LENTERA KEBANGKITAN
Puncak Kemaksiatan Itu Demokrasi
Kita berada di zaman now yakni di era
peradaban demokrasi kapitalisme yang lahir dari rahim najis nan kotor ideologi
iblis dajjal yang bernama akidah kufur sekulerisme yang sangat liberalistik dan
sangat hedonistik yang menuhankan kepentingan, materi dan kepuasan syahwat hawa
nafsu belaka.
Di peradaban demokrasi kapitalisme
saat ini segala bentuk kemaksiatan begitu sangat suburnya dari maksiat paling
kecil hingga maksiat paling besar laksana tumbuhnya jamur di musim penghujan.
Peradaban demokrasi kapitalisme saat ini sejatinya merupakan rangkuman dari
segala bentuk kemaksiatan yang pernah dilakukan oleh kaum-kaum terdahulu.
Demokrasi kapitalisme hanya menjadi
biang kemaksiatan dan hanya kian suburkan segala bentuk kemaksiatan di zaman
now ini. Lihatlah dalam peradaban sampah demokrasi kapitalisme tersebut begitu
sangat suburnya perilaku bejat nan amoral dan tidak manusiawi, seperti:
Penjajahan gaya baru; perbudakan gaya
baru; pembunuhan massal; terorisme yang dilakukan negara demokrasi dan
radikalisme yang dilakukan oleh negara demokrasi; LGBT; komunisme; kumpul kebo;
incest; pemerkosaan; dugem; aborsi; pornografi-pornoaksi; prostitusi;
kriminalitas; bunuh diri; kenakalan remaja; mirasantika; korupsi; hoax teriak
hoax; ekonomi ribawi; penjualan aset penting negara; utang ribawi yang
dilakukan negara; menipu rakyat dan menindas rakyat melalui sejumlah kebijakan
dan UU yang pro asing dan aseng; mengundang para penjajah kafir kapitalis
seperti RRC, AS, Eropa, IMF dan Bank Dunia serta perusahaan-perusahaan
multinasional; menyerahkan tambang emas berton-ton segunung di Papua kepada
Freeport; menyerahkan 2/3 wilayah NKRI ke asing; menyerahkan 80% lebih SDA dan
migas NKRI ke asing dan aseng; mendatangkan jutaan tenaga kerja asing dari Cina
baik legal maupun ilegal; liberalisasi ekonomi baik hulu maupun hilir termasuk
CAFTA, MEA, liberalisasi migas, menghapus subsidi rakyat, menaikkan
berkali-kali harga BBM secara diam-diam, menaikkan TDL diam-diam, impor beras,
impor garam, dll; liberalisasi seluruh aspek kehidupan; menjadikan pajak
sebagai sumber utama devisa negara; membuat hukum kian tumpul ke atas dan hanya
tajam ke bawah yang berujung hukum hanya tumpul ke kafir dan hanya tajam ke
Islam, dan lain-lain.
Dan kemaksiatan terbesar di peradaban demokrasi kapitalisme
tersebut adalah mencampakkan hukum-hukum Allah SWT (Syariah Islam:
Al-Quran dan As-Sunnah) bahkan justru dengan sok pintar dan sangat sombongnya
para pemuja dan penikmat demokrasi tersebut membuat dan mengadopsi serta menerapkan sistem thagut hukum
kufur demokrasi kapitalisme sekulerisme melalui legislasi regulasi
berupa Perppu dan UU kufur yang sangat bertentangan dengan akidah Islam dan
parahnya pun mereka berani terang-terangan mempersekusi dan mengkriminalisasi Ulama dan aktivis
dakwah serta mengkriminalisasi ajaran Islam perihal Tauhid, Dakwah,
Jihad, Syariah dan Khilafah.
Karena itulah, demokrasi kapitalisme
sekulerisme tersebut sejatinya adalah puncak kemaksiatan di zaman now ini.
Demokrasi kapitalisme sekulerisme tersebut adalah berhala gaya baru di zaman
modern saat ini yang hanya akan terus-menerus mengundang segala bencana, baik
bencana sosial-politik-ekonomi maupun bencana alam seperti gempa bumi, tsunami,
likuifastik, pemanasan global, kerusakan ekosistem bumi, polusi
darat-laut-udara, banjir bandang, tanah longsor, gunung meletus, lumpur
lapindo, kebakaran hutan, kabut asap, dan lain-lain.
Sungguh demokrasi hanya kian
terus-menerus mengundang murka, laknat dan azab Allah SWT semata. Karena itu,
masihkah percaya demokrasi kapitalisme sekulerisme tersebut..?! Dan masihkah
layak demokrasi kapitalisme sekulerisme tersebut tetap dipertahankan..?!
Allah SWT berfirman:
أَفَحُكْمَ
الْجَاهِلِيَّةِ
يَبْغُونَ ۚ
وَمَنْ
أَحْسَنُ
مِنَ اللَّهِ
حُكْمًا لِقَوْمٍ
يُوقِنُونَ
"Apakah hukum Jahiliyah yang
mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah
bagi orang-orang yang yakin?." (QS. Al-Maidah: 50)
وَمَنْ
أَعْرَضَ
عَنْ ذِكْرِي
فَإِنَّ لَهُ
مَعِيشَةً
ضَنْكًا
وَنَحْشُرُهُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ
أَعْمَىٰ
"Dan barangsiapa berpaling dari
peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS. Thaha: 124)
ظَهَرَ
الْفَسَادُ
فِي الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ
بِمَا
كَسَبَتْ
أَيْدِي
النَّاسِ
لِيُذِيقَهُمْ
بَعْضَ
الَّذِي
عَمِلُوا
لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di
lautan akibat perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allâh merasakan kepada
mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar)." (QS. Ar-Rûm: 41)
Dalam ayat yang mulia ini, Allah SWT
menyatakan bahwa penyebab utama semua kerusakan [Karena huruf alif dan lam di
awal kata al-fasâd bermakna lil istigrâq yang memberikan makna semua atau
seluruh-red] yang terjadi di muka bumi dengan berbagai bentuknya adalah
perbuatan buruk dan maksiat yang dilakukan manusia. Ini menunjukkan bahwa
perbuatan maksiat adalah inti kerusakan yang sebenarnya dan merupakan sumber
utama kerusakan-kerusakan yang tampak di muka bumi.
Imam Abul ‘Aliyah ar-Riyâhi [Beliau
adalah Rufâi’ bin Mihrân ar-Riyâhi (wafat tahun 90 H). Seorang Tabi’in senior
yang terpercaya dalam meriwayatkan hadits Rasulullah Saw. Lihat: Taqrîbut Tahdzîb hlm. 162] mengatakan,
“Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah di muka bumi berarti dia telah
berbuat kerusakan di muka bumi, karena bumi dan langit itu baik dengan sebab
ketaatan (kepada Allah SWT-pent)” [Dinukil oleh Imam Ibnu Katsîr dalam tafsir
beliau (3/576)]
Imam asy-Syaukâni rahimahullah ketika menafsirkan ayat di atas mengatakan, “(Dalam
ayat ini) Allah menjelaskan bahwa perbuatan syirik dan maksiat adalah sebab
timbulnya (berbagai) kerusakan di alam semesta” [Fathul Qadîr (5/475)]
Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman:
وَمَا
أَصَابَكُمْ
مِنْ
مُصِيبَةٍ
فَبِمَا
كَسَبَتْ
أَيْدِيكُمْ
"Dan musibah apa saja yang
menimpa kamu, maka itu disebabkan oleh perbuatan (dosa)mu sendiri." (QS.
Asy-Syûra: 30)
Syaikh Abdurrahmân as-Sa’di rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini
mengatakan, “Allah SWT memberitakan bahwa semua musibah yang menimpa manusia,
(baik) pada diri, harta maupun anak-anak mereka, serta pada apa yang mereka
sukai, tidak lain sebabnya adalah perbuatan-perbuatan buruk (maksiat) yang
pernah mereka lakukan…” [Taisîrul Karîmi
Ar-Rahmân, hlm. 759]
Allah SWT pun berfirman:
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ
الْقُرَىٰ
آمَنُوا وَاتَّقَوْا
لَفَتَحْنَا
عَلَيْهِمْ
بَرَكَاتٍ
مِنَ
السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ
وَلَٰكِنْ
كَذَّبُوا
فَأَخَذْنَاهُمْ
بِمَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ
"Jikalau sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)
itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS. Al-A'raf: 96)
Oleh karena itulah sebagai bukti
keimanan dan ketaatan atau ketaqwaan kita kepada Allah SWT, maka sudah tiba
saatnyalah untuk segera mencampakkan dan menumbangkan demokrasi kapitalisme
sekulerisme biang bencana dan puncak kemaksiatan tersebut ke dalam tong sampah
peradaban dunia. Dan sudah tiba saatnyalah kita hijrah secara kaffah ke dalam
sistem Islam kaffah dalam bingkai Khilafah Rasyidah Islamiyah untuk hidup yang
lebih baik penuh berkah dan untuk Indonesia serta untuk dunia yang lebih baik
penuh rahmah dan penuh berkah.
Allah SWT berfirman:
وَعَدَ
اللَّهُ
الَّذِينَ
آمَنُوا
مِنْكُمْ
وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ
فِي الْأَرْضِ
كَمَا
اسْتَخْلَفَ
الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِهِمْ
وَلَيُمَكِّنَنَّ
لَهُمْ دِينَهُمُ
الَّذِي
ارْتَضَىٰ
لَهُمْ
وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ
مِنْ بَعْدِ
خَوْفِهِمْ
أَمْنًا ۚ
يَعْبُدُونَنِي
لَا
يُشْرِكُونَ
بِي شَيْئًا ۚ
وَمَنْ
كَفَرَ
بَعْدَ
ذَٰلِكَ
فَأُولَٰئِكَ
هُمُ
الْفَاسِقُونَ
"Dan Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh
bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa (menjadi Khilafah) di
muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik." (QS. An-Nuur: 55)
Wallahu
a'lam bish shawab. []
#HijrahKeIslamKaffah
#2019TumbangkanDemokrasi
#2019TegakkanKhilafah
#KhilafahAjaranIslam
#KhilafahAdalahSolusi []
@Zakariya al-Bantany
Tidak ada komentar:
Posting Komentar