Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 01 April 2013

Hubungan Perekonomian Indonesia Dengan Perekonomian Amerika Serikat AS

Hubungan Perekonomian Indonesia Dengan Perekonomian Amerika Serikat AS


1. Pendahuluan

Satu dampak tragedi (WTC) adalah terpukulnya perekonomian negeri adidaya itu, yang berimbas pada perekonomian dunia yang sedang mengalami lesu darah. Sistem ekonomi kufur kapitalisme sangat rentan krisis dan langganan krisis karena pondasinya lemah, yaitu bursa saham, mata uang kertas, dan riba (bunga/ interest). Tragedi WTC mengakibatkan krisis gara-gara sistem judi bursa saham yang membuat aset-aset nilainya bergantung penuh pada selera hawa nafsu para pemain judi (pemain saham, surat utang (obligasi), dan berbagai turunannya yang hina).

Dampak-dampak ekonomi Tragedi WTC itu segera terasa, yaitu turunnya nilai saham di Wall Street, New York. Dengan turunnya nilai saham maka pengurangan jumlah tabungan, dan akhirnya daya beli konsumsi domestik AS akan merosot pula. Imbas lainnya adalah turunnya investasi dan ekspor. Dikhawatirkan, pasca tragedi WTC arus investasi langsung dunia (FDI) ini akan menurun tajam. AS, menurut laporan Linkages United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD) merupakan negara penerima FDI terbesar dengan angka US$ 281 miliar, sementara arus keluar tercatat US$ 139 miliar atau turun 2 persen.

Tragisnya, bila ekonomi AS jatuh, dunia akan terseret bersamanya.  Tragedi WTC dikhawatirkan menyebabkan penurunan perdagangan dunia. Lebih kurang 40 % dari perdagangan dunia terkait langsung dengan AS yang bukan hanya menjadi pasar dari produk dunia tetapi menjadi produsen di mana produknya dijual ke seluruh dunia. Jadi AS adalah produsen sekaligus pasar raksasa. Produk AS, misalnya, menyumbang sekitar 25 % output dunia. Sebaliknya, sekitar 30 % ekspor Cina dan Jepang mengalir ke negeri Paman Sam itu. Dengan penurunan kemampuan perkonomian AS yang begitu besar itu, maka jelas akan mengakibatkan penurunan perdagangan global. Juga, perekonomian global dunia saat ini menggunakan sistem kufur kapitalisme dengan riba, mata uang murahan kertas, dan keharaman pasar saham sehingga perekonomian global mudah runtuh dan meruntuhkan.

Selain itu, negara-negara seperti Jepang dan Cina, bakal kehilangan pasar secara signifikan bila tingkat konsumsi AS menurun tajam. Demikian juga Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sampai saat ini AS masih merupakan pasar terbesar untuk ekspor non-migas Indonesia, dengan pangsa 17,15% selama semester I tahun 2001.

Menurut pengamat ekonomi INDEF, Dradjat Wibowo seperti dilaporkan detik.com, Selasa (18/9), ada tiga pola yang mengkaitkan jatuhnya Wall Street dengan kondisi perekonomian di Indonesia, yaitu jalur konsumsi domestik warga AS, jalur depresiasi mata uang dolar AS, dan jalur kontraksi investasi (www.detik.com). Secara lebih jelas, ketiga pola efek tragedi WTC itu adalah:

Pertama, jalur konsumsi domestik. Sekitar 70% para kapitalis AS menimbun uangnya dalam bentuk saham. Dengan ambruknya nilai saham maka terjadi pengurangan jumlah timbunan uang secara signifikan, dan akhirnya daya beli konsumsi domestik AS akan merosot drastis.

Restoran Le Bernardin di New York misalnya -yang menyediakan makanan seafood gaya Perancis yang mahal itu- tidak lagi menjual anggur haram Bordeaux yang harganya ribuan dolar per botol, yang selama ini merupakan bagian paling mahal dari ongkos makan malam di tempat itu. Restoran Beacon (daging babi) -yang tidak jauh dari Le Bernardin- tidak lagi menyediakan makan malam bergengsi dan mahal yang disiapkan dan dimasak di atas tungku kayu terbuka, seperti bebek panggang dan babi panggang.

Kalau dulu tiap restoran ditagih tiap pekan, sekarang tagihan baru disampaikan setelah satu bulan. Restoran yang biasanya membayar bulanan, sekarang diberi waktu sampai 80 hari untuk membayar utang mereka.

Survei lain yang diadakan oleh Perkumpulan Restoran Nasional AS menunjukkan jumlah pelanggan yang membawa pulang sisa makanan yang tidak habis dimakan di restoran naik dibanding dua tahun yang lalu (satunet.com)

Kedua, jalur depresiasi mata uang dolar. Dalam kondisi saat ini mata uang dollar akan semakin melemah terhadap beberapa mata uang kuat. Kecenderungan tersebut akan berdampak pada semakin mahalnya barang impor dari luar AS di pasaran AS. Sehingga mau tidak mau kemampuan impor AS terhadap produk-produk dari luar negeri, semisal dari Indonesia, akan semakin berkurang pula.

Sri Adiningsih ekonom UGM, menunjukkan pengaruh tragedi WTC terhadap ekspor Indonesia (baca: impor AS dari Indonesia) yang ikut-ikutan terseret. Jika pada tahun 2000 ekspor Indonesia sekitar 600-700 juta dolar AS, maka untuk tahun 2001 ini sampai dengan Mei, baru 107 juta dolar AS (www.indonesiamu.com).

Ketiga, jalur kontraksi investasi. Kini tengah terjadi gejala kontraksi di dalam investasi (bursa judi pasar finansial: pasar modal, pasar uang, dan pasar judi berbasis komoditas). Diperkirakan dalam waktu dekat ini investor (pemburu riba) akan lari ke aset-aset yang lebih aman semisal obligasi pemerintah AS dan Inggris. Maka, secara tidak langsung jumlah dana yang sedianya akan diinvestasikan ke negara-negara berkembang seperti Indonesia akan mengalami penurunan atau setidaknya penjadwalan ulang.

Sri Adiningsih memaparkan bahwa selama ini AS tergolong investor besar di Indonesia. Dengan adanya tragedi WTC diperkirakan investor asal negara AS belum berani untuk berinvestasi ke negara lain, termasuk Indonesia (www.indonesiamu.com).

Inilah sekilas dampak-dampak tragedi WTC untuk perekonomian global dan perekonomian Indonesia. Hal ini tentu merangsang kita untuk berpikir mengajukan solusi-solusi untuk mengatasinya.

Secara garis besar solusi-solusi untuk mengatasi dampak-dampak tersebut dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga): Pertama, solusi teknis ekonomis, Kedua, solusi politis, Ketiga, solusi ideologis sistemik.

Solusi teknis ekonomis merupakan solusi kufur praktis-pragmatis dari tinjauan ekonomi terhadap dampak-dampak yang terjadi. Solusi ini secara umum dilakukan oleh para ekonom baik dari kalangan pemerintah maupun non-pemerintah. Misalnya, guna mendorong perekonomian AS yang lesu seperti kegiatan investasi, Bank Sentral AS akan memutuskan untuk menurunkan lagi tingkat suku bunga (riba) guna mendorong perekonomian yang lamban itu. Contoh lain, guna mengatasi berkurangnya minat investor AS untuk berinvestasi ke negara lain, termasuk Indonesia, diupayakanlah memberikan jaminan keamanan kepada investor sehingga mereka akan merasa aman berinvestasi di Indonesia.

Solusi politis adalah solusi melalui jalur politis untuk mengatasi dampak-dampak ekonomi pasca tragedi WTC. Solusi inilah yang diambil pemerintah AS yang melakukan invasi militer untuk menghancurkan apa yang mereka tuduh sebagai kambing hitam tragedi WTC, yaitu terorisme. Ketika ditanya apa yang harus dilakukan menghadapi tragedi WTC, mantan Menlu AS Kissinger lebih menunjukkan pada prinsip menerapkan pola seperti apa yang AS lakukan setelah menghadapi serangan Jepang di Pearl Harbor. "Ini merupakan serangan terhadap wilayah Amerika Serikat dan karenanya mempengaruhi kehidupan masyarakat. Hal ini harus dihadapi dengan cara tertentu yaitu menghancurkan sistem yang memproduksinya," demikian tulis Kissinger. Yang dimaksudkan “menghancurkan sistem yang memproduksinya”, adalah menghancurkan terorisme melalui cara militer (indonesiamu.com). Itulah omongan mulut yang tidak takut dosa. Padahal sesungguhnya: teroris AS akan menyerang secara militer negeri-negeri Muslim yang mereka fitnah sebagai dalang tragedi 9/11 sementara mereka sendirilah dalang pesawat dan pelaku peledakan struktur menara kembar WTC termasuk gedung WTC 7 yang tidak ditabrak pesawat sama sekali dan AS-lah teroris imperialis suka menjajah. Para penguasa dan kapitalis Amerika Serikat adalah kafir yang suka membohongi dunia dengan berbagai media massa yang mereka kuasai.

Solusi ideologis sistemik adalah solusi yang lebih ditujukan kepada penggantian sistem ekonomi kufur kapitalisme secara total. Dalam perspektif ini, dampak-dampak tragedi WTC hanyalah riak-riak kecil (little symptons) yang sebenarnya bermuara pada satu sebab hakiki (real problem) yang lebih fundamental dan radikal, yaitu penerapan kapitalisme. Solusi ini biasanya diambil oleh manusia-manusia yang berani berpikiran kritis dan revolusioner, serta mempunyai hasrat untuk mengganti sistem kapitalisme secara radikal dengan sistem yang lebih rasional dan mensejahterakan.

Solusi ideologis sistemik ini sesungguhnya merupakan solusi sejati dan hakiki-tidak ada solusi hakiki lainnya- terhadap dominasi sesat kapitalisme yang ada, beserta dampak-dampak negatifnya kepada umat manusia di seluruh dunia. Solusi ini merubah ideologi dan sistem serta mengubah peraturan praktis yang lengkap. Solusi ini memang mengharuskan adanya kesadaran lebih dahulu, kemudian tindakan-tindakan praktis untuk secara langsung melakukan pembongkaran (dekonstruksi) sistem ekonomi kapitalisme yang buruk itu.

Solusi ideologis sistemik inilah yang kami tawarkan. Solusi ini akan menerangkan 2 (dua) hal:
Pertama, kritik terhadap sistem ekonomi kapitalisme
Kedua, deskripsi sistem ekonomi alternatif wajib yang adil dan manusiawi

Hubungan Perekonomian Indonesia Dengan Perekonomian Amerika Serikat AS

{{BERSAMBUNG KE ARTIKEL LANJUTAN}}

Tidak ada komentar:

Related Posts with Thumbnails

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam