Hati
yang Bersih Mewujudkan Masyarakat Islam
Hati
Yang Soleh
Baik
buruk seseorang itu berpuncak dari
hatinya. Tepat seperti yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam
hadithnya yang artinya:
“Ketahuilah
di dalam jasad manusia terdapat seketul daging, jika baik
ketulan itu maka baiklah seluruh jasadnya, tetapi jika rosak maka
rosaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah ia adalah hati.”
Oleh karena itu
memperbaiki
dan merawat hati dari semua penyakit perlu
diberi keutamaan. Jiwa perlu dibersihkan dari semua syirik
dan sifat yang tercela seperti
hasad, ‘ujub, takkabur, bakhil, cintakan dunia,
menuruti hawa
nafsu dan sebagainya pelanggaran Syariah Islam.
Menurut
Ibn Qayyim al-Jauzi, hati itu menjadi baik apabila ia mengenali Allah yang
menciptanya, nama-Nya, sifat-Nya, perbuatan-Nya dan peraturan-Nya.
Hati yang sehat akan mengutamakan keridhaan
Allah dan mencintai apa yang disukai Allah serta menjauhi
segala larangan dan
perkara yang dimurkai-Nya.
Realitas
Masyarakat Jahiliyah Kini
Adalah
satu hakikat yang mudah dipahami yaitu manusia
hendaklah menjadi muslim dan dididik dengan didikan Islam. Bagaimanapun perkara
semudah ini tidak dipahami oleh umat hari ini atau
kabur bagi mereka.
Umat
hari ini rata-rata kehilangan kepribadian atau identitas
sebagai umat pilihan, hilang kekuatan dan terombang-ambing
menjadi buih, tidak dihormati atau
disegani lagi seperti yang disebutkan oleh Rasulullah SAW yang artinya:
“Hampir seluruh
umat manusia bersatu menghancurkan kamu seperti orang yang sedang lapar
menghadapi hidangan makanan. Mereka bertanya: ‘Apakah kita sedikit pada masa
itu, wahai Rasulullah?’ Jawab baginda: ‘Malah kamu banyak, tapi kamu
laksana buih air bah.”
Dasar
Penerapan Islam
Masalah
manusia hari ini tidak akan dapat dibereskan
kecuali kembali kepada aqidah dan syariah Islam. Islam pula
tidak dapat memainkan fungsinya melainkan terwujud adanya para pendukungnya
(‘amilinnya).
Meneliti perjalanan
Rasulullah SAW, para pendukung dibentuk
dan diproses melalui Tarbiyah Islamiyah yang mengikrarkan ‘ubudiyah
hanya kepada Allah; ‘ubudiyah yang merangkumi i’tiqad, ibadah dan peraturan Islam yang
benar-benar berjalan dalam amalan hidup mereka.
Proses
‘ubudiyah seperti ini akan membersihkan jiwa mereka dari beriman
kepada pemerintah dan hukum thogut dan
mengawasi amalan mereka dari bertujuan yang lain selain Allah
semata-mata.
Melalui
proses ini sajalah ummah Islamiyah dapat dibentuk. Ummah ini akan menjadi dasar
penerapan Islam.
Ummah yang dianggotai oleh mereka yang melalui proses pembentukan yang
bertolak dari kalimah tauhid yang diikrarkan oleh
setiap anggotanya yaitu ‘La ilaha illallah, Muhammadur
Rasulullah’.
Selagi
ikrar ini tidak lahir dalam bentuk amalan individu maupun masyarakat sebagai tempat proses
pembentukan itu, mereka belum layak untuk menganggotai ummah muslim dalam
pengertian sebenarnya. Konsep yang tegas dan jelas ini perlu
dipahami
oleh setiap muslim yang telah bertekad untuk memutuskan hubungannya dengan sistem
jahiliah dan mengikrarkan ‘ubudiyahnya hanya bagi Allah SWT menuruti syariah Islam.
Kefahaman
yang jelas ini penting supaya amalan hidup setiap muslim, umat muslim, dan negara
Khilafah Islam adalah benar-benar merupakan ibadah yang
diridhoi Allah
SWT. Dengan perkataan lain, ikrar itu menjadi kaidah
atau asas bagi suatu sistem yang lengkap dan praktikal.
Dengan itu, kehidupan ummah Islamiah benar-benar diasas dan dikawal oleh kaidah
ini, bukan kaidah
lain atau bersama kaidah lain. Allah berfiman dalam Surah
Yusuf, ayat 40 yang artinya:
“Keputusan
hukum itu kepunyaan Allah. Dia memerintahkan supaya jangan tunduk
memperhambakan diri melainkan kepada-Nya. Itulah din (agama)
yang benar.”
Dalam
Surah An-Nisa’, ayat 80 pula Allah berfirman yang artinya:
“Siapa
yang mematuhi Rasul maka sesungguhnya ia mematuhi Allah.”
Berdasarkan
pada proses pembentukan dan pembangunan itu, maka langkah pertama ialah
membersihkan jiwa anggota umat dari ‘ubudiyah kepada selain Allah Swt. baik dalam
bentuk i’tiqad, ibadah dan syariat.
Ummah
yang dianggotai mereka yang sudah bersih hati dan jiwa
saja yang dapat membangun masyarakat Islam.
Ummah
yang dibangun di atas dasar tauhid tidak dapat diwujudkan kecuali setelah tercapai suatu
tingkat kekuatan yang mampu menghadapi cobaan dan
tekanan masyarakat jahiliyah. Kekuatan yang dimaksud ialah
kekuatan aqidah, kekuatan syariah, kekuatan partai berideologi Islam,
kekuatan ilmu dan berbagai jenis kekuatan
yang diperlukan untuk menentang sistem jahiliyah hingga terwujud masyarakat
Islam dengan negara Khilafah Islamiyah.
Hati yang Bersih
Mewujudkan Masyarakat Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar