PERANG
SALIB
Salah
seorang ilmuwan Perancis, Comte Henri Dakastier dalam bukunya, al-Islam, mengatakan: "Saya tidak tahu apa yang akan dikatakan kaum muslimin seandainya
mengetahui kisah-kisah abad pertengahan dan memahami apa yang terdapat dalam
nyanyian-nyanyian orang-orang Kristen. Sesungguhnya seluruh nyanyian kami
hingga yang tampak sebelum abad ke-12 M bersumber dari pikiran yang satu.
Pikiran itulah yang menjadi sebab timbulnya Perang Salib. Seluruh nyanyian
dibalut dengan kebusukan dendam terhadap kaum muslimin dan membodohkan agama
mereka. Dari syair-syair lagu itu, diciptakan dogma aib kisah-kisah dalam akal
yang menentang agama (Islam) dan mengokohkan kekeliruan pemahaman. Sebagiannya
hingga hari ini masih kokoh. Setiap penggubah lagu menyiapkan lirik yang
mengubah kaum muslimin menjadi musyrik, tidak beriman, dan penyembah berhala
yang murtad."
Seperti demikianlah
gambaran yang ditempelkan para tokoh agama Nasrani di Eropa pada kaum muslimin
sebagaimana juga gambaran yang dilekatkan pada agama mereka. Di abad-abad
pertengahan, mereka menggambarkannya dengan sifat-sifat yang keji. Sifat-sifat
inilah yang digunakan mereka untuk mengobarkan dendam dan kemurkaan dalam
memusuhi kaum muslimin.
Di antara kobaran
fitnah yang diciptakan dunia Nasrani adalah Perang Salib. Beberapa abad setelah
berakhir Perang Salib, kaum muslimin di abad 15 M bangkit sampai Khilafah Islam
berhasil menaklukkan Konstantinopel, kemudian di abad 16 disusul berbagai jihad
penaklukan yang merambah Eropa Selatan dan Timur dengan membawa Islam ke
negera-negara itu.
Berjuta-juta bangsa
Albania, Yogoslavia, Bulgaria, dan bangsa lainnya berbondong-bondong memeluk
Islam. Penaklukan melahirkan Perang Salib gaya baru dan memunculkan masalah
ketimuran. Studi ketimuran dan Perang Salib gaya baru ini menurut versi Eropa
diarahkan untuk mengusir pasukan Islam dan menyetop laju penaklukan Khilafah
Islam serta menolak bahaya kaum muslimin.
Permusuhan terhadap
Islam dan kaum muslimin telah mengakar dalam jiwa mereka. Permusuhan itulah
yang membawa seluruh kaum Nasrani di Eropa bangkit dan mengirimkan
misionaris-misionaris di Negara Khilafah Islam, dengan nama sekolah-sekolah,
rumah sakit-rumah sakit, kelompok-kelompok studi, dan club-club. Untuk
mewujudkan mega proyek ini, mereka mengerahkan dana raksasa yang sangat
melimpah dan usaha keras. Mereka sepakat dan kompak mematuhi garis-garis haluan
ini, meski di antara mereka terdapat perbedaan kepentingan dan politik. Semua
negara dan bangsa Barat bersatu untuk mewujudkan proyek ini dan menjadikannya
sebagai bagian tugas para konsul dan duta mereka, di samping menugaskan para
delegasi khusus dan misionaris.
Permusuhan salib ini
terpendam dalam seluruh jiwa Barat, apalagi Eropa, khususnya Inggris.
Permusuhan yang mengakar dan dendam yang sangat hina inilah yang menciptakan
garis-garis besar haluan jahannam untuk melenyapkan Islam dan kaum muslimin.
Permusuhan itu pula yang menyebabkan kehinaan kita di negeri kita sendiri
dengan kehinaan yang memalukan. Ketika Lord Allenby berhasil menaklukkan Quds
pada tahun 1917 M dan memasukinya, dia berkata sinis: "Sekarang Perang Salib telah berakhir." Ini tidak lain
merupakan ungkapan jujur yang terlontar dari perasaan jiwanya yang terpendam,
kemarahannya yang membara, dan dendam yang mengakar dalam jiwanya. Ungkapan itu
juga merupakan bentuk gambaran jiwa setiap orang Eropa yang terjun ke lautan
perang baik dengan perang tsaqafah (khazanah pemikiran) maupun militer untuk
memusuhi kaum muslimin.
Mahabenar Allah Yang
telah memfirmankan: "Mereka menyukai apa
yang menyusahkanmu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang
disembunyikan dalam hati mereka lebih besar lagi" (TQS. Ali
'Imraan: 118).
Apa yang tampak dari
ungkapan Lord Allenby tidak lain kemurkaan yang memuncak, dan apa yang
disembunyikan oleh Negara Inggris adalah jauh lebih besar dari kemurkaan itu.
Dan itu tidak meragukan. Demikian juga yang terdapat dalam jiwa semua orang
Eropa. Kebencian yang teramat sangat ini telah meluas semenjak Perang Salib dan
masih berjalan hingga sekarang. Penindasan, penghinaan, penjajahan, dan
pembelengguan yang kita temukan sampai menyentuh ke sektor politik adalah
jelmaan kebencian terhadap kaum muslimin dengan bentuk yang khas….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar