Setiap tahunnya, hampir 20 juta kasus baru penyakit kelamin di AS bermunculan
Saat ini terdapat lebih dari 110 juta warga Amerika Serikat yang mengidap penyakit menular seksual. Setiap tahun, terdapat hampir 20 juta kasus baru penyakit menular seksual yang menjangkiti para warga di negeri Paman Sam.
Menurut laporan Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) AS, sebagaimana dilansirHuffington Post pekan ini, hampir setengah dari mereka yang terjangkit berusia antara 15 hingga 24 tahun. Laporan CDC menunjukkan saat ini total ada 110.197.000 kasus penyakit menular seksual di AS, baik yang sudah lama atau baru terjangkit.
Penyakit human papillomavirus atau HPV, virus yang bisa memicu kanker, mencakup 71 persen dari jumlah penderita. Sisanya adalah penyakit HIV, syphilis, gonorrhea, hepatitis B, chlamydia, trichomoniasis dan herpes.
Ahli
di CDC yang melakukan penelitian ini, Catherine Lindsey Satterwhite,
mengatakan bahwa epidemi penyakit menular seksual di AS sangat parah. Penemuan ini, ujarnya, didasarkan pada dua studi baru yang dipublikasikan oleh jurnal “Penyakit Menular Seksual”.
Dalam studi itu ditemukan bahwa kasus terbanyak terjadi tahun 2008, sebanyak 19,7 juta kasus baru. Terbanyak kedua adalah tahun 2000, sebanyak 18,8 juta kasus baru.Studi
ini juga menunjukkan kerugian masyarakat untuk pengobatan penyakit ini
yang mencapai hampir US$16 miliar atau sekitar Rp154 triliun.
Penyakit
yang paling mahal untuk diobati adalah Chlamydia yang mengharuskan para
pasien merogoh kocek sekitar US$742 miliar per tahun. Gonorrhea yang semakin kebal obat juga menjadi ancaman nyata di AS saat ini. Selain itu, AS tengah mengalami kekurangan antibiotik dan ahli di bidang ini.
Satterwhite mengatakan, saat ini yang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini adalah dengan menahan diri. Dia menganjurkan penggunaan kondom saat berhubungan seksual atau setia pada pasangan. Jika ada gejala penyakit seksual, ujarnya, segeralah melakukan pengujian agar bisa diatasi secepatnya. (viva./www.globalmuslim.web.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar