Memperoleh
Hidayah Iman Islam
Hidayah Begitu
Mahal, begitu berharga
Bayangkan
diri kita berada di dalam sebuah ruangan yang serba gelap, di mana tiada satu
titikpun cahaya di sana, bahkan untuk membedakan mana madu dan mana racun pun
kita tidak mampu, setidaknya diperlukan dua hal untuk mengatasi keadaan
tersebut ; kejelian mata dan cahaya dari luar. Mata bisa melihat, tetapi bila
tak ada cahaya (lampu ataupun sinar yang lain) tentu kita tidak dapat
membedakan barang-barang di sekitar kita yang semuanya tampak hitam legam. Adapun
sebaliknya walaupun cahaya di sekitar kita terang benderang, tetapi mata kita
buta maka yang terjadi adalah benda nyata menjadi maya.
Banyak
orang yang tahu tentang ilmu agama Islam, namun banyak pula yang tak
menjalankan apa yang telah diketahuinya itu. Bisa dikatakan mereka belum
mendapatkan hidayah. Memang mahal dan berharga untuk sebuah hidayah, dan ini
berkaitan dengan pribadi orang yang bersangkutan. Boleh saja seseorang berusaha
sekuat tenaga untuk mengantarkan orang lain mendapatkan hidayah, tetapi kalau
Allah tidak menghendaki, dalam arti bahwa orang yang bersangkutan belum
memiliki kesiapan dan kemauan maka usaha itu akan terhenti di tengah jalan atau
dengan kata lain gagal.
Taruhlah contoh berikut ini.
Nabi Nuh AS berdakwah kepada keluarga dan kaumnya selama beratus-ratus tahun
namun hanya beberapa orang sahabat yang mau mengikuti risalahnnya. Bahkan anak
dan istrinya termasuk dari orang-orang yang menentang. Nabi Ibrahim AS
berkali-kali mengajak ayahnya agar tunduk pada Alloh Sang Pencipta, namun sang
ayah tetap teguh pada pendiriannya menyembah patung yang dibuatnya sendiri.
Begitu pula Rosululloh SAW, beliau tidak bosan-bosan untuk mengharap pamannya agar mengucap kalimat
thoyyibah namun sampaii akhir hayatnya, Abu Thalib tidak mengucap kalimat “La
Ilaaha Illallah” itu.
Memang
hidayah itu hanya milik dan kekuasaan Allah semata. Dialah yang akan
menurunkannya kepada yang Dia kehendaki. Tugas manusia hanyalah mengajak dan
memberi jalan datangnya hidayah, selebihnya sudah dalam wewenang Alloh SWT,
sesuai dengan sifat Iradat-Nya (kehendak-Nya).
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi
petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada
orang yang dikehendaki-Nya dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau
menerima petunjuk”. (Qs Al –Qashash : 56)
Petunjuk
Alloh hanya akan diberikan kepada manusia yang taat dan patuh kepada Alloh dan
Rasul-Nya serta adanya usaha keras dari diri pribadi untuk meraihnya. Hidayah
memang tak bisa datang dengan sendirinya melainkan harus kita cari dan
membutuhkan perjuangan yang panjang serta pengorbanan yang tidak sedikit, baik
berupa harta, tenaga, waktu, bahkan nyawa bila dibutuhkan. Dengan begitu
niscaya Alloh akan menurunkan petunjuk-Nya.
“Katakanlah, taatlah pada Alloh dan taatlah
pada Rasul, dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul itu
adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah
semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepada-Nya,
niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan
menyampaikan dengan terang”. (Qs An-Nur: 54 ).
Memang berat untuk mendapatkan jalan
hidayah. Tetapi sebagai suatu perjuangan itu merupakan hal wajar. Sesuatu yang
bernilai tinggi tidak akan diberikan secara gratis. Tetapi setelah didapat dan
dipertahankan, maka hasilnya sungguh luar biasa. Hidayah itulah kunci selamat
dari gelapnya kehidupan.
Di
dalam Al-Qur’an, Alloh beberapa kali mengabarkan ada segolongan manusia yang
Alloh sesatkan ilmu pengetahuannya, kemudian Alloh mengunci hati dan
pendengarannya. Merekalah orang-orang yang merugi karena telah lupa dengan diri
mereka sendiri. Dan di akhirat, merekalah yang akan tertunduk lesu sebagai
orang-orang yang kalah.
Orang-orang
yang telah disesatkan Alloh, tiada
seorangpun yang mampu menolongnya dari kesesatan itu.
“Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka
mendapat petunjuk, maka sesungguhnya Alloh tiada memberi petunjuk kepada orang yang
disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong”. (Qs An-Nahl:37)
Kita berlindung kepada
Alloh dari kategori kelompok orang-orang dzhalim itu, kelompok yang merugi dan akan mendapatkan azab dari Alloh. Apalagi
kita berada dalam Ramadhan yang merupakan bulan dibukanya pintu hidayah, di mana
Alloh melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-Nya. Marilah kita berlomba-lomba
meraih sesuatu yang diidam-idamkan oleh seluruh umat Islam, memperebutkan piala
Alloh, memperoleh hidayah, disinari nikmat Iman dan Islam.
Nina Prasasti N
Memperoleh Hidayah Iman
Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar