PENGARUH KEIMANAN DALAM MERUBAH DIRI
MANUSIA
PENGARUH KEIMANAN DALAM MERUBAH DIRI
MANUSIA
Selain iman,
tidak ada yang dapat merubah diri manusia dengan perubahan yang sempurna dan
dapat mencetak manusia sebagai manusia baru. Contoh ini adalah para tukang
sihir Fir’aun. Mari kita lihat bagaimana kepribadian mereka berubah dengan drastis. Dan bagaimana diri mereka bisa
berbalik arah 100 derajat dari kondisi asal mereka.
Sebelumnya,
tujuan utama mereka terfokus kepada harta benda. Dalam hal ini Allah berfirman:
”Maka
tatkala ahli-ahli sihir datang, merekapun bertanya kepada Fir'aun: "Apakah
kami sungguh-sungguh mendapat upah yang besar jika kami adalah orang-orang yang
menang?" (QS. Asusyuara’:41)
Sebelumnya,
cita-cita mereka bergantung kepada Fir’aun. Dalam hal ini Allah berfirman:
”Mereka
berkata: "Demi kekuasaan Fir'aun, sesungguhnya kami benar-benar akan
menang.” (QS. Asysyuara’:44)
Demikian
ucapan mereka sebelum mereka beriman. Dan tatkala mereka merasakan manisnya
iman, hati dan diri mereka merasa tenang dan mantap memeluk Islam, maka jawaban
mereka terhadap Fir’aun -setelah Fir’aun mengancam mereka dengan keras- adalah
sebagaimana terdapat dalam firman Allah:
”Mereka
berkata: "Kami sekali-kali tidak mengutamakan kamu daripada bukti-bukti
yang nyata (mu'jizat), yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang
menciptakan Kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan.” (QS.
Thaha:72)
Arah mereka
berubah total dan ucapan mereka juga berganti. Demikian itu hasil dan pengaruh
dari keimanan. [Mohammad
Abdullah Al-Khathib, Khashaishulmujtama;
alIslami, hal.20]
Ibnu Abbas
mengomentari sikap para tukang sihir Fir’aun yang yang mengagumkan ini dan
perubahan yang mencengangkan itu:
”Pada saat
pagi, para tukang Fir’aun itu menjadi tukang sihir, pada saat dhuha mereka
beriman, dan ketika waktu sore mereka mati syahid.” [Imam Suyuti: Addurr al-mantsur fittafsir
bilma’tsur jilid 3 hal.515]
Umar bin
Khaththab pada masa Jahiliah terkenal sangat ganas memusuhi umat Islam.
Sehingga salah seorang sahabat berkata: ”Demi Allah, seandainya keledai milik
Khaththab masuk Islam, niscaya Umar bin Khaththab tidak ikut masuk Islam.” [Ibnu Katsir, Al-Bidayah Wannihayah, jilid 2
hal.95]
Namun dalam
naungan iman dan ketaqwaannya menerapkan hukum-hukum Allah Swt., Umar mencapai
puncak yang tinggi. Demikianlah sikap seorang Umar bin Khatthab.
Sedangkan
wanita yang kita jadikan contoh kali ini bernama Khansa’. Kita melihatnya
menyiapkan anak-anaknya untuk berJihad di jalan Allah Swt., dan mendorong
mereka turun ke medan perang. Khansa’ rela dan merasa tenteram anak-anaknya
ikut Jihad di jalan Allah.
Para
sejarawan menceritakan bahwa Khansa’ pernah ikut serta dalam perang Qadisia. [qadisisha adalah sebuah kota yang berjarak
13 farsakh dari kota Kufah. Perang qadissi ini terjadi pada bulan muharram pada
tahun 14 hijriah di antara Negara Islam dengan Persia. Pada peperangan ini,
Daulah Islam mendapatkan pertolongan Allah sehingga memperoleh kemenangan yang
gemilang. Lihat Ibnu Katsir dalam kitabnya albidayah wannihayah jilid 4 hal.59] Umat Islam
ketika itu dipimpin oleh Sa’d bin Abi Waqqash ra. Wanita tersebut disertai
dengan keempat anak-anaknya. Khansa’ duduk di sisi
mereka. Ia menasihati
anak-anaknya dan mendorong mereka berperang dan tetap teguh dalam Jihad di
jalan Allah. Khansa’ berkata kepada anak-anaknya: ”Wahai anak-anakku, kalian
masuk Islam dengan patuh, dan kalian ikut berhijrah dengan suka rela. Demi Dzat
yang tiada Tuhan selain Dia, kalian adalah keturunan dari satu lelaki,
sebagaimana juga kalian keturunan seorang satu wanita. Saya tidak berkhianat
kepada ayah kalian, dan saya tidak mempermalukan paman kalian. Saya tidak
mencoreng kehormatan kalian dan saya tidak merubah nasab kalian. Kalian telah
mengetahui pahala besar yang disiapkan Allah bagi kaum Muslimin ketika
memerangi orang-orang kafir. Dan ketahuilah, bahwa tempat tinggal yang abadi
lebih baik daripada tempat tinggal yang fana. Allah berfirman: ”Hai orang-orang
yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah
bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya
kalian beruntung.” (QS. Ali Imran:200) Maka
jika kalian masuk waktu pagi besok, insya Allah kalian berada dalam keadaan
selamat. Maka berangkatlah kalian ke medan perang menghadapi musuh kalian dengan
hati-hati. Kalian akan mendapatkan pertolongan Allah atas musuh kalian.
Ambillah harta rampasan dan kemuliaan di akhirat nanti.”
Ketika Khansa’
mendengar berita kematian semua anak-anaknya, ia tidak merasa terkejut, bahkan
ia mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang memberikan kehormatan bagiku
dengan kematian mereka secara syahid. Saya mengharapkan agar Allah mengumpulkan
saya dengan mereka dalam limpahan kasih sayang-Nya.” [Muhammad Abdullah Alkhathib, khashaishulmujtama’ elIslami hal.22]
Iman dapat
mengubah sikap manusia dan dapat membentuk suatu kaum.
Kunci
kepribadian umat Islam ini dan faktor yang memaksimalkan potensi umat adalah
iman. Iman inilah yang menjadikan umat Islam generasi awal sebagai umat terbaik
yang dimunculkan Allah di tengah-tengah manusia. Dengan iman ini Negara Islam
dapat didirikan, seluruh syariah dapat ditegakkan, dan mencapai kemenangan
melawan imperium terbesar dalam sejarah di muka bumi meskipun umat Islam
berjumlah lebih sedikit dan alat persenjataan mereka terbatas.
Dengan iman
inilah Negara Khilafah Islam pernah mendapatkan kemenangan terhadap serangan
tentara Tartar yang datang dari wilayah belahan timur dan juga tentara Salibis
yang muncul dari wilayah barat. Dengan iman inilah, umat Islam sekarang
berpotensi kembali mendirikan Daulah Khilafah untuk menang melawan penerus
tentara Tartar dan Salibis itu.
PENGARUH KEIMANAN DALAM MERUBAH DIRI MANUSIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar