Sebagaimana
diketahui, akidah Islam harus menjadi motivator kerja partai politik ideologi
Islam, dan upaya mendirikan pemerintahan Islam yang menerapkan hukum-hukum
Allah harus menjadi tujuannya sehingga kehidupan Islam terwujud. Oleh karena
itu, pemikiran kolektif yang diadopsi oleh partai politik Islam wajib diambil
dalam bentuknya yang terikat kuat dengan akidah. Cara seperti itu akan
mewujudkan rasa tanggung jawab, perhatian, kesungguhan, semangat yang
berapi-api, serta pengorbanan pada para pengemban dakwah atau para aktivis
partai ideologi Islam. Cara seperti ini juga, pada saat yang sama, akan
menjadikan seorang Muslim mau menanggung berbagai kesulitan yang menghadangnya,
dan tidak akan menjadikan pengemban dakwah menunggu ‘ucapan terima kasih’ dari
manusia.
Yang
akan terjadi pada dirinya justru adalah rasa khawatir terhadap Hari Kiamat.
Dengan begitu, dia senantisa ridha dengan segala kesulitan aktivitas yang
dijalaninya serta keterhalangan dirinya dari kesenangan dan kenikmatan dunia.
Semua itu dilakukan semata-mata demi memperoleh keridhaan Tuhannya serta demi
memperoleh kenikmatan dan kebahagiaan akhirat.
Dijadikannya
akidah Islam sebagai asas pemikiran partai politik ideologi Islam juga
meniscayakan akidah Islam sebagai satu-satunya asas perubahan masyarakat.
Artinya, perubahan sosial yang diupayakan semata-mata harus didasarkan pada
akidah Islam; bukan karena faktor kebencian terhadap kezaliman yang meliputi
masyarakat, atau agar masyarakat terlepas dari kebodohan, atau semata-mata demi
memperbaiki keadaan.
Dengan
kata lain, faktor yang mendorong seorang Muslim untuk berdakwah dan yang
mendorong kaum Muslim lainnya untuk menyambut seruan dakwahnya adalah
pemikiran-pemikiran tentang keimanan. Hal inilah yang, pada dasarnya, merupakan
manhaj yang dikehendaki oleh Islam.
Pemikiran tentang keimanan yang dijadikan asas pemikiran kolektif bagi
perubahan sosial ini wajib disampaikan dalam bentuk yang mampu mendorong
tercapainya tujuan yang telah dicanangkan. Demikian pula dengan akidah Islam
dan hukum-hukumnya serta penelitian terhadap realitas yang ada; wajib
disampaikan dalam bentuk yang dapat mendukung tercapainya tujuan yang ada.
Walhasil,
pemikiran kolektif partai harus senantiasa diikat dengan akidah Islamiyah,
dengan dalil-dalil syariat, dan yang disampaikan dengan cara yang dapat
merealisasikan tujuan syariat. Tujuan tersebut adalah terwujudnya penyembahan
kepada Allah secara praktis dengan jalan mendirikan Daulah Khilafah Islamiyah,
yakni merealisasikan bahwa kedaulatan hanya milik Allah semata. Atas dasar
inilah, para anggota partai politik ideologi Islam harus dibina dan
dikaderisasi.
Akidah
Islam, sebagaimana dipahami, menduduki posisi puncak; laksana kepala bagi
tubuh, dan jantung bagi anggota-anggota tubuh. Akidah Islam merupakan
satu-satunya pengatur dan pengendali segala perkara sekaligus penjaga segala
sesuatu.
Akidah Islam ini,
ketika disampaikan, harus mampu mendorong manusia ke arah pengesaan Allah Swt.
dalam masalah ibadah maupun hukum (tasyrî‘).
Artinya, harus diyakini, bahwa tidak ada seorangpun selain-Nya yang memiliki
hak ini. Allahlah satu-satunya Tuhan dan satu-satunya Pencipta. Dialah Yang
Mahatahu atas semua perkara lahir maupun batin. Dialah satu-satunya Yang berhak
membuat/menetapkan syariat dan Yang berhak melakukan pengaturan. Karena manusia
secara fitrah merasakan bahwa dirinya lemah, serba kurang, membutuhkan yang
lain, serta terbatas, maka sesungguhnya upaya dirinya mencari Tuhan dimaksudkan
agar Tuhan memberinya petunjuk jalan yang benar dan mengeluarkannya dari
kegelapan menuju cahaya Islam.
Sesungguhnya Allah
Swt. telah mengutus Rasulullah Saw. dari kalangan hamba-Nya yang terpilih untuk
membawa risalah-Nya yang akan memberikan petunjuk jalan yang lurus kepada
orang-orang yang mengikutinya. Allah meminta kepada kita agar hanya mengikuti
Rasulullah dalam semua perkara yang disampaikannya dari Tuhannya. Rasululullah
Saw. adalah ma‘shûm (terpelihara dari
dosa).
Al-Qur’an yang
diturunkan kepadanya merupakan risalah bagi umat manusia seluruhnya yang
menjadi petunjuk, cahaya, rahmat, nasihat, dan obat bagi jiwa-jiwa manusia.
Allah telah menjanjikan kepada mereka kesenangan yang abadi jika mereka beriman
dan taat kepada-Nya. Sebaliknya, Allah juga mengancam mereka dengan Neraka
Jahanam jika mereka menolak perintah-Nya. Manusia adalah makhluk yang
diciptakan agar hanya beribadah kepada Allah dengan hanya mengikuti petunjuk
yang disampaikan oleh Rasulllah Saw.
Umat Islam harus
diberikan penjelasan bahwa Islam mengikat realitas manusia dengan keimanannya
kepada Zat Yang ada sebelum kehidupan dunia, yaitu Allah Yang Maha Pencipta dan
Maha Pengatur; juga pada apa yang ada pasca kehidupan dunia, yaitu Hari Kebangkitan
serta adanya perhitungan, pahala, dan dosa. Hal ini harus disampaikan dengan
cara yang dapat menjelaskan hubungan ini. Harus dijelaskan pula, bahwa siapapun
yang memutuskan atau memisahkan hubungan/keterikatan ini tidak akan mampu
menegakkan pendapatnya di atas hujjah yang kuat atau bukti yang nyata, sehingga
pendapatnya tergolong pendapat yang kufur.
Akidah Islam wajib
disampaikan dengan cara yang dapat menghidupkan umat dan mendorongnya untuk
mengemban risalah Islam ke seluruh dunia.
Akidah Islam wajib
dijelaskan kepada umat Islam sebagai sesuatu yang layak untuk menghadapi
berbagai pemikiran kufur yang ada sekarang ini....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar