Lebih
jauh, Mushthafa Kamal menyiapkan iklim yang mendorong penghapusan Khilafah.
Sebagian anggota dewan membicarakan manfaat Khilafah bagi Turki dari sisi
diplomasi. Akan tetapi, Mushthafa Kamal menentang mereka dan berkata pada
Komite Nasional: "Tidakkah sebab Khilafah, Islam, dan tokoh-tokoh agama,
Khalifah memerangi orang-orang desa Turki dan mereka mati selama lima abad?
Sekarang ini Turki baru melihat kepentingannya dan tidak menghiraukan India dan
Arab, serta melaksanakan pemerintahan sendiri dan bebas dari penguasaan kaum
muslimin."
Seperti
demikianlah langkah-langkah Mushthafa Kamal. Dia menjalankan aksinya dalam
propaganda-propaganda menentang Khilafah dengan menjelaskan “bahaya-bahayanya”
bagi Turki, sebagaimana menjelaskan bahaya-bahaya Khalifah terhadap dirinya.
Dia menggambarkan Khalifah dan para pendukungnya dengan gambaran yang tidak
jujur dan menampakkan gambar mereka dengan penampakan yang dibuat-buat Inggris.
Tidak
cukup dengan itu saja. Bahkan, dia juga menciptakan gelombang ketakutan yang
menentang orang-orang yang mendukung Khilafah. Ada anggota dewan meneriakkan
keberpihakannya pada Khilafah dengan keras. Dia dengan tegas menunjukkan
pembelaannya pada agama. Melihat penentangan ini, tidak ada cara lain yang bisa
dilakukan Mushthafa Kamal kecuali menugaskan seseorang secara rahasia untuk
membunuh anggota dewan itu di malam hari.
Dengan
segera, petugas rahasia dari geng Mushthafa Kamal membunuh anggota dewan
tersebut di tengah perjalanan pulang ke rumahnya dari pertemuan Komite
Nasional.
Seorang
anggota dewan lain menyampaikan orasi Islam, lalu Mushthafa Kamal mendatanginya
dan mengancamnya dengan hukuman gantung jika dia masih membuka mulutnya sekali
lagi.
Seperti
demikianlah cara-cara yang dilakukan Mushthafa Kamal. Dia menebarkan ketakutan
si sepanjang Khilafah. Dia juga menugaskan seorang hakim Istambul untuk
melakukan kewajiban menghapus panji-panji kebesaran yang mengitari arak-arakan
Khalifah di tengah-tengah melaksanakan shalat Jumat. Akibatnya, derajat
Khalifah turun hingga ke batas yang paling rendah.
Mushthafa
Kamal juga mengingatkan dengan keras kepada para pengikut Khalifah supaya
melepaskan diri. Peringatannya wajib dilaksanakan.
Memperhatikan
perkembangan ini, sebagian golongan moderat dari para pendukung Mushthafa Kamal
yang masih memiliki semangat Islam mengkhawatirkan terhapusnya Khilafah. Maka,
mereka meminta Mushthafa Kamal untuk mendudukkan dirinya menjadi Khalifah kaum
muslimin. Namun, Mushthafa Kamal tidak menerimanya. Kemudian dua orang utusan
yang masing-masing dari Mesir dan India mendatangi Mushthafa Kamal. Keduanya
juga meminta Mushthafa Kamal mengangkat dirinya menjadi Khalifah. Harapan ini
berulang-ulang disampaikan, tetapi Mushthafa Kamal menolaknya, bahkan dia telah
menyiapkan pukulan yang mematikan dengan mengumumkan penghapusan Khilafah.
Di udara,
di tengah kehidupan bangsa, di tengah pasukan, dan di tengah Komite Naional,
dia membangkitkan kemarahan dan kemurkaan terhadap pihak-pihak asing, musuh,
dan sekutu Khalifah. Upaya membangkitkan kemarahan terhadap asing ini merupakan
tipuan untuk memanipulasi tujuan yang di antaranya menghubungkan dugaan negatif
terhadap Khalifah yang dipersepsikan sebagai sekutu asing sehingga pengaitan
rekayasa ini akan membangkitkan kemarahan rakyat pada Khalifah.
Mushthafa
Kamal juga mencemarkan udara dengan isu-isu yang mampu membangkitkan perlawanan
terhadap Khalifah. Ketika iklim yang sudah panas ini menguasai Khilafah, maka
Mushthafa Kamal maju selangkah lebih berani.
Pada
tanggal 3 Maret 1924 M Mushthafa mengadakan sidang Komite Nasional dengan
rumusan yang sudah ditetapkan, yaitu memutuskan penghapusan Khilafah, membuang
Khalifah, dan memisahkan agama dari negara.
Di antara
pidato yang disampaikan pada anggota dewan ketika menetapkan rumusan ini
adalah: "Dengan harga apa yang harus dibayar untuk menjaga Republik yang
terancam ini dan menjadikannya berdiri kokoh di atas prinsip ilmiah yang kuat?
Jawabnya Khalifah dan semua keturunan keluarga 'Utsmani harus pergi [dari
Turki], pengadilan agama yang kuno dan undang-undangnya harus diganti dengan
pengadilan dan undang-undang modern, sekolah-sekolah kaum agamawan harus
disterilkan tempatnya untuk dijadikan tempat sekolah-sekolah pemerintahan yang
non-agama." Kemudian dia menyerang agama dan orang-orang yang dinamakan
kaum agamawan.
Dengan
kekuatan diktator, Mushthafa Kamal menetapkan rumusan ini melalui Komite
Nasional. Keputusan ditetapkan tanpa melalui diskusi. Kemudian dia mengirim
instruksi kepada hakim Istambul agar memutuskan hukuman buang bagi Khalifah
Abdul Majid. Khalifah harus meninggalkan Turki sebelum fajar sehari setelah
dikeluarkan keputusan ini.
Hakim,
sejumlah polisi yang menyertainya, dan militer berangkat ke istana Khalifah di
tengah malam dan mereka memaksanya mengendarai mobil lalu menuntunnya keluar
perbatasan Turki. Mereka sama sekali tidak memberikan toleransi dan
belas-kasihan kepadanya sedikit pun secuali hanya diperbolehkan membawa sekoper
yang berisi beberapa lembar pakaian dan sedikit uang.
Seperti
demikianlah hantaman Mushthafa Kamal terhadap Negara Khilafah Islam dan sistem
Islam. Dia kemudian mendirikan negara kapitalis dan sistem kapitalis. Dengan
demikian, dia telah menghabisi Negara Islam dan mewujudkan mimpi kaum kafir
yang dia bersenda gurau dengan mereka semenjak Perang Salib. Ingatlah, dialah
yang menghancurkan Negara Islam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar