Maraknya problem rumah tangga di Indonesia yang berdampak pada
perceraian yang terus meningkat. Tujuan gerakan dakwah misi yang diemban adalah melangsungkan
kehidupan Islam dengan mengadakan pembinaan Umat serta interaksi kepada
masyarakat sehingga Umat menyadari bahwa Islam adalah satu-satunya jalan
keselamatan yang menjamin kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat, dengan karakter yang senantiasa di jaga yakni tanpa kekerasan,
fikriyah serta politis. Terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar
tidak terjadi salah paham dan selalu mengikuti metode dakwah Rasulullah.
Kurikulum pendidikan
formal tidak ada pelajaran tentang peran dan tugas mulia seorang ibu maka harus
mencari sendiri dari buku, seminar, pengajian dan sebagainya.
Senantiasa menjadikan
dakwah Rasulullah sebagai metode, tidak boleh menyimpang walau seujung rambut.
Keprihatinan terhadap tingginya angka perceraian yang berdampak hancurnya rumah
tangga , tidak terurusnya generasi, dan brutalnya perilaku remaja yang tentunya
diawali oleh rusaknya rumah tangga.
Menjadi ibu bukan menjadi
induk, tapi sebagai pencetak generasi, karena ibu merupakan pendidik utama dan
pertama bagi anak-anaknya. Ibu adalah guru dari para pemimpin negeri, ulama
besar, dan profesional handal dan lainnya, sehingga setiap calon ibu harus
menyadari tugas penting tersebut. Mempunyai ilmu yang cukup untuk menjadi istri
dan ibu yang dapat mencetak generasi robbani merupakan hal yang harus siapkan.
Tingginya angka perceraian juga karena pengaruh globalisasi yang
notabene mengadopsi sistem kapitalis, para ibu rumah tangga dipaksa harus
bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehingga mengabaikan fungsi
utamanya yaitu ummun wa robatu al-bayt.
Manusia mempunyai dua
tugas yang diberikan Allah SWT yaitu: Melaksanakan perintah dan menjauhi
larangan Allah baik dalam beribadah maupun dalam kegiatan sehari-hari; Serta
menjadi kholifah fil Ard yaitu
membangun dunia ini dengan karya-karya yang bermanfaat untuk Umat manusia.
Untuk menjalankan tugas tersebut Allah SWT melengkapi manusia dengan akal untuk
memahami Al-Qur’an Hadits sebagai pedoman hidup, kebutuhan jasmani seperti
makan, minum, tidur dan naluri/gharizah tadayyun untuk mengagungkan sesuatu di
luar dirinya, gharizah baqo’ untuk mempertahankan diri dan gharizah nau’ untuk
melestarikan keturunan. Menikah adalah manifestasi dari ghorizah na’u yang
berfungsi untuk melestarikan keturunan manusia dan mewujudkan ketentraman hidup
bagi suami istri sehingga bisa optimal dalam menjalankan dua tugas manusia
hidup di dunia ini.
HTI adalah gerakan
dakwah fikriyah, membina Umat serta berinteraksi kepada masyarakat hingga
terbentuk opini umum bahwa semua persoalan akan bisa diselesaikan dengan
sempurna bila menggunakan Islam, dan menumbuhkan kerinduan Umat untuk hidup
dengan mengadopsi tata aturan Islam agar jaminan kesejahteraan, kebahagiaan dan
keselamatan hidup dunia akhirat terpenuhi.
Mempersiapkan diri
menghadapi pernikahan merupakan hal yang harus dilakukan karena tugas menjadi
istri dan ibu adalah tugas mulia yang amat berat. Ibu adalah peletak dasar
generasi penerus umat dan penerus peradaban, di tangan Ibu pemimpin masa depan
Umat lahir. Sehingga menjadi Ibu bukan sekedar menjalani tugas kodrati untuk
mengandung dan melahirkan, karena tugas mendidik dan membesarkan anak sehingga
siap menanggung tugas Illahi merupakan tanggung jawab seorang Ibu. Tugas berat
ini hampir terlupakan oleh masyarakat umum. Merintis jalan: Menggapai keluarga
SaMaRa yang diridhoi Allah SWT.
Keluarga memiliki
peranan yang sangat strategis. Ketahanan
keluarga Indonesia saat ini sangat lemah, belum tahan. Di mana pengertian
tahan di sini adalah keluarga kuat dalam menghadapi krisis apapun. Menilik dari
Kemenag, pada tahun 2012 lebih dari 10% perkawinan bercerai. KPAI pernah
menyatakan pada tahun 2013 ini sebagai tahun darurat seksual. Hal itu terjadi
karena tatanan keluarga yang rentan, adanya perselingkuhan, faktor kemiskinan,
visi yang salah saat membangun keluarga. Hal semua itu terjadi akibat dari
sistem yang rapuh yaitu sistem kapitalis sekuler yang menjadikan keluarga sibuk
mengejar materi, hedonis lupa pada aturan
agama.
Keprihatinan terhadap kondisi keluarga Muslim terutama tingginya
angka perceraian. Tingginya angka perceraian yang disebabkan oleh ketidaksiapan
pernikahan yang salah satunya karena pergaulan bebas yang menimpa remaja. Pengarusutamaan
gender arahnya akan mengeliminir fungsi keluarga sehingga ada ancaman yang akan
merusak keluarga melalui pengarusutamaan gender.
Keluarga adalah tempat
pendidikan agama yang pertama dan utama untuk mencegah liberalisasi. Gencarnya
serangan budaya dari Barat yang masuk ke Indonesia memang tidak bisa dilawan
oleh keluarga semata tapi harus melibatkan peran masyarakat (lingkungan) dan negara
Islam.
Himpitan sistem kapitalisme telah memberikan pengaruh terhadap
kehidupan keluarga Muslim, baik pengaruh secara pola fikir maupun pola sikap
dalam kehidupan sehari-hari. Sistem kapitalis yang memandang bahwa kebahagiaan dan
kesuksesan hidup diukur dengan materi telah menyeret sebagian besar keluarga
Muslimin secara full time tersibukkan dengan persoalan tersebut.
Bangunan keluargapun dirancang dan direncanakan berdasarkan nilai materi.
Walhasil, lahirlah generasi-generasi dari rahim kaum Muslimah yang lemah,
kurang bahkan hilang iman dan ilmunya. Sehingga sudah bisa dipastikan akibat
dari semua itu adalah suramnya kehidupan generasi Muslim di masa mendatang.
Persoalan tersebut tidak
bisa diabaikan. Menyiapkan Keluarga dalam Merencanakan Generasi Berkualitas
Pemimpin Masa Depan. Gambaran keluarga Muslim dalam menyiapkan generasi
berkualitas pemimpin di masa mendatang.
Prihatin karena penguasa
demokrasi tidak bisa tegas untuk melepaskan diri dari campur tangan asing
(misal dalam pengelolaan SDA). Untuk itu agar HTI menyampaikan pemikirannya ke
berbagai kalangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar