Pengayaan Materi Pelajaran Sejarah Islam di Indonesia. pencerahan
sejarah Islam di Indonesia. Teori bahwa Islam masuk Indonesia baru abad 13 adalah lemah,
yang benar setelah diteliti adalah abad 1 H atau 7 M, langsung dari Arabia.
Mulanya penyebaran Islam melalui perdagangan internasional, selanjutnya
penyebarannya secara mendalam dilakukan oleh para da’i dan wali. sejarah
Indonesia adalah sejarah perjuangan
Syariah Islam. Awal masuk Islam ke Indonesia pada abad 7 M atau 1 H secara
perorangan, salah satu buktinya adalah Raja Sriwijaya Jambi Srindravarman pada
720 M.
Sementara Islam
mulai menguasai institusi politik dengan munculnya kesultanan Peureulak pada
masa Abbasiyah (750-1258 M). Kemudian dakwah Islam besar-besaran dimulai dari
Pasai (abad 13-15 M) dengan target politis. Muncul utusan dari Khilafah tahun
1404 M, dakwah walisongo di Jawa 1436 M. Hingga kemerdekaan Indonesiapun tetap
diwarnai dengan perjuangan penegakkan Syariat Islam dengan adanya ketetapan
Pemerintah wajib menjalankan Syariat Islam bagi umat Islam saja, tanggal 17
Agustus 1945. Tetapi tujuh kata ”dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya,” dalam Piagam Jakarta tgl 18 Agustus 1945 kemudian dihapus.
Jadi hanya berumur satu hari saja.
Kesimpulannya, karena sejarah Indonesia adalah sejarah
perjuangan penegakan Syariah, maka menentang perjuangan penegakkan Syariah
adalah suatu tindakan yang ahistoris. Insya Allah kemenangan Syariat Islam dan Khilafah akan segera
datang. pertama kali dakwah Islam di Indonesia langsung dari Arabia. Bahkan di kemudian
waktu ada yang datang dari persia dan gujarat ini dengan sendirinya ada karena
Indonesia adalah jalur perdagangan internastional. Berdasarkan bukti-bukti, Islam
masuk di Indonesia pertama kali abad 7 M atau 1 H.
peran para ulama dalam
perjuangan kemerdekaan. Yang mendampingi para sultan juga ulama, merekalah yang
memberikan pertimbangan kepada para sultan. Soal walisongo itu jumlahnya memang
sembilan karena ini masalah kesucian/holistik. Tetapi nama-namanya
berbeda-beda. Soal penyusunan sejarah itu bisa subyektif bisa juga obyektif
meski berdasarkan data. Analisanya bisa subyektif, umumnya Barat itu
memutarbalikkan. Peran umat Islam ditiadakan. Ini memang khas Barat sentris.
pemutarbalikkan sejarah
itu adalah keniscayaan. Sejarah yang sampai kepada kita adalah bukan fakta,
tetapi persepsi dan analisa penulisnya. Di situ ada the
second hand reality. Karena itu saya tidak menyarankan mengambil
keyakinan sejarah yang ditulis orang-orang barat non Muslim, kecuali hanya
mengambil faktanya sebagai referensi saja. Sejarah itu bukan sumber hukum.
Sejarah tidak selalu benar. Sejarah adalah fakta dan bukan selalu benar. Kalau
fakta sejarah keliru,
jangan lagi kita tiru. Tidak benar dalam sejarah Islam, bukan berarti Islamnya
yang keliru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar