Maksud Globalisasi
GLOBALISASI :
SKENARIO MUTAKHIR KAPITALISME
(Ahmad Al Khatib)
Globalisasi bukan
sekedar slogan ekonomi kapitalis dan bukan pula salah satu fenomena dalam
ideologi kapitalisme yang beraneka ragam.
Globalisasi adalah sebuah pemikiran ideologi Kapitalisme yang
komprehensif dan meliputi segenap aspek kehidupan, kendatipun yang menonjol
adalah aspek ekonomi. Globalisasi merupakan serangan total
peradaban kapitalis yang melanda seluruh pelosok dunia --termasuk dunia Islam--
dan merupakan serangan yang sangat ganas
dan mematikan dengan senjata modal --yang memang sangat vital bagi roda
kehidupan-- untuk melumpuhkan seluruh bangsa di dunia, termasuk kaum muslimin.
Hampir tak ada
perlawanan apapun terhadap ide globalisasi ini dari para penguasa kaum muslimin
dan kawan-kawan dekat mereka yang oportunis, yang telah bersekutu dengan kaum
kafir dalam penjajahan gaya baru mereka. Para penguasa dan sekutu mereka malah
mempromosikan penjajahan tersebut kepada rakyat mereka dan menganggapnya
sebagai sesuatu yang sangat membanggakan.
Kata globalisasi
diambil dari kata global, yang maknanya ialah, universal. Jadi globalisasi
maksudnya adalah universalisasi ideologi kapitalisme, atau menjadikan
kapitalisme sebagai satu-satunya ideologi dan peradaban dunia. Monopoli kata
"universal" di sini yang dikhususkan hanya untuk ideologi kapitalisme,
sesungguhnya adalah suatu keangkuhan dan kesombongan, serta merupakan hinaan
terhadap ideologi lain yang bersifat universal. Hal ini mencerminkan sikap
tidak mau terhadap eksistensi ideologi lain tersebut. Sikap ini sama halnya
dengan monopoli kata "demokrasi" hanya untuk kapitalisme. Padahal
demokrasi secara bersamaan dianut pula oleh ideologi atau filsafat
non-kapitalisme.
Globalisasi adalah
suatu ungkapan yang berarti penyatuan (integrasi) dan penundukan perekonomian
lokal ke dalam perekonomian dunia, dengan cara memaksakan penerapan format
ekonomi swasta ke dalam struktur
perekonomian dunia, serta menjadikan ekspor setiap negara ditujukan
untuk pasar dunia, selain untuk pasar regional.
Semua ini
mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal,
barang, dan jasa. Jadi pasar dan perekonomian dunia itu tentu bukanlah
perekonomian yang tertutup atau terproteksi, melainkan perekonomian terbuka,
atau apa yang disebut dengan pasar yang terbuka terhadap segala kekuatan
ekonomi.
Istilah globalisasi
pertama kali mengemuka pada bulan Nopember 1992 di majalah Criminal Politics Magazine
terbitan Amerika di bawah rubrik Globalology.
Majalah tersebut mempublikasikan sebuah artikel berjudul The Carrol Quigley-Clinton Connection (Hubungan Presiden Clinton
dengan Profesor Carrol Quigley). Profesor ini dulu adalah dosen Clinton di
Universitas Georgetown, yang mengasuh beberapa mata kuliah mengenai ekonomi-strategis
pada salah satu program pasca sarjana universitas. Tulisan itu menyebutkan,
Profesor Quigley pernah mengizinkan Clinton untuk "mengintip"
kebijakan-kebijakan yang bersifat rahasia, serta meminta Clinton untuk
mempelajarinya dan ikut serta mempersiapkan kajan-kajian yang dapat
menguntungkan pemerintah Amerika. Clinton terus melakukan kajian dan
persiapannya selama 20 tahun, dan akhirnya berhasil menelorkan ide-ide ekonomi
yang berhubungan dengan Tata Dunia Baru. Sejak awal dia telah meletakkan
asas-asas kajian dan penelitiannya. Hal ini dibuktikan dengan pernyataannya, "Tidaklah
mudah menciptakan tata aturan dunia yang didasarkan pada dominasi perekonomian
internasional sebagai satu kesatuan. Oleh karena itu, bank-bank sentral di
berbagai negara harus dimanfaatkan sesuai dengan perjanjian-perjanjian rahasia
yang ditetapkan dalam berbagai pertemuan, perundingan, dan konferensi."
Ide-ide tersebut
terkristalisasi dengan sempurna dan mulai muncul ke permukaan pada awal
dasawarsa 90-an. Ide-ide tersebut
semakin matang dengan runtuhnya Uni Soviet, berakhirnya masa komunisme, dan
keluarnya sosialisme dari medan internasional. Ini mengharuskan adanya
introduksi dan perencanaan strategi ekonomi dalam skala luas untuk melemahkan
dan kemudian menghancurkan sisa-sisa sosialisme secara total, untuk kemudian digantikan
dengan persepsi-persepsi kapitalis, termasuk ide globalisasi, ekonomi pasar,
dan perdagangan bebas, sebagai ide-ide yang diklaim paling aktual dan paling
relevan dengan abad ke-21.
Semua ini
membutuhkan perwujudan ide globalisasi dan perekrutan tokoh-tokohnya. Maka,
muncullah istilah globalisasi, dan Clinton-lah yang menjadi perintisnya
mengingat istilah ini muncul berbarengan dengan awal masa pemerintahannya.
Tapi karena
kapitalisme merupakan kumpulan dari beraneka macam madzhab dan aliran
pemikiran, maka dilakukanlah seleksi untuk mencari aliran pemikiran terunggul
yang akan diadopsi Amerika. Pada masa sebelumnya, telah ada kapitalisme Adam
Smith dan David Ricardo yang memberikan otoritas besar pada hak milik pribadi
dan memperkokoh feodalisme dan monopoli raksasa, sehingga menimbulkan berbagai
kecaman dan revolusi terhadap kapitalisme, karena masyarakat sangat marah dan
jengkel menghadapi dominasi individu-individu secara sewenang-wenang terhadap
rakyat kecil yang hidup serba susah.
Kondisi ini
akhirnya membidani lahirnya ide-ide sosialisme dan komunisme serta ide tentang
hak milik umum. Kapitalisme mau tak mau meluruskan kekeliruannya tentang ide
hak milik pribadi, memasukkan revisi-revisi ke dalam ideologi kapitalisme, dan
beradaptasi sesuai dengan kenyataan baru yang ada. Ini sesungguhnya merupakan
koreksi terhadap kapitalisme, sebab dia telah mentolerir masuknya ide-ide
sosialisme ke dalam kerangka ideologi kapitalisme. Inilah awal munculnya ide
sosialisme negara dan ide pemberian peran yang besar kepada sektor publik (hak
milik umum), untuk meringankan kezhaliman yang ditimbulkan oleh hak milik
pribadi (swasta).
Namun setelah
sosialisme redup dan komunisme runtuh, ada semacam keharusan untuk kembali
kepada kapitalisme yang asli, serta menutupinya dengan baju baru supaya tidak
menjadi bahan cacian untuk kedua kalinya dan supaya tidak ada revolusi-revolusi
lagi untuk menentang kapitalisme. Maka kemudian dicanangkanlah dengan seksama
ide globalisasi yang mengubah kembali sektor publik menjadi sektor swasta, sehingga
negara dapat berlepas diri dari tanggung jawabnya. Padahal kebijakan ini
terkadang menimbulkan akibat-akibat yang destruktif.
Di samping itu Amerika
memang mempunyai keunggulan internasional di bidang ekonomi dan menguasai
komoditas-komoditas produk yang terpenting -terutama peralatan militer- serta
memonopoli beberapa komoditas strategis seperti komputer dan informasi. Amerika
juga jauh dari berbagai pergolakan dan perang yang direkayasanya di Eropa untuk
saling membenturkan kekuatan-kekuatan ekonomi yang ada, yang pada gilirannya
akan melemahkan dan menghilangkan kesatuan Eropa.
Faktor-faktor
tersebut membuat Amerika menjadi satu-satunya negara yang mampu melestarikan
ideologi kapitalisme yang tidak dipengaruhi oleh ide-ide sosialisme, baik yang
lama maupun yang baru. Inilah yang membuat sebagian besar negara-negara di
dunia merasa bahwa sistem ekonomi Amerika merupakan bentuk ideal yang wajib
dijadikan teladan.
Amerika kemudian
mendapatkan kesempatan emas pada awal dekade 90-an, setelah adanya perubahan
konstelasi politik internasional dan pelontaran ide globalisasi yang termasuk
dalam paket ide Tata Dunia Baru, untuk menghancurkan sisa-sisa ide sosialisme,
proteksi ekonomi, dan sektor publik, yang masih diterapkan di berbagai negara
di dunia, terutama di negara-negara Eropa.
Agar globalisasi
dapat terwujud sebagai realitas universal, Amerika segera melancarkan tekanan
kepada berbagai negara di dunia khususnya negara-negara kuat Eropa untuk
mengubah GATT --yang tugasnya hanya membahas masalah tarif-- menjadi lembaga
internasional yang berhak memaksakan undang-undang globalisasi atas Dunia. Maka
lenyaplah kemudian hambatan-hambatan, pajak-pajak, dan bea-bea masuk, serta
hilang pula ketentuan-ketentuan mengenai proteksi dan monopoli perekonomian
negara. Semua ini membuka peluang bagi masuknya modal dan produk Amerika yang
besar ke pasar-pasar yang sebelumnya terproteksi dan tertutup, seperti pasar
negara-negara persemakmuran (commonwealth)
Inggris, negara-negara francophone
(yang berbahasa Perancis), dan negara-negara bekas Uni Soviet, dengan cara
memaksakan penerapan undang-undang internasional tersebut.
Amerika juga melakukan
upaya untuk membentuk blok-blok ekonomi yang lemah, kemudian dia ikut serta di
dalamnya dan sekaligus memaanfaatkannya untuk berkompetisi dengan blok kesatuan
Eropa. Amerika menghimpun negara-negara Atlantik Utara dalam kelompok NAFTA dan
negara-negara Asia Pasifik ke dalam APEC. Amerika sebelumnya juga telah
menghimpun negara-negara Asia Tenggara ke dalam ASEAN. Selain itu, Amerika juga
berupaya untuk memasukkan Rusia ke dalam kelompok APEC dan mengikat China dalam
suatu bentuk hubungan khusus dengan Amerika. Dengan demikian, tak ada satu
negara atau perkumpulan apa pun yang mampu menyaingi Amerika. Bahkan
negara-negara Uni Eropa pun tak mampu menyaingi Amerika setelah Amerika
berhasil menghimpun sebagian besar negara di dunia di bawah kendalinya.
Untuk mensukseskan
ide globalisasi tersebut, Amerika menggunakan elemen-elemen utama sebagai
berikut:
Maksud Globalisasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar