"Saya sangat senang bila semua umat Islam mendukung Khilafah. Tapi persoalannya, sekarang masih banyak umat Islam yang justru alergi dengan Syariah Islam. Mestinya jika benar-benar Islam, Khilafah ini didukung. Mudah-mudahan yang menyaksikan acara ini bisa tergerak hatinya, dan istiqamah dalam berjuang menghadapi tantangan yang ada di depan" (KH Muhammad Sholeh, Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al Ikhlash, Kota Tangerang)
"Saya mendukung sekali acara yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia ini. Pesan saya, kepada para aktivis Hizbut Tahrir agar tidak bosan-bosannya melakukan silaturahmi dengan para tokoh dan ulama yang ada di tengah-tengah umat" (KH Entus Syaifuddin Ulama Baros, Serang)
"Hizbut Tahrir itu memang bisa dikatakan organisasi yang belum lama, masih muda. Mereka ini merasa tidak puas menghadapi penguasa negera yang mengusung liberalisme, sekularisme, dan kapitasilme yang tidak rahmatan lil alamin.
Kita sangat mendukung acara ini sebab kita ini tidak bisa seperti Hizbut Tahrir. Harapan saya, Hizbut Tahrir berjuang terus tanpa bosan, tanpa ada ketakutan, terus berjuang, karena ini dalam rangka menegakkan kalimat Allah, apapun yang terjadi. Kalau tidak ada yang berani, maka umat Islam akan hancur, seperti Rohingya, dari jumlahnya 5 juta orang, tinggal 800 ribu. Mengapa? Karena umat Islamnya lemah.” (KH Ahmad Suhaimi Hasan Pengasuh Ponpes Darul Ulum, Kota Tanggerang)
"Saya datang karena saya sudah memahami apa yang diperjuangkan HTI selama ini. Karena itu saya membawa jamaah saya sehingga mereka bisa memahami juga apa yang diperjuangkan oleh HTI ini", "Mudah-mudahan umat Islam semakin menyadari untuk memperjuangkan Khilafah ini. Harapan saya, umat Islam belajar ke ormas-ormas Islam, salah satunya HTI, karena bisa mempunyai pondasi yang kuat untuk diperjuangkan" (KH Tubagus Mulyadi Mawahib Pimpinan Pondok Pesantren dan Majelis Dzikir Shalawat Muabad, Gadog, Bogor)
"Udah, setuju aja!" (Bukhari Arysad, Sekretaris Forum Silaturrahim Pondok Pesantren (FSPP) Banten, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Irsyad Banten)
"Umat itu sebetulnya mulai sadar bahwa ada ancaman di tengah-tengah umat. Dengan adanya acara RPA (Rapat Dan Pawai Akbar) ini Hizbut Tahrir berusaha semakin memperkokoh apa sebetulnya ancaman yang ada di tengah-tengah masyarakat. Ternyata Hizbut Tahrir menyatakan bahwa ancaman tersebut adalah neoliberalisme dan neoimperalisme. Harapan saya, masyarakat semakin sadar dan semakin siap untuk kembali memperjuangkan Syariah Islam dalam rangka mengusir neoimperalisme dan neoliberalisme" (Anwar Abdurrahman, Ustadz Ponpes Al-Abqary, Serang, Banten)
"Solusi yang ditawarkan HTI, jelas. Cuma satu jawaban, yaitu Khilafah. Saya setuju sekali. Seluruh sistem sudah dicoba dan dirasakan. Semua tidak ada yang cocok. Hanya Khilafah yang akan menyelesaikan", "Setelah RPA, yang pasti insya Allah saya akan terus menimba ilmu dari HTI, yang concern dalam perjuangan menegakkan Syariah dan Khilafah. Ini kerja keras kami untuk berjuang berperan dalam penegakkan Khilafah. InsyaAllah" (Sobah, Mubalighah MT Umahat Darussalam, Pejaten, Jaksel)
"Sangat terharu sekaligus gembira. Terharu karena umat dari berbagai kalangan dan daerah menyatu di GBK (Gelora Bung Karno) untuk mendukung perjuangan menegakkan Khilafah. Perjuangan menegakkan Khilafah harus didukung semua pihak. Jika Khilafah tegak maka Syariah Islam bisa dilaksanakan secara sempurna sehingga umat bisa terselamatkan dari neoliberalisme dan neoimperalisme" (Nur Aini Muballighah DKI Jakarta)
"Motivasi mengikuti RPA (Rapat Dan Pawai Akbar) adalah karena ini adalah kegiatan dakwah yang setiap Muslim harus turut ambil bagian. Apa yang disampaikan oleh para orator semuanya sangat tepat karena bersumber dari al-Quran dan al-Hadits Rasulullah Saw. Salah satu di antaranya adalah penegakan Khilafah karena Syariah tak akan berjalan dengan baik dan sempurna tanpa Khilafah sebagai kepemimpinan yang berdasar pada agama Allah" (Taha Kotu Muballigh dan Guru di Ternate)
"AlhamdulilLah, mudah-mudahan dengan RPA (Rapat Dan Pawai Akbar) ini akan segera terealisasi Khilafah. InsyaAllah, saya mau ikut berjuang bersama dengan HTI untuk memperjuangkan Khilafah" (Lathifah Abdurrahim Muballighah MT Sholah Makmur Kebagusan, Jakarta)
"Kita harus bersatu, janganlah kita melakukan gontok-gontokan” (Kyai Opik Taufikurrohman, pengasuh Pesantren Darut Taufik Maja)
“Saya siap bersama HTI untuk berjuang menegakkan Khilafah” (H Anung Suparman Ketua DKM Masjid Besar Alhuriyah, Jatiwangi)
"Muktamar Khilafah 2 Juni 2013 ini sangat menggetarkan hati. Suara takbir dan teriakan Khilafah Islamiyah laksana gemuruh badai; seakan-akan hari ini takbir kemenangan Khilafah terjadi. Tidak ada kata yang patut diucapkan kecuali Inna nashralLahi qarib; sesungguhnya pertolongan Allah untuk tegaknya Daulah Islamiyah sangat dekat. Kaum Muslim dari berbagai penjuru kota hanya punya satu keinginan: tegakkan Khilafah. Inilah bukti nyata biSyarah Rasul: akan terjadi Khilafah ‘ala minhaj an-Nubuwwah. Semoga Allah dalam waktu singkat baiat kepada Khalifah akan terjadi" (Habib Khalilullah Abu Bakar al-Habsy Pimpinan Majelis Zikir Imdadul Hadadi Jakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar