melaksanakannya serta berdakwah dengannya menurut
kemampuan ». [Al-Fawa’id hal.147]
Sedangkan
Imam Alusi berkata: »Iman menurut Syariat adalah membenarkan terhadap apa
yang diketahui datang dari Rasulullah dengan wajib baik yang diketahui itu
secara terperinci atau global. Inilah madzhab jumhur ulama yang muhaqqiq
(mantap) » [Ruuhul ma’ani jilid 1 hal.110]
Imam Raghib
berkata: Yang dimaksud dengan iman, adalah pengakuan diri terhadap kebenaran,
dengan lewat jalan tashdiq (membenarkan) Hal itu dengan berkumpulnya tiga
macam perkara, yaitu membenarkan dengan hati, menyatakan dengan lidah, dan
beramal sesuai yang dinyatakan itu dengan anggota badan. [Mufradaatul Qur’an
hal.26]
Iman adalah
membenarkan dengan mantap yang diringi dengan pengakuan diri dan menerimanya serta
tunduk dan patuh. [Tafsiirul Mannaar jilid 1 hal.1326] ……berlanjut
METODE MERAIH KEJAYAAN UMAT ISLAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar