Selama
sistem ekonomi kapitalisme diterapkan dan riba dibiarkan, kemiskinan tak bisa
dientaskan. Yang terjadi justru pemiskinan sistematis dan konsentrasi kekayaan
para para kapitalis. Hanya sistem
ekonomi Islam harapan nyata untuk kemakmuran bersama. Mari segera kita
terapkan.
Komunitas perempuan
peduli keluarga. Tujuannya untuk
menyelamatkan keluarga dari kehancuran akibat penerapan sistem kapitalis yang
menyebarkan pemikiran dan aturan liberal.
Para tokoh perempuan
peduli keluarga bertekad bersama-sama menyelamatkan keluarga dari kehancuran.
Caranya, dengan menyampaikan dakwah kepada masyarakat mengenai konsep keluarga
ideal menurut Islam dan tata cara meraihnya. Juga, turut serta berjuang secara
politik untuk mengubah sistem liberal
menuju tatanan masyarakat yang Islami, yakni menegakkan Syari’ah dalam naungan
Khilafah.
Oleh karena itu butuh akivitas politik untuk menghasilkan
langkah tindak berkontribusi pada penerepan sistem Islam, menggantikan sistem
kapitalis yang sudah terbukti menghancurkan keluarga. Kita ingin seluruh
masyaraat Muslimin terselamatkan. Bahkan tatanan sistem yang menyeluruh dengan
baik. Karena kerusakan diserang dari berbagai bidang, hukum, pendidikan,
kebijakan, UU, kepemimpinan, maka butuh perubahan menyeluruh pula.
Peran Strategis
Keluarga, Ancaman dan Tantangan. Fakta-fakta potret keluarga Indonesia saat
ini, terpapar jelas bagaimana kerapuhan dan kehancuran keluarga. Seperti
tingginya angka perceraian, anak-anak terjerumus kriminalitas, narkoba, seks
bebas dan berbagai kemaksiatan
lainnya. Fakta di atas mengundang keprihatinan.
Sesungguhnya di dalam Islam
pemimpin negara Khilafah itu adakah perisai, yang akan melindungi rakyatnya.
Benarkah kita bisa melindungi keluarga kita, dengan sistem dan pemimpin
demokrasi saat ini? Kita butuh negara yang mensejahterakan, yang menerapkan
kebijakan yang pro-keluarga, kita butuh negara yang kompatibel dengan keluarga Islam.
Masalah perceraian, dua
faktor penyebab, yakni internal dan eksternal. Internal, yang utama adalah
kekurangpahaman masing-masing suami-istri dalam menjalankan perannya sesuai Islam.
Selain itu, kekurangan
dalam pemenuhan ekonomi juga menjadi pemicu yang berujung pada pertengkaran.
Masalah ekonomi itu, terkait dengan masalah eksternal, yakni bagaimana negara
mampu menjamin lapangan kerja bagi para suami. Faktor eksternal lain yang
memicu kerapuhan keluarga, di antaranya KDRT, keberadaan lelaki idaman lain dan
wanita idaman lain.
Keluarga ideal adalah keluarga
pejuang yang sama-sama berusaha memperjuangkan diterapkannya sistem Islam. Hal
ini mengingat keluarga saat ini dikepung dengan persoalan, terutama menyerang
aqidah. Keluarga kita tidak bisa menghadapi sendiri, harus bersama-sama dengan
keluarga lain dalam menghadapi serangan penghanuran keluarga ini.
Satu kata kunci mengenai
kehancuran keluarga, yakni keluarga sudah kehilangan agama. Padahal urutan
pertama, the golden key dalam membangun keluarga adalah
agama. Di Surabaya, gadis-gadis hamil 3-4 bulan dinikahkan dengan nonMuslim,
walau nikahnya cara Islam. Jadi akar masalahnya, ketidakselektifan memilih
pasangan hidup, orangtua kurang membimbing cara memilih pasangan.
Akibatnya, keluarga yang
dibangun rapuh. Kalau kemudian terjadi perceraian, dampaknya merembet ke anak.
Anak kehilangan kasih sayang, karena toh jika ibu menikah lagi, ibu sibuk
dengan suami baru, ayah sibuk dengan istri baru. Anak malah terjerumus seks
bebas.
Konsep keluarga ideal.
Yakni, keluarga yang dibangun atas pondasi akidah Islam. Jadi, pendidikan
ideologi (akidah dan syariah) Islam adalah pondasi pokok bagi anak.
Keluarga-keluarga saat
ini sangat jauh dari tuntunan Rasul. Padahal Rasul sudah memberi contoh detail
bagaimana membangun keluarga.
Lantas bagaimana konsep
keluarga yang ideal? Menegaskan dengan surat An-Nisa. Keluarga ideal adalah arrijalu
qowamuna ala nisa. Rumah tangga yang jadi pemimpin harus tetap
bapak. Sehebat apapun perempuan, harus tetap menunjukkan bahwa suami adalah
pemimpinnya, lebih dari dirinya. Kalaupun perempuan bekerja, jangan niatkan
cari uang, tapi untuk mengamalkan ilmunya.
Kehancuran keluarga ini
memang sudah didesain oleh kekuatan global. Kenapa? Karena saat ini sedang
terjadi arus kapitalisasi
global, di mana ada aturan internasional yang harus ditaati negara-negara yang
ikut meratifikasi.
Dari kajian yang ada,
banyak kebijakan internasional yang menghancurkan keuarga. Misalnya hasil
konferensi Beijing atau BPFA Beijing yang mewajibkan Indonesia untuk
mengimplementasikan hasilnya, yakni pengarusutamaan gender, sehingga seluruh
pembangunan nasional diarahkan untuk meningkatkan kesetaraan gender. Juga hasil
konferensi CEDAW, di mana intinya adalah bagaimana menghilangkan seluruh bentuk
diskriminasi. Dan semua itu diimplementasikan dalam bentuk undang-undang. Nah,
perbedaan peran suami-istri dalam keluarga misalnya, dianggap diskriminasi,
jadi harus dihilangkan. Ini kan jelas merusak tatanan keluarga. Akhirnya
dampaknya keluarga hancur, karena peran laki-laki dan perempuan sama-sama
bersaing. Akan terjadi disfungsi dalam keluarga, ayah berperan sebagai ibu dan
sebaliknya.
Akar masalah keluarga adalah diterapkannya sistem Kapitalisme
yang merupakan persekongkolan penguasa dan pengusaha. Akibatnya hajat hidup
orang banyak dibisniskan, sehingga rakyat kesulitan hidup. Terjadi pemiskinan
struktural, akibat UU yang dikeluarkan semuanya untuk kepentingan pengusaha. MK
sendiri mensinyalir jual-beli pasal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar