Peran WTO Fungsi WTO
3.2. Peran WTO (World
Trade Organization) :
Semenjak
kelahirannya, WTO senantiasa merancang berbagai strategi ekonomi dan
mempublikasikan kajian-kajian yang berhubungan dengan perdagangan bebas dan
investasi ekonomi untuk menghapuskan hambatan tarif dan membuka pasar-pasar
internasional. Ide-ide ekonomi ini memang dapat meningkatkan aktivitas
perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di Barat, karena mereka memang mempunyai
daya saing dalam hal produk-produk industri dan teknologi. Tetapi,
negara-negara berkembang sayangnya tak mempunyai daya saing seperti ini. Maka
dapatlah dimengerti, tujuan ide-ide WTO tersebut sebenarnya adalah untuk
merampas bahan-bahan mentah dengan harga murah dari negara-negara berkembang.
Selanjutnya laba yang diperoleh negara berkembang dari minyak dan bahan mentah
lainnya digunakan untuk membeli berbagai alat/sarana teknologi ataupun militer
dari negara maju. Dengan kata lain, keuntungan penjualan bahan mentah tersebut
tidak diinvestasikan untuk membangun landasan bagi teknologi dan industri berat
di negara-negara berkembang.
4. Membentuk Blok-Blok Ekonomi, Seperti NAFTA dan
APEC
Blok-blok tersebut
antara lain terdiri dari AS, Meksiko, Kanada, Australia, New Zealand, Jepang,
Korea, dan Indonesia. Sementara itu di sisi lain ada pula Pasar Bersama Eropa
yang beranggotakan negara-negara Eropa. Peran blok-blok ini untuk bersaing
dalam hal dominasi dan perampasan ekonomi tak perlu dibuktikan lagi.
Di samping
blok-blok itu, telah diselenggarakan pula berbagai konferensi internasional dan
regional untuk mengokohkan dominasi Barat dan memaksakan format-format ekonomi
Barat. Konferensi-konferensi seperti ini antara lain adalah kesepakatan GATT,
yang berkaitan dengan tarif (bea masuk) dan tuntutan untuk menghapus segala
tarif ini pada konferensi di Napoli (Italia) pada tahun 1994.
Termasuk juga dalam
hal ini strategi Clinton mengenai liberalisasi perdagangan, dan konferensi
Barcelona yang membicarakan keikutsertaan negara-negara Eropa Tengah untuk
memodernisasi sistem ekonomi-sosialnya, seperti perwujudan sektor swasta dan
penumbuhan lingkungan yang kondusif untuk menggalakkan investasi. Selain itu
ada pula Konferensi Gedung Putih (1994), Konferensi Oman (1995), Konferensi
Kairo (1996), dan Konferensi Qatar (1997) untuk menerapkan kebijakan-kebijakan
ekonomi bagi apa yang disebut "Pasar Timur Tengah Baru", atau untuk
membentuk Organisasi Kerjasama Timur Tengah, mengikuti bentuk Organisasi
Keamanan dan Kerjasama Eropa. Sebenarnya konferensi Qatar ini merupakan upaya
untuk memperkuat pencangkokan organ asing yang ditolak oleh kaum muslimin -yakni
negara Israel- ke dalam tubuh kaum muslimin, melalui perjanjian-perjanjian
ekonomi, keamanan, dan berbagai proyek sektor produksi dan jasa, seperti proyek
komunikasi, transportasi, pelayaran, dan pariwisata. Inilah penafsiran terhadap
adanya upaya Israel dalam konferensi tersebut untuk mengajukan 162 proyek
senilai 25 juta milyar dolar AS.
5. Merekayasa Berbagai Perang, Krisis, Kekacauan,
dan Kerusuhan
Berbagai perang dan
kerusuhan sengaja disulut oleh Barat di negeri-negeri Islam, seperti Perang
Teluk I (perang Irak-Iran) dan Perang Teluk II yang dimaksudkan untuk menguasai
minyak dan mencampuri urusan negeri lain dengan cara membangun
pangkalan-pangkalan militer dan zona-zona kemananan di wilayah Irak Utara dan
Selatan.
Negara-negara kapitalis
juga mensponsori gerakan-gerakan separatis -seperti gerakan separatis Kurdi dan
Sudan Selatan- dan perang saudara di Afghanistan. Tujuannya adalah untuk
menyiksa bangsa-bangsa tersebut, merampok harta kekayaannya, dan memeratakan
kemelaratan dan kerusakan.
Demikianlah
penampilan Peradaban Barat yang sebenarnya,
berikut persepsi-persepsinya di bidang ekonomi. Ini baru sekelumit saja dari
cara-cara imperialisme Barat gaya baru, yang diberi kedok
"stabilitas", "keamanan", "hak asasi manusia",
dan "pertumbuhan ekonomi". Harga untuk slogan-slogan itu harus
dibayar oleh rakyat yang ditekan dalam segala aspek hidupnya serta hidup tertindas
di bawah penguasa- penguasa upahan yang menjadi agen-agen Barat. Harga untuk
kebijakan-kebijakan itu harus dibayar oleh rakyat dengan darah, harta, dan jiwa
anak-anak mereka, hingga jumlah orang miskin di dunia kini mencapai 1 milyar
jiwa. Sebagian dari mereka sebanyak 38 juta di negara-negara Amerika dan 20
juta di Afrika tengah terancam maut. Ini di luar orang-orang melarat yang
jumlahnya berjuta-juta.
Berdasarkan semua
penjelasan di atas, maka kaum muslimin wajib
berupaya mencegah pelaksanaan segala cara dan sarana imperialisme tersebut dan
menentang siapapun yang hendak menjalankannya. Kaum muslimin wajib pula
mencegah upaya negara-negara kapitalis untuk menghancurkan dan merampas segala
potensi dan kekayaan alam kaum muslimin
sebelum terlambat; yaitu sebelum cara dan sarana imperialisme itu menjadi undang-undang
internasional yang mengesahkan intervensi militer secara langsung terhadap
negara yang menyalahi undang-undang tersebut atas nama kezhaliman
internasional.
Dan pada
hakikatnya, kaum muslimin tak akan pernah mampu menghadapi penghinaan dan
penindasan ini, kecuali dengan berjuang untuk mengembalikan kehidupan Islam, dengan
berdirinya negara Khilafah Rasyidah dengan seizin Allah SWT semata. []
Peran WTO Fungsi WTO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar