Menggagas Solusi Kerusakan Keluarga, Buah Pahit Demokrasi. Fakta kerusakan keluarga yang disebabkan karena penerapan sistem bobrok demokrasi saat ini. Demokrasi adalah penerapan aturan buatan manusia. Manusia bebas melakukan apa saja.
Untuk mewujudkan
kesejahteraan keluarga, butuh kepemimpinan yang berfungsi sebagai penanggung jawab
urusan Umat. Negara telah memberi jaminan kesehatan, pendidikan dan keamanan.
Juga kepemimpinan yang membantu dan memastikan setiap laki-laki bisa mencari
nafkah dengan baik, sekaligus memberi kemudahan dalam memperoleh kebutuhan
pokok. Rasulullah telah tiada, tapi Rasulullah menitipkan Umat kepada para
khalifah, yakni pengurus Umat setelah Rasulullah Saw. Jadi tanpa khalifah akan
sangat berat mewujudkan kesejahteraan keluarga.
Liberalisme sebagai buah
dari sekulerisme memunculkan pedofilia, pecehan seks, pergaulan bebas, bahkan
aborsi. Bila aturan lalu lintas diterapkan agar pengguna jalan selamat, maka Allah
yang menyayangi manusia yang diciptakanNya, juga memberikan aturan, agar
manusia selamat. Apa yang terjadi saat ini, justru jauh dari aturan Allah.
Negara tidak menerapkan aturan Islam. Keluarga adalah basis terakhir penerapan Islam.
Keluarga adalah tempat lahirnya generasi Muslim. Sistem yang ada saat ini,
tidak mendukung untuk melahirkan generasi Muslim bertaqwa yang tangguh.
Terhimpit dengan kesempitan
hidup karena melambungnya harga kebutuhan pokok membuat semangat mencari solusi
syar’i. Meneladani Rasulullah dalam Membangun Kesejahteraan Keluarga.
Aturan Allah-lah yang
mempunyai sistem perlindungan menyeluruh bagi keluarga. Khilafahlah yang akan
menumbuhkan suburkan ketaqwaan individu, menciptakan masyarakat yang melakukan
amar ma’ruf nahi munkar, serta negara yang menerapkan seluruh aturan Allah.
Mubalighah adalah pihak yang dapat mencerdaskan Umat untuk mengembalikan lagi
kehidupan Islam dalam bingkai Khilafah.
Kaum Muslim
memperjuangkan kembali tegaknya Khilafah Islamiyah demi memenuhi seruan Allah
dan dengannya akan terwujud kemuliaan, kesejahteraan dan kemajuan yang
dicita-citakan.
Menggagas Solusi
Kerusakan Keluarga Buah Pahit Demokrasi. Kerusakan
keluarga yang ada sekarang merupakan buah pahit dari penerapan sistem demokrasi.
Karena demokrasi menempatkan manusia untuk membuat aturan, maka muncullah
aturan-aturan yang disesuaikan dengan kepentingan pihak-pihak kapitalis.
Di mana efeknya berimbas kepada keluarga. Contohnya saja, dalam sistem sekarang
kemaksiatan yang nyata terlihat mata seperti tempat pelacuran
masih menjamur, mudahnya akses pronografi oleh seluruh kalangan. Efek dari
penerapan demokrasi yang tidak mampu mensejahterakan pun memaksa para perempuan
untuk bekerja membantu menafkahi keluarga.
Khilafah juga akan
mandiri menentukan corak kurikulum pendidikan, dan memberikan bekal memadai
pada orang tua untuk mendidik generasi. Khilafah akan menghapus tuntas
pornografi-aksi, prostitusi, produksi Miras, peredaran narkoba serta menjadi
pelindung dari serangan pemikiran dan budaya asing yang merusak. Khilafah akan
menerapkan sistem informasi dan komunikasi publik yang penuh dengan nuansa
edukatif dan menjaga ketakwaan seluruh keluarga, warga Daulah Khilafah. Dengan
sistem inilah setiap keluarga Indonesia akan meraih kebahagiaan dan
kesejahteraan.
Negara demokrasi pun menyerukan solusi yang tidak masuk akal. Program KB ditawarkan
untuk mengurangi ketidaksejahteraan dan masalah keluarga. Dengan asumsi bahwa
semakin sedikit jumlah keluarga akan semakin kecil pengeluaran keluarga dan
semakin mudah dalam mengelola masalah yang muncul.
Khilafah tidak akan
pernah melaksanakan program dzalim seperti pemberdayaan ekonomi,
Kontrasepsi mantap tubektomi-vasektomi, larangan nikah dini, dan sejenisnya.
Khilafah Islamiyah akan
mewujudkan sistem perlindungan menyeluruh bagi keluarga. Sistem ekonomi Islam
akan menyejahterakan, menghapus
kemiskinan, menjamin terjadinya distribusi pendapatan, menciptakan lapangan
kerja yang luas bagi kaum laki-laki dan tidak menyerahkan pengelolaan SDA
kepada asing sehingga hasilnya mampu memberikan layanan publik yang
berkualitas.
Akar masalah keluarga
bukanlah tidak ikutnya perempuan bekerja dan terlalu banyaknya jumlah anggota
keluarga. Tapi ini disebabkan karena demokrasi menyebabkan Negara berlepas
tangan dari menjamin kesejahteraan keluarga dengan mengabaikan pemenuhan
kebutuhan pokok bagi tiap individu.
Jalan keluar bagi
terwujudnya keluarga Indonesia bahagia sejahtera adalah dengan penerapan sistem
politik Khilafah Islamiyah dan sistem ekonomi Islam menggantikan demokrasi dan
sistem ekonomi liberal.
Kondisi yang ada
sekarang, sangat bertentangan dalam Islam. Islam tidak menganggap jumlah
penduduk yang besar sebagai ancaman, malah sebaliknya bisa merupakan potensi
besar untuk meraih kemuliaan sebagai Umat terbaik (khoiru Ummah). Slogan-slogan
pemerintah republik yang mendukung program Keluarga Berencana juga bertentangan
dengan fakta kehidupan. Allah SWT lah yang mengatur kelahiran, kematian, dan
rizki hamba-hamba-Nya.
Islam juga menetapkan
kebutuhan pokok berupa pelayanan yaitu pendidikan, kesehatan, dan keamanan.
Dalam bidang sosial, Khilafah akan memastikan bahwa peran dan fungsi keluarga
berjalan sebagaimana ketentuan. Setidaknya mekanisme yang dilakukan Khilafah
adalah: pertama adalah memerintahkan setiap kepala keluarga untuk bekerja (QS.
62:10). Kedua, mewajibkan negara Khilafah untuk menciptakan lapangan kerja bagi
rakyatnya. Ketiga, mewajibkan ahli
waris dan kerabat yang mampu untuk memberi nafkah yang tidak mampu (QS 2: 233).
Keempat, jika ada orang yang
tidak mampu, sementara kerabat dan ahli warisnya tidak ada atau tidak mampu
menanggung nafkahnya, maka nafkahnya menjadi kewajiban negara (Baitul Mal). Dalam
hal ini, negara bisa menggunakan harta milik negara, harta milik umum, juga
harta zakat. Apabila di baitul mal tidak terdapat harta sama sekali maka
kewajiban tersebut berlaku atas seluruh kaum Muslimin.
Fakta keberhasilan
Khilafah dalam mensejahterakan keluarga dan menyelesaikan permasalahan yang ada
telah terbukti selama 13 abad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar