Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Minggu, 27 Mei 2018

Buku : Mendukung Para Diktator Tiran









Buku Bagus Untuk Dibaca:

Buku : Mendukung Para Diktator dan Tirani
Metode umum Kebijakan Luar Negeri Barat
Buku : Mendukung Kediktatoran dan Penguasa Tiran
Alat-alat tradisional dalam Kebijakan Politik Luar Negeri Barat
Josef Stalin dan Adolf Hitler
Sejarah mungkin akan menilai Josef Stalin dan Adolf Hitler termasuk di antara para pembunuh massal dan para tiran di masa kita. Total dibunuh oleh mereka terhitung jutaan dan ini hanyalah estimasi. Adalah Barat yang telah memiliki peran pengkhianat untuk dimainkan dalam kebangkitan mereka dan dalam membantu mereka dalam kejahatannya.
Pernyataan George W Bush bahwa Saddam Hussein adalah 'murid Stalin' adalah ironis. Karena adalah Barat, dan Amerika Serikat khususnya, yang membujuk dan membuat aliansi dengan Stalin, yang bisa dibilang salah satu diktator paling brutal dalam sejarah selama Perang Dunia Dua. Pada 1932 – hanya beberapa tahun sebelum aliansinya dengan Inggris, Perancis dan Amerika Serikat – Stalin memerintahkan Ukraina berusaha untuk mendorong collectivisation (ekonomi berbasis collectivism) dan menghancurkan nasionalisme Ukraina. Sedikitnya 8 juta orang Ukraine dibunuh dan yang lainnya bergeser ke kanibalisme. Dari 1917 hingga kematian Stalin di 1953, Uni Soviet menembak, menyiksa, menghajar, membekukan atau melaparkan hingga mati sedikitnya 40 juta penduduknya. Beberapa ahli sejarah Rusia mengklaim jumlah sebenarnya bahkan lebih banyak. Namun ini tidak menghentikan Barat merayukan persahabatan dan bantuan selama Perang Dunia Dua atas nama 'kebaikan lebih besar'.
Akan menjadi sulit untuk menyimpulkan bahwa hubungannya adalah berdasar keengganan, lahir dari kebutuhan. Hubungan mutual di masa perang antara Presiden Amerika Serikat Roosevelt dan Stalin adalah terkenal. Dalam bukunya, 'From Chronicles of Wasted Time: Number 2 The Infernal Grove’, penulis Inggris Malcolm Muggeridge menyatakan di halaman 199: 'Roosevelt ... melakukan apapun dalam kekuatannya untuk memastikan bahwa, ketika Jerman pada akhirnya kolaps, Stalin dengan mudah menguasai dan mendominasi negara-negara berdekatan batas dengan areanya ... dan mata-mata-ahli muda kita [seperti Kim Philby dll.] menunjukkan determinasi semacam itu sehingga untuk mengatur perkara bahwa, dalam negara-negara jauh, dia [Stalin] diberi dengan pasukan bawah tanah yang bersenjata-cukup, berdana-cukup, dan diatur dengan cukup.' AS merasa partisipasi Rusia adalah krusial untuk membentuk aturan dunia pasca-perang dan oleh karenanya memutus hubungan dengan Stalin dilihat sebagai keharusan strategis esensial. Harry Hopkins, pembantu terdekat Roosevelt, menjabarkan aspek pikiran Presiden ini ketika dia menulis: “Kita jelas tidak bisa mengatur dunia antara Inggris dan kita sendiri tanpa membawa Rusia sebagai partner setara. Untuk keperluan itu, jika perkara-perkara berjalan baik dengan Chiang Kai-Sek, aku pasti akan memasukkan orang Cina juga.” Di antara orang Inggris juga, terdapat kekaguman lembut terhadap si pembunuh hampir 20 juta orang; “Jika aku harus mengambil suatu tim negosiasi, Stalin akan jadi pilihan pertamaku,” kata Anthony Eden, Sekretaris Luar Negeri Inggris. Dalam pertemuan di Teheran di 1943, Churchill dilaporkan telah berkata “Marshal Stalin bisa menempatkan dirinya di samping figur-figur utama dalam sejarah Russia, dan berhak dikenal sebagai 'Stalin the Great'.” [Edward Radzinsky, ‘Stalin’].
Alvin Finkel dan Clement Leibovitz mendokumentasi keterlibatan Inggris dengan Nazi yang paling akhir dalam karya terpublikasi mereka ‘The Chamberlain-Hitler collusion’. Para penulis itu menyodorkan bukti dokumenter untuk mematahkan asumsi konvensional bahwa Inggris bisa berbangga dengan perannya dalam Perang Dunia Dua di mana seluruh negara itu berdiri melindungi demokrasi dan hak-hak negara-negara lebih kecil, dan mengalahkan tirani fasisme.
Bukti mereka adalah bahwa kelas pemerintah Inggris faktanya tidak menganggap ada hal yang layak ditentang pada orang-orang Nazi. Mereka menyambut rezim Hitler [seperti yang mereka lakukan pada Franco dan Mussolini], mendorong Jerman untuk mempersenjatai-kembali, dan berharap penuh untuk bekerja sebagai sekutu dengannya, begitu hingga 1939. Buku mereka membantah ide bahwa Chamberlain (seorang perdana menteri Inggris) ingin berhubungan dengan Hitler karena dia seorang naif atau ingin menghindari pertumpahan darah. Sir Neville Henderson, duta besar Inggris untuk Jerman antara 1937-39, menulis pada Oktober 1939 bahwa, “Pada faktanya terdapat banyak hal dalam organisasi Nazi dan institusi-institusi sosial ... yang bisa kita pelajari dan adopsi untuk negara dan demokrasi tua kita sendiri.” Sedangkan tentang Hitler, “Jika dia telah mengetahui kapan dan di mana untuk berhenti: bahkan, sebagai contoh, setelah dekrit Munich dan the Nuremberg terhadap orang-orang Yahudi, dia bisa diklaim sebagai pemimpin besar dunia.”
Bagi kelas penguasa Inggris di waktu itu, Nazi bisa memiliki kebebasan di Eropa Timur dan Tengah. Kelas penguasa Inggris bisa menerima aksi-aksi Hitler di Austria, Czechoslovakia, dll. Yaitu, mereka bisa menerimanya hingga pada titik mereka menyadari bahwa Nazisme mengancam pasar-pasar dan koloni-koloni Inggris.
Finkel dan Leibovitz menggarisbawahi bagaimana kelas penguasa Inggris bisa suka jika Jerman mempersenjatai-kembali karena mereka melihat Nazi sebagai sekutu natural dan penyelamat potensial melawan komunisme. Chamberlain menulis pada Raja mengekspresikan ide bahwa Jerman dan Inggris bisa menjadi, “dua pilar kedamaian Eropa dan penyangga melawan Komunisme.”
Ketika di 1936 the Rhineland (daerah Jerman sekitar sungai Rhine) dimiliterisasi-kembali kabinet secara aktif menentang rencana Perancis untuk menghentikannya. Catatan kabinet menunjukkan bahwa mereka merasa bahwa jika rencana-rencana Perancis berhasil Hitler akan ditumbangkan dan Komunis Jerman akan untung. Ini menjadi garis argumen konstan pemerintahan Chamberlain. Mereka ingin menjustifikasi invasi Jerman ke Austria pada Februari 1938 atas dasar bahwa kedua negara telah bersatu secara damai. Hitler diberitahu bahwa, karena populasi besar Jerman Sudeten di Czechoslovakia, Inggris tidak akan menentang 'tujuannya berikutnya' – invasi.
Inggris bahkan menandatangani the Anglo-German Naval Accord di 1935, yang membolehkan Hitler memperluas mesin perangnya yang bertentangan dengan Treaty of Versailles dan the League of Nations. Persetujuan itu akan melibakan Hitler memiliki 'tangan bebas' di Eropa Timur dan Tengah, sedangkan Kerajaan Inggris akan dibiarkan. Ini adalah arti sebenarnya proklamasi Chamberlain 'peace in our time’ - stabilitas bagi kelas penguasanya dan 'ke neraka' bagi orang-orang Yahudi, Slavs, Romania dan “yang tidak diinginkan' yang lainnya terutama para Komunis.
Keterlibatan Amerika dengan yang disebut ancaman Nazi adalah lebih terselubung daripada yang mereka mau ungkapkan. Antara 1929 dan 1939, investasi industri Amerika tumbuh lebih cepat di Nazi Jerman daripada di negara lain manapun.

Buku : Mendukung Kediktatoran dan Penguasa Tiran
Alat-alat tradisional dalam Kebijakan Politik Luar Negeri Barat

Supporting Dictatorship and Tyranny
Traditional tools in Western Foreign Policy

oleh Hizb ut-Tahrir Inggris

Hizb ut-Tahrir Britain
Suite 301
28 Old Brompton Road
London SW7 3SS
info@hizb.org.uk
Supporting Dictatorship and Tyranny [PDF]


Tidak ada komentar:

Related Posts with Thumbnails

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam