Terorisme
di Masa
Nabi Muhammad
Terorisme
Masa Nabi Muhammad
1. Teror Yang Dilakukan
Kaum Kafir Musyrik Terhadap Umat Isam
Nabi Saw. diutus untuk menyeru manusia agar mengesakan dan menaati
Tuhannya. Ia juga diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia menaati syariah. Terhadap tugas yang terakhir ini, Nabi Saw. memulai dari diri
sendiri. Nabi Saw.
tampil sebagai manusia terbaik, pilihan dan pantas menjadi suri tauladan. Ia
tidak pernah menzhalimi seseorang baik dengan perkataan maupun perbuatannya.
Sebaliknya, Nabi Muhammad merupakan pemimpin terbaik bagi seluruh manusia.
● Nabi pernah berkirim surat kepada
kaisar Romawi untuk mengajak kaisar beserta rakyatnya memeluk Islam. Isi dari
surat itu adalah sebagai berikut;
“Dari Muhammad, hamba dan utusan Allah.
Kepada Heraclius, kaisar agung Romawi. Keselamatan bagi mereka yang mengikuti
petunjuk-Nya. Aku mengajak Anda menuruti ajakan Islam. Masuklah ke dalam agama
Islam niscaya anda akan selamat. Dengan begitu, Tuhan akan memberimu pahala dua kali.
Jika Anda menolak maka dosa-dosa rakyatmu juga menjadi tanggungan anda. Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan)
yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah
kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula)
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Ilah selain Allah. Jika
mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami
adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)” [Imam Bukhari,
hadits nomor 7]
● Nabi Muhammad juga pernah mengirim
surat pada kaisar Kisra bin Harmuz, raja Persia. Isi surat itu sebagai berikut;
“Dari Muhammad utusan Allah. Kepada Kisra,
kaisar agung Persia. Keselamatan bagi mereka yang mengikuti petunjuk, mengimani
Allah, mengimani Rasul-Nya dan bersaksi tiada Tuhan selain Allah yang tidak ada
sekutu bagi-Nya dan Muhammad adalah hamba serta utusan-Nya. Aku mengajak anda atas nama ajakan Allah. Aku adalah utusan Allah untuk seluruh
manusia. Memperingatkan mereka yang masih hidup dan memberikan yang benar kepada
golongan kaum kafir. Jika anda menyerah dan masuk Islam,
maka anda akan selamat. Jika menolak, maka dosa semua orang Majusi menjadi
tanggungan anda." [Ibnu Jarir at
Thabari, At Taarikh]
Tampak jelas betapa mulia
kepribadian Nabi Muhammad sebagai kepala daulah Islam. Kaisar Heraklius ketika membaca surat dari Nabi Saw., kaisar ini memanggil
sejumlah orang Arab untuk dimintai keterangan. Setelah mendengar keterangan
langsung dari orang-orang Arab sendiri, dia berkata, “Jika keterangan yang anda berikan ini benar, ia
pasti akan memperoleh kekuasaan yang ada di bawah dua telapak kakiku
ini. Saya kira, dulu ia bukanlah segolongan dengan kalian. Kalau saja tahu,
saya pasti akan segera menemuinya dengan cara apapun. Kalau berada bersamanya,
pasti saya akan mencuci kedua telapak kakinya.” [Imam Bukhari, op.cit.]
Tapi dasar keburukan manusia. Kebanyakan orang musyrikin, kaum
Yahudi, Nasrani dan umat-umat lain saling bahu membahu, berkomplot melawan Nabi Saw. Mereka menipu Nabi
Muhammad dengan berbagai cara.
Allah Swt. berfirman,
“Sesungguhnya, Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu
menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya
bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat
ayat Allah.” (QS. Al An’aam [6]:33)
”Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu,
atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah
menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.” (QS. Al Anfaal [8]:30)
Nabi Saw. pernah bersabda sebagai berikut,
“Aku telah banyak disakiti karena ingin meninggikan agama Allah. Tak ada
seorangpun di dunia ini yang merasakan sakit melebihi rasa sakitku [ketika
ingin meninggikan agama Allah] itu. Aku juga telah banyak ditakut-takuti dan
diancam karena hendak meninggikan agama Allah. Dan tak ada seorangpun di dunia
ini yang merasa takut dan diancam melebihi aku [ketika ingin meninggikan agama
Allah].” (HR. Turmudzi, Ibnu
Majah dan Ahmad). [Sunan Turmudzi, al qiyamah, bab haddatsana hunaad akhbarana mu-awiyah
7/170. imam Turmudzi mengatakan bahwasanya hadits ini hasan dan sahih.
Sunan Ibnu Majah, muqoddimat bab 11. Sunan Ahmad, 19/245, 21/443]
Musuh-musuh Nabi Saw. berusaha merusak citra
Islam dengan segala cara. Bukan hanya itu. Bahkan mereka juga berusaha merusak
citra Nabi Muhammad sendiri secara membabi buta.
Kaum kafir selalu menyiksa umat Islam dengan
berbagai siksaan. Mereka merampas harta, mengusir, menyiksa dan membunuhi umat
Islam. Karena menghadapi siksaan dari kaum musyrik berikut persekongkolan kaum
Yahudi serta Nasrani, umat Islam terpaksa meninggalkan tanah kelahiran mereka,
Makah, berhijrah ke Habasyah. Tapi kelakuan kaum musyrik tidak hanya berhenti
sampai di sini. Setelah umat Islam berhijrah ke Habasyah, mereka pun lantas
mempengaruhi raja Habasyah agar menentang umat Islam. Tapi Allah Maha Pemberi
Kedamaian dan menenangkan hati raja tersebut. [lihat al
bidayah wa an nihayah]
Selain berhijrah ke Habasyah, umat Islam juga
terpaksa berhijrah ke Madinah. Semua ini adalah dalam rangka lari dari ancaman
teror orang-orang musyrik sekaligus untuk keberhasilan tegaknya Negara Islam. Rasulullah terpaksa meninggalkan kota Makah, tanah
kelahiran dan nenek moyangnya menuju Madinah setelah adanya usaha pembunuhan
atas diri beliau.
Meskipun kota Mekah sudah ditinggalkan Rasul Saw. dan kaum muslimin, tetap
saja orang-orang musyrik tidak membiarkan Nabi Saw. dan pemeluknya hidup damai begitu saja.
Bahkan, kaum musyrik melakukan agresi militer ke daulah Islam di Madinah untuk menghancurkan umat dan daulah
Islam. Hal ini terjadi pada saat perang Badar.
Setelah itu terjadilah perang Uhud. Dalam
perang ini, kaum musyrik menjadi begitu sombong dan beringas. Nabi Saw. sempat menderita
luka-luka. Semakin giranglah hati kaum musyrik. Mereka berusaha sebisa mungkin
membunuh Nabi Saw. dalam
perang ini. Tapi Allah menjaganya dari kematian.
Selanjutnya terjadilah perang Khandaq. Dalam
perang ini, pasukan kaum musyrik begitu banyak. Jumlah yang belum pernah
tercatat dalam sejarah perang di jazirah Arab. Pasukan yang begitu banyaknya
ini dikerahkan untuk menghancurkan umat Islam dan Nabinya. Tapi dalam perang ini
musuh pun kerepotan dan kalang kabut.
Semua ini menunjukkan bahwa yang melakukan
teror adalah orang-orang musyrik. Merekalah para terorisnya. Dan umat Islam-lah
yang menjadi sasaran teror.
Terorisme di Masa
Nabi Muhammad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar