Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Sabtu, 26 Mei 2018

Berita Perang Afghanistan - Perang Pakistan Amerika Serikat









Buku Bagus Untuk Dibaca:

Buku Afghanistan dan Pakistan : Perang yang Tak Dapat Dimenangkan
Strategi Barat saat ini untuk Afghanistan dan Pakistan dan jalan alternatif untuk daerah itu

Bab 4 Pakistan: Dalam Kecamuk Perang
Pendahuluan
Sejak pen-demarkasian oleh Inggris di tahun 1947, Pakistan telah lama menjadi lahan terserang oleh musuh-musuh negara baik dari dalamnya maupun eksternalnya. Ia tidak pernah muncul secara utuh dari ancaman-ancaman konstan perpecahan yang timbul dari divisi-divisi etnis berdasar geografis yang menyusun Pakistan. North West Frontier Province (NWFP) – termasuk FATA – dan Baluchistan telah mengalami perlawanan berkekerasan selama dekade-dekade akhir dibidikkan pada perpisahan propinsial, dengan yang terakhir (Baluchistan) mengakselerasi anti-perlawanan berkekerasan dari militer berlangsung hampir selama tiga tahun di 1970, sedangkan yang sebelumnya (NWFP termasuk FATA) sedang mengalami kesengsaraan perlawanan.
Fakta bahwa Pakistan terus eksis meskipun tantangan-tantangan itu telah membuat banyak pihak menyimpulkan bahwa sifat sejati ancaman perpecahan yang dihadapi Pakistan tidaklah kritis, dan bahwa perpecahan hanyalah dibesar-besarkan sebagai ancaman serius. Ini di samping fakta bahwa negara itu telah kehilangan separuh timurnya, dan sedang bergelut dalam konflik yang berlangsung lama dan meluas, tampaknya sedang diperjuangkan untuk mendirikan kembali dokumen hukum negara ke daerah batas Utara-Baratnya.
Benar tidaknya Pakistan akan pecah lebih jauh adalah pertanyaan tidak relevan. Karena jika iya, perpecahan negara hanya akan terjadi sebagai akibat dari perkembangan politik, sosial, dan militer mengerikan yang sedang terjadi mengembang-biakkan keresahan sosial parah, kekerasan antar-etnis dan sektarian, regresi ekonomi dan pembangunan, dan sangat mungkin di waktu dekat terjadi perang antar-negara. Menghentikan dan membalik tren berbahaya itu adalah tugas yang sangat kritikal, bukan pelestarian seluruh, atau sebagian besar peta Pakistan melalui kebijakan-kebijakan pelestarian-diri. Pelestarian-diri telah menjadi prinsip terdeklarasi untuk semua keputusan yang diambil oleh para pemimpin militer dan sipil Pakistan sejak musim gugur 2001. meski begitu, sembilan tahun kemudian, pelestarian-diri tidak pernah tampak sesulit atau sejauh jarak seperti yang sekarang terjadi, dengan berbagai tantangan politik, ekonomi, militer, dan sosial menggunung yang sedang diperparah oleh ketiadaan kepemimpinan efektif negara Pakistan. Jadi, bab ini menyatakan bahwa kerumitan yang sekarang mewabahi Pakistan telah diperparah dan diakselerasi sebagai akibat dari berbagai kebijakan politik dan militer Pakistan sejak 2001, yang dikejar berdasarkan pelestarian-diri. Lebih lanjut, kami berargumen bahwa satu-satunya solusi bagi berbagai tantangan menggunung dan kritikal adalah pemeriksaan-kembali dan reorientasi strategis komprehensif negara Pakistan berikut jalur terbang yang seluruhnya berbeda.

Kedaulatan Pakistan diserahkan kepada Amerika Serikat.
Gubernur” dan Jejak Kaki Militer Amerika Serikat di Pakistan
Pasca 9/11, mantan Kepala Eksekutif Musharraf menetapkan 'dukungan sebesarnya' untuk laju militer tak-berdasar dan berpandangan sempit Amerika untuk apa yang dipercayai sebagai balas dendam adil. Berusaha memproduksi analisis untuk membantah keputusan itu selama sembilan tahun menjadi usaha tak berguna karena telah sangat jelas bahwa 'dukungan sebesarnya' yang disediakan oleh Pakistan dibayar oleh Amerika Serikat melalui memperluas zona konflik di Afghanistan ke 'Af-Pak' yang termasuk FATA, NWFP dan, baru-baru ini, hampir semua pusat populasi utama Pakistan. Sulit dipercaya tapi mungkin diharapkan, ekspansi perang ini ke dalam Pakistan terjadi meski peyakinan berulang oleh orang seperti Richard Holbrooke bahwa Pakistan terus memainkan peran krusial dengan sangat baik dengan mendukung tujuan-tujuan Amerika Serikat di 'Af-Pak'[1].
Seiring perlawanan di Afghanistan yang semakin banyak memaksa pasukan Amerika Serikat daripada pasukan NATO, pusat gravitasi politik kehadiran kekuatan NATO di Afghanistan semakin terkoyak. Kepemimpinan pasukan-pasukan ini semakin mengarahkan alasan-alasan kegagalan Amerika di Afghanistan kepada Pakistan. Pakistan sekarang dilihat sebagai hambatan utama kesuksesan Amerika Serikat di Afghanistan. Khususnya, ketidak-mauan atau ketidak-mampuan Pakistan untuk menghancurkan perlawanan di FATA memberikan pelaku perlawanan Afghanistan dukungan strategis berharga seiring materi dan tenaga manusia berlanjut mengalir kepada pelaku perlawanan di Afghanistan melalui FATA.
Dalam rangka meng-counter ancaman ini terhadap kehadiran-pasukan Amerika Serikat di Afghanistan, presiden Amerika Serikat telah memerintahkan militer Amerika Serikat untuk meneruskan dan jika perlu memperluas misil-misil tembakan-drone ke target-target di seluruh FATA dan kadang NWFP. Serangan-serangan drone (pesawat tak berawak), yang selama ini telah membunuh lebih dari 600 orang, mengakibatkan beberapa kematian, jika ada yang bisa dikonfirmasi, tersangka-tersangka bernilai tinggi. Apa yang diungkap oleh serangan-serangan drone itu adalah fakta bahwa militer Amerika Serikat memiliki otoritas penuh atas wilayah udara dan darat Pakistan seiring ia berlanjut melakukan berbagai serangan menghasilkan jumlah korban sipil secara sangat disproporsional.
CIA dan Blackwater (Xe)
Otoritas de facto Amerika Serikat ini, yang terbukti dari aksi-aksi militer Amerika Serikat meski pernyataan berkebalikan oleh kepemimpinan militer dan sipil Pakistan, tidak hanya terbatas di wilayah udara seluruh Pakistan. Sekarang ini, personel keamanan bersenjata Amerika Serikat beroperasi dengan kekebalan hukum di seantero Pakistan di bawah perlindungan perusahaan keamanan Blackwater yang tadinya di Irak, sekarang diberi merk Xe. Organisasi ini, seperti telah terbukti melalui satu set larangan tingkat tinggi terhadap para operatifnya oleh personel penegak hukum Pakistan [2], beroperasi di seluruh kota utama Pakistan menggunakan berbagai peledak dan senjata, yang tampaknya digunakan untuk memburu dan menangkap para tersangka Al-Qaeda senior yang disangka telah melebur di seluruh Pakistan. Para saksi melaporkan bahwa rumah-rumah pribadi sekitar Islamabad disewa oleh kelompok-kelompok laki-laki Amerika yang bersenjata dan mengancam orang yang curiga untuk menyingkir. Setidaknya satu dari rumah-rumah itu menjadi pemandangan baku-tembak sengit dalam minggu-minggu terakhir. Para petugas juga melaporkan bahwa personel Xe terlibat dalam aksi-aksi mendukung di basis operasi CIA di Shamsi, Baluchistan [3] yang dari situ diluncurkan drones yang mentarget FATA, seperti disinggung oleh Senator Dianne Feinstein pada awal 2009. Ironisnya, Duta Besar Pakistan untuk Amerika Serikat, Hussain Haqqani, telah menulis kepada Sekretaris Luar Negeri Pakistan dan direktur ISI mendesak mereka untuk membiarkan personel Amerika Serikat memasuki dan beroperasi di Pakistan tanpa pelecehan, seperti menolak visa mereka atau sebaliknya melecehkan mereka bisa melukai citra negara [4].
Ini mengikuti insiden-insiden yang dilaporkan di media massa yang menunjukkan pemerintah Pakistan menolak visa-visa masuk terhadap sejumlah besar personel Amerika Serikat berbagai latar belakang profesional berhubungan dengan misi diplomatik Amerika Serikat di Islamabad [5]. Meski ini tampak sebagai tanda otonomi dari dikte Amerika, ini perlu dilihat dalam konteks lebih luas ada sepesawat penuh orang-orang Amerika yang masuk Pakistan melalui penerbangan sewaan dan tidak menjadi sasaran prosedur kontrol batas apapun, dan tidak juga peralatan mereka. Maka, pada poin ini, tidak ada yang punya estimasi akurat untuk jumlah aktual orang Amerika yang beroperasi di Pakistan atau sifatnya atau skala aktivitasnya.

Siapa yang Mengebom Pakistan?
Arus masuk personel dan peralatan Amerika tak diperiksa ini mendesak setidaknya satu mantan direktur ISI, juga sejumlah para komentator terkait pertahanan menuduh bahwa Amerika Serikat, melalui para operatif seperti yang berafiliasi dengan Xe, adalah kriminal di balik ombak terorisme yang telah mencengkeram Pakistan dalam beberapa bulan terakhir [6]. Gelombang pengeboman ini muncul mengikuti serangan militer Pakistan yang paling akhir dan paling berskala besar ke Waziristan Selatan diluncurkan pada Oktober 2009. Kota-kota utama Pakistan telah dicengkeram oleh pengeboman acak dan menghancurkan yang mengakibatkan kematian ratusan warga sipil. Meskipun yang dilaporkan dalam media Barat cenderung pengeboman spektakular di mana selusin atau, dalam beberapa kasus, lebih dari seratus di satu waktu terbunuh, faktanya tetap bahwa pengeboman berskala lebih kecil terus berlangsung di seantero negara tiap hari.
Pengeboman menimpa pasar-pasar dan jalanan di Peshawar, Lahore, Multan, Rawalpindi dan banyak kota lebih kecil dan bahkan desa-desa di seantero Pakistan. Setelah setiap insiden, pemerintah segera mengeluarkan deklarasi yang menghubungkan pengeboman itu pada Taliban, atau Tahreek-e-Taliban Pakistan (TTP), atau suatu campuran antara keduanya atau yang lainnya, atau semata hanya para teroris yang mendemonstrasikan seberapa spekulatif informasi operasional pemerintah sebenarnya. Ini meski sejumlah penyangkalan oleh TTP keterlibatan dalam kejadian yang terburuk dari berbagai kekejaman itu [7]. Fakta bahwa pengeboman banyak mentarget Peshawar, dan khususnya pusat-pusat populasi besar dari FATA yang terletak di Peshawar, telah membuat banyak pihak mempertanyakan mengapa para militan Islam dari FATA, berusaha memperluas dukungan bagi ambisi resmi mereka membentuk otoritas atas FATA dan NWFP en route ke seluruh Pakistan, akan secara acak dan berulang mengebom orang-orang yang mereka sendiri inginkan dukungannya. Pertanyaan-pertanyaan demikian telah membuat para pengamat berspekulasi bahwa faktanya ini sangat tidak mungkin bahwa suku Mehsud, yang merupakan sebagian besar kader kepemimpinan TTP, melaksanakan kampanye pengeboman melawan masyarakat Pakistan.
Mehsud sekarang terlibat dalam militansi melawan tentara Pakistan, dan secara tidak jelas berada dalam sikap berbahaya dengan tentara dan suku Waziri dan Daur di selatan dan utara Waziristan selama periode terbaik abad lalu. Mereka memiliki kapasitas untuk menjalankan penghancuran taktis yang canggih menggunakan persenjataan berat termasuk artileri dan persenjataan anti-pesawat. Namun, untuk menyatakan bahwa suku itu, yang mana terbagi menjadi sejumlah klan yang masing-masingnya memiliki potensi untuk membentuk aliansi temporal melawan kepemimpinan suku, sedang menjalankan perang melawan populasi Pakistan adalah suatu pernyataan yang luar biasa, yang hanya sedikit kalau ada para pengamat situasi itu yang mau membuat.
Banyak politisi di Pakistan menyalahkan pengeboman pada operasi-operasi rahasia India di pakistan. Mereka menuduh bahwa ada bukti yang mengaitkan para operatif India di Baluchistan dan FATA dalam pengeboman yang terus berlangsung. Mereka menuduh bahwa pemerintah sedang berupaya menutupi fakta-fakta itu sehingga bisa menggunakan berbagai pengeboman itu sebagai alasan untuk terus semakin melaju melalui Waziristan Utara dan Selatan dalam operasi-operasi yang dilakukan melalui pelayanan strategis bagi berbagai ambisi regional Amerika.
Yang lainnya menduga bahwa berbagai pengeboman itu didalangi melalui berbagai aktivitas individu-individu berafiliasi dengan Blackwater (Xe) atau CIA secara lebih langsung. Mereka berspekulasi bahwa serangan-serangan itu dilakukan untuk memproduksi dukungan di seluruh Pakistan, terutama NWFP dan Punjab, untuk keberlanjutan operasi-operasi militer yang tidak populer oleh tentara Pakistan di FATA. Beberapa yang lainnya menunjuk bahwa pengeboman sebenarnya serangan-serangan hukuman dilangsungkan demi pihak Amerika Serikat sebagai akibat reistensi Pakistan terhadap permintaan-permintaan Amerika Serikat untuk memperluas berbagai operasi militer Pakistan di seluruh FATA.
Harus diingat bahwa insiden-insiden pengeboman berlangsung banyak sekali dan luas di seantero Pakistan. Juga harus diingat bahwa Pakistan terjangkiti berbagai perlawanan, dan menghadapi benturan Shia-Sunni setiap tahun sekitar bulan Muharram. Ditambah lagi, terdapat sejumlah negara asing yang, hingga berbagai derajat, berusaha men-destabilisasi Pakistan melalui keresahan dan kekerasan sipil.
Lebih dari faktor lainnya, haruslah dipahami bahwa absennya kepemimpinan efektif negara dan perlindungan masyarakat akan pasti berujung intervensi destruktif asing dalam berfungsinya negara dan dalam masyarakat. Oleh karena itu, gelombang kekerasan sekarang yang menyengsarakan Pakistan, di samping dari para perusak yang secara mekanis bertanggung jawab untuk kerusakan, adalah pangkalnya hasil dari absennya kepemimpinan keseluruhan efektif negara, dan penyediaan perlindungan bagi masyarakat. Pemerintah telah gagal menunjukkan inisiatif apapun dalam area kritis yang dihadapi negara, baik dalam lingkup keamanan dan kedaulatan, kestabilan politik, penyembuhan pembangunan dan ekonomi, atau kohesi sosial. Telah terbukti bahwa kegagalan ini adalah apa yang membuat mungkin bagi entitas eksternal menjalankan kampanye pengeboman ini.

Biaya dari Menyediakan Dukungan 'Sebanyaknya'
Salah satu justifikasi utama yang berputar di antara kelas pejabat di Rawalpindi pada 2001 bagi keputusan Pakistan untuk menyediakan 'dukungan sebanyaknya' kepada Amerika Serikat adalah bahwa pendekatan ini akan terbukti menjadi durian runtuh ekonomi bagi Pakistan dalam tahun-tahun mendatang; suatu prinsip yang telah diulang-ulang di balik pintu tertutup selama sebagian besar dekade lalu. Realita menunjuk pada fakta kebalikannya bahwa Pakistan memikul beban ekonomi sangat besar dari bersanding dengan Amerika. Sebagai akibat langsung dari tujuan strategis Amerika memperluas zona konflik hingga termasuk sebagian Pakistan, Pakistan sekarang terjebak dalam siklus stagnasi ekonomi yang didorong oleh situasi keamanan lapuk di seantero negara. Level kapital terbang keluar yang belum pernah dialami sebelumnya sekarang sedang disaksikan keluar dari semua sektor perekonomian. Antara pertengahan 2008 dan pertengahan 2009, negara mengalami hampir 60 persen penurunan FDI, angka yang tidak terlihat bahkan dalam kekacauan yang mengikuti musim gugur 2001. Nilai rupee Pakistan vis-à-vis Amerika Serikat dollar menunjukkan pergerakan mulus memecah rekor pada akhir 2008 yang sejak itu tereduksi dalam gerak penurunan, tapi terus jatuh. Terdapat hampir 40 persen penurunan nilai rupee vis-à-vis Amerika Serikat dollar sejak Musharraf menetapkan dukungannya kepada Amerika Serikat di 2001. Ini telah terjadi terhadap semua mata uang utama dalam periode yang sama.
Pada Oktober 2008, Pakistan menghadapi kebangkrutan fiskal untuk pertama kalinya sejak keputusan Musharraf, dengan cadangannya jatuh di bawah $5 milyar. Sejak itu, Standard & Poor mereduksi rating Pakistan ke CCC [8], rating global yang terendah untuk negara sebanding dalam ukuran dan potensi dengan Pakistan.
Meski krisis ekonomi ini, Presiden Pakistan Zardari berencana menjadi seorang di antara sepuluh pejabat pemerintah terkaya dunia [9]. ini, di saat statistik gagal menangkap tingkat kemiskinan aktual yang sekarang dialami oleh mereka di Pakistan yang tidak punya akses ke pendapatan mata uang asing, khususnya rural dan yang secara internal terpinggirkan yang mana sekarang lebih dari sejuta di Pakistan.
Iming-iming penuh ilusi beraliansi dengan Amerika, yang sejak itu menguap, diduga didukung oleh yang berungkapan big stick in the person mantan Sekretaris Deputi Negara Richard Armitage. Pada September 2006, telah menjadi publik bahwa administrasi Bush melalui Armitage telah mengancam Pakistan dengan 'mengebomnya kembali ke zaman batu' jika ia tidak memperluas dukungan yang dibutuhkan kepada kampanye Amerika Serikat di Afghanistan [10].
Benar atau tidak ancaman ini aktual dibuat oleh Richard Armitage pada Musharraf melalui Direktur Jenderal ISI adalah kepentingan kedua. Faktanya masih bahwa, setelah ancaman itu diduga dibuat, Amerika Serikat tidak bisa secara efektif menjajah dan mengatur Irak, menghasilkan perlawanan yang sekarang berumur tujuh tahun yang terus mengancam stabilitas negara itu dan keamanan pasukan asing. Lebih jauh, Amerika Serikat sedang bergelut dalam perang gerilya di Afghanistan yang menyebar dan tumbuh kesuksesannya dan intensitasnya tiap hari. Pengalaman NATO yang dipimpin Amerika Serikat di Afghanistan membuat para komandan militer di sana menyatakan bahwa, delapan tahun di dalam, kampanye itu telah mencapai tahap kritisnya yang, jika tidak ditangani dengan baik dengan peningkatan tenaga manusia dan sumberdaya, akan melihat Amerika Serikat dan sekutunya gagal di Afghanistan.
Jadi, iya tidaknya Amerika Serikat berada dalam posisi untuk menyerang Pakistan di 2001 adalah tidak relevan bagi rangkaian aksi yang harus diambil oleh Pakistan sekarang. Sekarang, Amerika Serikat tidak berada dalam posisi untuk menyerang Pakistan. Amerika Serikat jelas menderita dari menghidupi dua kampanye bersamaan dan tidak mampu menjaga komitmennya terus-menerus. Sebagai akibatnya, Amerika Serikat tidak bisa menjalankan kampanye lebih lanjut melawan negara berkapabilitas konvensional dan nuklir. Lebih jauh, pusat gravitasi aliansi dipimpin Amerika Serikat adalah dan selalu bersifat politik sejatinya dan bukan militer. Jika Amerika Serikat tidak mampu menjaga dukungan politiknya dari para sekutunya terhadap menyerang Pakistan, absennya dukungan multilateral akan semakin mengecilkan kemungkinan untuk sukses bagi Amerika Serikat, satu fakta yang akan diungkap ulang dalam kongres Amerika Serikat yang telah terpecah dukungannya untuk kampanye sekarang.

Apa Solusinya?
Dengan semua ini, pertanyaan lalu muncul apa sifat sejatinya paksaan yang dihadapi Pakistan dalam keberlanjutannya mendukung Amerika Serikat dalam kampanyenya di 'Af-Pak'?
Pertanyaan ini harus menginisiasi tinjauan strategis komprehensif oleh Pakistan dengan posisinya vis-à-vis Amerika Serikat dan secara lebih umum dengan wilayah itu secara luas. Pakistan sedang menghadapi satu kampanye, diinisiasi dan dipelihara oleh Amerika Serikat, pendudukan bertahap terhadap bagian-bagian penting strategis negara itu di mana Pakistan sekarang menjalankan pertempuran defensif melawan musuh yang dipublikasikan sebagai sekutunya di wilayahnya sendiri. Ini bukanlah arah kebijakan bagus yang bisa bertahan lama bahkan dalam periode menengah.
Apa yang harus dilakukan Pakistan adalah mengenali sifat sejati musuh yang dihadapinya dan melawannya. Ini harus dilakukan di seluruh spektrum pilihan yang tersedia, termasuk diplomatik, intelijen, politik, dan jika perlu militer. Amerika Serikat terpaksa menjalankan perang tak terdeklarasi di Pakistan karena ia tidak bisa melakukan usaha kekerasan terdeklarasi dan konvensional melawan Pakistan. Pemaksaan ini harus diungkap jelas. Melalui operasi-operasi di bawah kendali dan perlindungan para kontraktor swasta dan melalui memperluas cakupan dan frekuensi serangan-serangan misil diluncurkan-drone di FATA dan NWFP, Amerika Serikat berusaha menerobos batas-batas kedaulatan Pakistan, tujuan yang juga diusahakan dengan menghadirkan kosakata kedaulatan parsial atau kabur dalam istilah 'Af-Pak'. Istilah 'Af-Pak' berarti zona konflik terluaskan yang memasukkan sebagian Pakistan dalam wilayah tempur kampanye Afghanistan. Tidak ada protes muncul terhadap pendahuluan intelektual dan leksikal ini menuju ke ekspansi fisik teater yang sekarang kita saksikan.
Ini mengungkap derajat di mana mindset kepemimpinan Pakistan adalah seluruhnya di bawah dikte-dikte doktrinal intelektual, politik, dan militer yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat.
Bukannya menginisiasi tinjauan strategis komprehensif berdasar kekerasan melata Amerika terhadap Pakistan, kepemimpinan Pakistan malah telah meminta kepemimpinan pembuat hukum dan militer untuk meratifikasi Kerry-Lugar Bill, yang mengajukan asistensi tahunan pada Pakistan dengan $1.5 milyar untuk lima tahun, kondisional pada tingkat kinerja organ-organ militer dan intelijen dalam mengejar tujuan-tujuan militer dan keamanan Amerika di Pakistan.
Amerika sedang menjalankan perang tak dideklarasi di Pakistan karena ia tidak dalam posisi melakukan kampanye konvensional, karena limitasi politik dan militer. Untuk melawan agresi Amerika, Pakistan harus mengungkap jelas apa yang tampak jelas bagi banyak pihak, bahwa Amerika Serikat telah menerjang kedaulatan Pakistan sebagai negara independen, dan mengusahakan aksi-aksi yang menghasilkan kesulitan ekonomi, kekacauan politik, tegangan sosial parah dan oposisi berkekerasan di sekeliling negara. Turut campur tangan langsung ini dalam urusan-urusan suatu negara berkedaulatan merupakan ancaman yang jelas dan nyata di hadapan yang harus dibalik dengan semua cara yang mungkin. Ini termasuk:
  • Pemutusan akses diplomatik, politik dan bantuan / asistensi kepada masyarakat Pakistan.
  • Pengenyahan secepatnya dari Pakistan semua personel berafiliasi dengan organ-organ militer dan intelijen Amerika Serikat termasuk afiliasi Blackwater (Xe).
  • Pembatalan semua perjanjian berkaitan dengan militer Pakistan menjalankan aksi-aksi melawan siapapun demi Amerika Serikat, baik secara eksplisit maupun implisit.
  • Konvensi apapun yang memberi kekuatan asing akses ke wilayah udara pakistan, teritori atau perairan harus dibatalkan.
Hanya dengan mengambil langkah-langkah komprehensif itu Pakistan bisa menghentikan Amerika Serikat dari memperluas kampanyenya bertahap memperluas ketidakstabilan dan kekerasan yang mana itu mengkonsumsi negara mengakibatkannya lumpuh.
Langkah-langkah itu harus diikuti dengan evaluasi-kembali komprehensif hubungan Pakistan dengan kekuatan-kekuatan utama dunia juga dengan negara-negara sebelahnya. Hubungan-hubungan bilateral harus dipertimbangkan kembali di luar struktur dasar keinginan-keinginan strategis Amerika atau Cina, dan harus diformulasi sesuai dengan visi politik regional dan global Pakistan sendiri.

[1] New York Times ‘C.I.A. to Expand Use of Drones in Pakistan’ 3 December 2009
[2] Arab News ‘Pak police raid US-hired security firm, seize arms’ 20 September 2009
[3] Guardian website ‘Blackwater operating at CIA Pakistan base ex-official says’ 11 December 2009
[4] The Pakistani Spectator ‘Husain Haqqani To ISI: Let Blackwater In’ 15 September 2009
[5] Dawn website ‘Haqqani denies blocking of US officials visas’ 18 December 2009
[6] Press TV Interview with Asad Durrani 12 December 2009
[7] CNN ‘Taliban claims some attacks, denies others in Pakistan’ 17 November 2009
[8] Bloomberg ‘Pakistan Sovereign Debt Rating Reduced to CCC by S&P’ 14 November 2009
[9] http://www.keytorich.com/pakrichest/richest02.php
[10] Musharraf, Pervez In the Line of Fire: A Memoir Simon and Schuster UK Ltd, London, 2006 p. 201.

Afghanistan and Pakistan: The Unwinnable War
The current Western strategy for Afghanistan and Pakistan and an alternative path for the region

Laporan dari Hizb ut-Tahrir Inggris
Hizb ut-Tahrir
Britain
1st Safar 1431 / 17th January 2010
Afghanistan Pakistan Dossier [PDF]

Tidak ada komentar:

Related Posts with Thumbnails

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam