Bisakah Khilafah mengatasi problem ekonomi modern
Ekonomi
Sistem ekonomi Islam berfokus pada bagaimana mendistribusikan kekayaan
bukannya pada cara bagaimana kekayaan diproduksi. Islam memandang produksi
sebagai perkara sains yaitu melalui penelitian dan eksperimen maka produksi
bisa ditingkatkan.
Sasaran sistem ekonomi Islam adalah memastikan kebutuhan dasar semua
warga terpenuhi; Islam menjadikan sasaran ini sebagai perkara utama dalam
sistem ekonomi. Sasaran ekonomi digariskan oleh Nabi Muhammad Saw.: "Anak
Adam tidak punya hak lebih baik dari memiliki sebuah rumah di mana dia tinggal
dan sepotong pakaian di mana dia menutupi telanjangnya dan sepotong roti dan
air."
54. Apa perbedaan
antara sistem ekonomi Khilafah dan sistem Kapitalis?
Dalam Kapitalisme Kebebasan kepemilikan mendorong orang mengejar
aktivitas ekonomi demi kepentingan pribadi. Pasar bebas berdasarkan kebebasan
kepemilikan menentukan produksi dan konsumsi barang dan jasa. Dalam Islam
kepemilikan pribadi dan publik menentukan produksi. Harga dan upah menjadi
insentif untuk produksi dan konsumsi. Redistribusi dan sirkulasi kekayaan
adalah kunci untuk mengentaskan kemiskinan.
55. Bisakah
Khilafah mengatasi perkara ekonomi modern yang dihadapi dunia?
Pengentasan kemiskinan, penciptaan kekayaan, pertumbuhan langgeng dan
distribusi kekayaan yang adil adalah beberapa tantangan utama perekonomian
global hari ini. Realitasnya adalah manusia ingin memiliki barang dalam rangka
hidup - Islam menjelaskan apa yang bisa dimanfaatkan dan apa yang tidak,
ketentuan demikian ini banyak yang bisa diterapkan melalui analogi dan menjadi
solusi bagi realitas baru. Kepemilikan benda-benda terus berjalan dinamis, maka
perlu ada transaksi dan kontrak baru, Islam menjelaskan mana yang dibolehkan
untuk meningkatkan kekayaan, dan cara-cara itu bisa digunakan selamanya. Inilah
yang membuat Islam bisa diterapkan hari ini dan berposisi mengatasi masalah
modern. (Lebih lanjut lihat "Islam in the 21st Century," Khilafah.com)
56. Apa pandangan
Khilafah terhadap perkembangan teknologi dan sains modern?
Islam memandang teknologi, industri dan peralatan sebagai perkara
universal yaitu adalah sesuatu yang umum bagi semua orang dan tidak berubah
mengikuti keyakinan, tempat atau waktu. Islam memandang semua peralatan, teknik
dan penemuan sebagai sesuatu yang bisa diadopsi karena itu bukan hasil
pemikiran asing tapi hanyalah hasil kemajuan. Karena alasan ini Islam tidak
hanya membolehkan pengejaran sains dan teknologi, Islam mendorong untuk itu.
Islam memandang semua material yang termasuk sains, teknologi dan
industri, hanyalah studi mengenai realitas dan studi bagaimana benda bisa
dimanipulasi untuk meningkatkan standar dan kondisi hidup manusia. Inilah pandangan
Islam terhadap sains dan semua cabangnya.
Dalam zaman modern, teknologi memungkinkan efisiensi bagi masyarakat
dan meningkatkan pola hidup. Hal ini lalu memungkinkan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya, yang kemudian mendorong perkembangan lebih lanjut.
Kebijakan Khilafah adalah mendayagunakan dan mengintegrasikan sebanyak mungkin
teknologi untuk meningkatkan kualitas kehidupan para warganya. (Lebih rinci
lihat "The Quest for progress, an Islamic economic blueprint for Pakistan,"
Hizb ut-Tahrir Britain)
57. Bukankah
kapitalisme memonopoli kemajuan?
Sebagian besar pemikir, ilmuwan dan filosof mengklaim Islam tidak punya
tempat di dunia hari ini, sebuah pandangan yang dibangun atas dasar bahwa tidak
ada negeri Muslim menghasilkan apapun dalam hal penelitian sains atau penemuan
teknologi. Barat mengklaim bahwa kemajuan dalam sains dan teknologi terjadi di
Barat ketika Barat menyingkirkan otoritas Gereja dan memisahkan agama dari
kehidupan. Bagi mereka gereja menghambat perkembangan sains dan nalar karena
agama dibangun berdasarkan keyakinan dan mistik, hanya dengan dihapuskannya itu
semua dari ranah publik maka Barat bisa melancarkan revolusi industri dan subur
dalam Sains. Hari ini bagi para liberalis, merekalah yang menemukan Sains yang
kita jumpai; mereka mengklaim merekalah yang meletakkan pondasi dan menciptakan
bermacam cabang.
Cerita semacam itu mengabaikan sejumlah perkembangan sejarah di luar
Barat dan menunjukkan bagaimana Barat terus memandang sejarahnya sebagai
sejarahnya dunia. Cerita semacam itu juga dengan seenaknya mengabaikan apa yang
Barat ambil dari peradaban yang maju lebih dahulu dan khususnya dari peradaban
Islam. Sejarahnya semua peradaban dikarakterisasi dengan suatu bentuk
perkembangan teknologi dan sains, Barat telah mendokumentasikan kontribusi kaum
Romawi pada iptek sementara dunia Islam di abad ke-8 hingga ke-10 telah
menerjemahkan karya-karya iptek kaum Yunani.
Sains sejatinya adalah studi, penelitian dan eksperimen terhadap bagian
yang teramati dari alam semesta. Perkembangan mobil adalah karena perkembangan
mesin berbahan bakar; inilah di mana pembakaran bahan bakar dalam sebuah mesin
menggerakkan piston dan bagian lain, lalu menggerakkan mobil. Hal ini
dimungkinkan sejak Kerajaan Inggris yang awalnya menggunakan mesin uap lalu
batubara untuk menggerakkan piston dan kemudian menghasilkan perputaran
(gerakan) untuk menggerakkan mesin. Perkembangan semacam itu didasari karya
Al-Jazari di abad ke-12 di mana dia menciptakan tuas berbusur, dan menciptakan
garak rotor melalui penggunaan batang dan silinder. Dialah yang pertama
menggunakannya sebagai mesin.
Contoh di atas dan sejumlah contoh lain menunjukkan bahwa tidak ada
peradaban yang bisa mengklaim bahwa sains sejak awal ada hanya pada mereka,
sebaliknya semua peradaban memiliki kontribusi atas perkara universal ini.
Fakta bahwa atom dan molekul bergerak teratur mengikuti hukum alam yang bisa
dimanipulasi adalah fakta yang tetap bagi seorang Muslim, Christen, atau
Liberalis; ini adalah sesuatu yang universal dan tidak dipengaruhi oleh
keimanan seseorang. Debat sebenarnya adalah peredaban yang mana yang membuat
kontribusi signifikan pada sains dan apa sesungguhnya yang mendorong mereka
untuk maju dalam iptek.
Para pemikir, ilmuwan, insinyur dan ahli dari kaum Muslim membuat
kontribusi signifikan pada sains dan juga banyak bidang lain. Banyak dari
kontribusi itu lalu digunakan Barat untuk membuat kontribusi lebih lanjut.
Sifat dasar sains sebagai perkara universal artinya tidak satupun peradaban
bisa mengklaim sebagai penemu sains melainkan semua peradaban telah
mendokumentasikan kontribusi mereka sepanjang sejarah yang menjadi landasan
bagi peradaban selanjutnya yang mengembangkannya. Sebelum kemunculan Islam di
Timur Tengah, penduduknya tidak berkontribusi pada Sains, ketika kaum yang sama
itu menerima Islam mereka membuat kontribusi yang digunakan generasi setelahnya
untuk menemukan benda-benda baru yang hari ini masih kita temui. Islam bukannya
menjadi penghalang sains, ia adalah pengarah yang mendorong kontribusi Muslim
pada sains.
Bisakah Khilafah
mengatasi problem ekonomi modern
Tidak ada komentar:
Posting Komentar