20.
Tidak diragukan lagi krisis Irak merupakan episode lanjutan dari rivalitas kolonialis yang telah berlangsung
berabad-abad lamanya. Pada
awal abad ke-20, Inggris dan Perancis membagi Khilafah Utsmaniyah ke dalam
negara-negara boneka, salah satunya adalah Irak, dan di awal abad ke-21, AS
berusaha menandingi imperialisme Eropa dengan, bahkan, memecah-belah Irak.
Mereka menundukkan rakyat dengan menyebarluaskan racun ideologis, yang dahulu
maupun yang sekarang selalu menjadi dorongan
di balik gerakan-gerakan nasionalis yang menimbulkan penderitaan berkepanjangan
bagi kaum Muslim. Bencana ideologis yang lahir pada zaman Renaissance telah
membuat dunia Barat tidak hanya menjajah Timur Tengah tetapi juga Afrika, Asia,
dan Amerika Selatan. Sejarahnya dipenuhi dengan janji-janji hiprokrit,
argumentasi palsu dan tipu muslihat. Sebelumnya, sejarah dunia tidak pernah
mengalami ketidakadilan, korupsi dan kesenjangan ekonomi yang demikian parah.
Dengan hancurnya Khilafah Utsmaniyah pada tanggal 3 Maret 1924 oleh
negara-negara kolonialis, maka hilang jualah satu-satunya negara yang mengemban
kepemimpinan ideologis sejati dan yang menjadi alternatif ideologis selain
Kapitalisme Barat. Para kolonialis telah menghancurkan negara tersebut dan
memecah-belah penduduknya pada saat rasa persaudaraan, cinta dan kasih sayang
telah terjalin kuat di antara mereka. Selanjutnya mereka, kolonialis itu,
menabur benih perang di Palestina. Padahal selama berabad-abad, kaum Muslim, Yahudi,
dan Kristen telah hidup berdampingan di sana dengan penuh martabat, kehormatan,
dan keadilan, di bawah naungan Islam. Bukan hanya itu saja, mereka pun
memaksakan penerapan sistem aturan mereka melalui para rezim diktator di atas
puing-puing Khilafah. Rezim-rezim yang akan melindungi kepentingan-kepentingan
Barat dengan cara mencegah berdirinya kembali Negara Khilafah melalui
perjuangan damai. Untuk membungkam perjuangan damai itu, rezim-rezim tersebut
bahkan tega melakukan pembunuhan, penahanan dan penyiksaan, karena Khilafah
merupakan satu-satunya negara yang akan benar-benar menjadi tandingan ideologis
bagi kapitalisme liberal Barat.
21.
Oleh karena itu, kolonialisme terasa begitu hidup
karena kolonialisme memang bagian integral dari
eksistensi peradaban Barat, dan doktrin Bush sebagaimana juga doktrin
imperialisme liberal baru yang diajukan oleh Robert Cooper, merupakan produk
kolonialisme masa kini. Masa yang oleh para pemikir Barat disebut sebagai
sebuah peralihan menuju ‘abad informasi’ atau ‘era pasca industri’
yang digambarkan futuris Alvin Toffler sebagai lahirnya sebuah peradaban baru.
Namun, selagi Barat berupaya membangun infrastruktur baru untuk menciptakan
kemakmuran yang akan memajukan peradaban barat, landasan bagi kemajuan ini
tetap berakar pada doktrin sekular dan masalah-masalah sosial yang terus
bertambah sebagai hasil perubahan zaman itu, bukan semata-mata hasil perubahan
seperti yang dikemukakan oleh para pemikir Barat, melainkan berasal dari
kontradiksi filsafat Barat. Kemelut
sosial yang terjadi di Dunia Kesatu dan di Dunia Ketiga merupakan hasil
ideologi sekular dan globalisasi telah benar-benar menampakkan kejahatan
kolonialisme Barat. Tumbuhnya independensi bangsa-bangsa dan
perkembangan informasi telah membuka mata para pemikir Barat terhadap
masalah-masalah kapitalisme global dan karakter imperialisnya. Menciptakan
tatanan internasional untuk keamanan dan kesejahteraan tidak akan mengakhiri
ketidakadilan, karena tatanan tersebut dibentuk dalam konteks sekular, seperti
halnya kolonialisme yang juga lahir dari filsafat sekular.
Kesimpulan
Dokumen
yang kami susun ini secara politis dan intelektual menyoroti dua hal; motif sesungguhnya yang ada di balik perang
terhadap Irak, dan kebijakan luar negeri kolonial Barat. Dokumen ini dengan
jelas memperlihatkan kepada para pengamat yang memiliki kesadaran, bahwa dunia
yang kita tempati sekarang sama sekali tidak memiliki kepemimpinan sejati.
Kapitalisme telah gagal mempersatukan umat manusia, memajukan sarana-sarana material,
mencerahkan pemikiran mereka dan mengabaikan hasrat mereka akan peningkatan
spiritual dan intelektual. Nyatanya, kapitalisme malah membawa dunia menuju jurang kehancuran. Mayoritas
penduduk dunia berada dalam keadaan tertindas, sementara yang minoritas
mengeruk kekayaan dan sumber daya mereka. Ketimpangan ini dilegitimasi oleh kotak suara, di mana
rakyat diberikan sejuta mimpi dan harapan untuk sekadar melihat pemerintahan
demi pemerintahan yang malah semakin mempererat hubungan mereka dengan
kekuasaan korporasi. Ideologi seperti ini tidak dapat memimpin manusia keluar
dari kegelapan menuju kebangkitan yang hakiki.
Jadi, kami menyerukan perubahan kepada
dunia. Bukan perubahan seperti yang diramalkan Bush terhadap Irak, sekadar
perubahan orang, perubahan rezim –karena kita telah
melihat rezim-rezim yang diganti oleh CIA, sehingga dunia dikotori oleh Hamid
Karzai-Hamid Karzai lain. Yang
dibutuhkan dunia saat ini adalah sebuah peninjauan ulang yang mendasar, tentang
bagaimana hidup dan sistem kehidupan itu dipandang. Perubahan yang kami ajukan
adalah ideologi Islam –solusi yang jelas dan satu-satunya terhadap penyakit
yang kita derita.
Islam ideologis sudah lama ditindas
oleh negara-negara Kapitalis. Kami, sebagai Muslim, tetap berpendirian bahwa
Islam telah memberi landasan yang cerah yang melahirkan sistem hidup yang
mumpuni; sebuah ideologi yang memperlakukan semua permasalahan secara tepat,
bertanggung jawab dan seimbang. Islam tidak melarang kemajuan materi, namun
Islam pun tidak menjadikan materi sebagai kekuatan pendorong masyarakat,
sehingga menafikan nilai-nilai moral, spiritual dan kemanusiaan, seperti yang
sekarang ini kita saksikan terjadi di Barat. Politik Islam tidak berlandaskan
atas prinsip-prinsip amoral Barat, yang menjadikan ketercapaian kepentingan
materi berada di atas segalanya, sampai-sampai manusia kehilangan nilai-nilai
kehidupan.
Satu-satunya proses penerapan Islam
secara praktis ialah melalui pendirian Negara Islam (Khilafah).
Dengan absennya Khilafah dari percaturan politik dunia sejak tahun 1924, dunia
berada dalam genggaman kekuasaan tanpa belas kasih yang berasal dari ideologi
yang kini mengalami kemerosotan. Ideologi yang tidak mengenal batas maupun rasa
kemanusiaan. Saat ini,
kaum Muslim di seluruh dunia menyerukan berdirinya kembali Khilafah, karena
memang itulah satu-satunya cara yang dapat membebaskan kita dan bahkan dunia
dari kapitalisme.
Kami
mendorong Anda untuk memenuhi seruan perubahan ideologi –sekaranglah saatnya
bagi Anda untuk mempelajari Islam sebagai alternatif ideologis.
Dan jangan sekali-kali
kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (TQS. al-Maidah [5]: 8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar