IMAN ADALAH UCAPAN
DAN PERBUATAN
IMAN ADALAH UCAPAN
DAN PERBUATAN, DAN BISA BERTAMBAH DAN BERKURANG
”Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang
apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada
mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka dan kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan
sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan
sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi
Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia. (QS.
Al-Anfaal: 2-4)
”Sesungguhnya
orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berJihad dengan harta dan
jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (QS.
Al-Hujuraat: 15)
”Dan yang
demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.”
(QS. Al-Ahzab: 22)
”Supaya
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada) (QS.
Al-Fath:4)
“Dan
supaya orang yang beriman bertambah imannya.” (QS. Al-Muddtatsir: 31)
“Iman dapat
melihat dengan penglihatan hakiki yang benar, tidak goncang, dan tidak goyang.
Iman lewat dengan pemiliknya di jalan dengan diiringi cahaya, kepercayaan diri,
dan ketenangan. Iman adalah naungan yang menaungi. Jiwa merasa tentram dengan
iman dan hati merasa damai dengannya. Orang yang jauh dari iman akan mengalami
keraguan, kegelisahan, dan kebingungan dalam kesesatan yang gelap tanpa
petunjuk … Iman juga merupakan gerak membangun yang membuahkan hasil yang tidak
diam dan terpaku, tidak sia-sia dan tidak hampa.” [Sayyid Quthb; FiiZhilaali
Qur’an jilid 5 hal 2939
ketika beliau menafsirkan firman Allah: Wamaa
yastawil a’ma walbashir.” Yaitu surat Fathir 19-20]
”Orang-orang
yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup
angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat
mengambil mAnfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia)
Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.” (QS. Ibrahim:18)
”Dan
orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah
yang datar, yang disangka air
oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air
itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di
sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amalnya dengan cukup
dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (QS. Annur:39)
”Dan Kami
hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan)
debu yang berterbangan.” (QS. Al-Furqaan: 23)
Iman begitu
penting dan dampaknya kuat dalam pikiran, perilaku, dan kehidupan manusia.
Al-Qur’an memberikan sistem sempurna kehidupan manusia di muka bumi ini.
Pesan-pesan, perundangan, dan aturan yang terdapat dalam Al-Qur’anul karim
kesemuanya bersambungan dengan keimanan kepada Allah dan hari akhir.
”Hai
orang-orang yang beriman, apabila kalian memerangi pasukan (musuh), maka
berteguh hatilah kalian.” (QS. Al-Anfaal:45)
”Hai
orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzaab:41)
”Dan
bertaqwalah kepada Allah Yang kepada-Nya kamu beriman.” (QS. Al-Mumtahanah:
11)
HAKIKAT IMAN YANG DITUNTUT
Iman yang diwajibkan
Allah kepada manusia dan dijadikan sebagai perangkat utama kejayaan umat Islam,
harus berada dalam bentuk yang diatur Allah Tuhan semesta alam, dan berada
dalam garis yang digambarkan Rasulullah Saw.
Ada juga iman
yang duduk berdiam diri yang terkadang melarikan diri ke kesunyian, atau hidup
terisolasi yang tidak mau berusaha berjuang di muka bumi. Iman seperti itu
tidak kuat menghadapi realita dan berbagai peristiwa, serta tidak berpikir
menghadapi berbagai ideologi dan sistem kufur.
Iman seperti
ini bukan bersumber dari Kitabullah. Sebab Kitabullah telah mencetuskan bahwa
kaum Muslimin harus berjuang di setiap penjuru.
Ada juga
keimanan yang hina yang hidup di balik prinsip-prinsip kufur atau hidup dengan
meminta-minta terhadap berbagai kepentingan yang menuju kepadanya. Iman semacam
ini tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Demikian
juga, bahwa iman yang dituntut oleh Allah bukanlah iman yang samar, dan bukan
sekedar hiasan dan simbol saja.
”Merupakan
hal sangat berbahaya yang muncul di kalangan umat Islam adalah kondisi iman
yang hanya berada dalam kerongkongan dan permukaan saja. Iman itu berada di
kalangan Muslim yang membawa beban iman dalam pangkuan mereka dengan hanya
mencukupkan kepada simbol saja. Iman menurut mereka tidak lebih dari sekedar
syiar-syiar, slogan dan sesuatu yang remeh lainnya.” [Sa’id Hawwa: Kay laa namdhi ba’idan an ihtiyajatil ashr hal.46]
Al-Qur’an
Karim telah menyebutkan kelompok sesat yang mulai muncul bersama awal
berdirinya negara Islam di Madinah Al-munawarah. Mereka itulah orang munafik
yang menampakkan diri dengan penampilan Islam dan berteriak dengan slogan iman
tetapi mereka menjadikannya sebagai dusta belaka. Mereka menyangka dapat
mengelabui Allah, Rasulullah dan orang-orang yang beriman.
Maka Allah
mengungkapkan rencana makar mereka dan membeberkan rahasia mereka. Kedok mereka
terbongkar di hadapan Rasulullah dan kaum mukminin.
”Di antara
manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari
Kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya
menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah: 8-9)
”Allah Swt.
memperingatkan di sini tentang sifat dan ciri kaum munafik agar kaum Muslimin
tidak terpedaya oleh penampilan lahiriah mereka. Kaum munafik akan menyebabkan
kerusakan yang parah dalam lingkungan Islam, karena mereka tidak sempat
terdeteksi dan terjaga, dan karena mereka dianggap beriman. Padahal mereka
adalah orang-orang kafir yang hanya beriman di mulut saja. Hal ini merupakan
bahaya yang sangat besar, sebab menyangka pelaku kejahatan sebagai orang yang
baik.” [Tafsir Ibnu Katsir jilid 1 hal.47]
“Iman adalah
keyakinan yang merasuk dalam hati, ilmu yang memenuhi rongga dada, dan sistem
yang dijalankan kaum mukminin.
Iman adalah
kesungguhan, pengorbanan, pemberian, sikap khusyu’, bertaubat, dan perilaku.
Kesemuanya itu diperinci oleh sistem aturan Allah Swt. dengan perincian yang
disertai bukti kuat yang dapat menghilangkan perdebatan dan menutup pintu-pintu
syirik dan kemunafikan.” [Adnan
Ali Ridha Annahwi, Liqaul mukminin,
jilid 2 hal.207]
”Itulah iman
yang benar yang menetap dalam hati dengan pembenaran dan keyakinan, dan
melimpah dalam anggota tubuh dengan mempengaruhi perilaku dan perbuatan. Itulah
iman yang menyinari hati, menggerakkan kemauan, dan mengarahkan akal.” [Mohammad Abdullah Al-Khathib, Khashaishul mujtama’ al-Islami hal.18-19]
IMAN ADALAH UCAPAN DAN PERBUATAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar