Buku : Mendukung Para Diktator dan Tirani
Metode umum Kebijakan Luar Negeri Barat
Buku : Mendukung Kediktatoran dan Penguasa Tiran
Alat-alat tradisional dalam Kebijakan Politik Luar Negeri Barat
Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi." Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."
Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
[Terjemah Makna Qur'an Surat (2) Al-Baqarah : 11-12]
“Mengapa kita mendukung para pemerintah reaksioner, egois dan korup di Timur Tengah bukannya para pemimpin yang memiliki perhatian pada rakyatnya dengan setulus hati?”
Stafford Cripps, Perdana Menteri dalam the Attlee Government 1945-51
Pendahuluan
Adalah selalu eksplisit atau implisit dalam retorika kebijakan luar negeri Barat bahwa negara-negara Barat bertujuan mempromosikan prinsip utama mereka demokrasi, kedamaian, hak-hak manusia dan pembangunan luar negeri.
Namun demikian, sebenarnya negara-negara Barat itu adalah para pelanggar sistematis prinsip-prinsip itu dan hukum internasional. Mereka adalah para pedalih yang konsisten terhadap pelanggaran hak-hak dan sekutu dari rezim-rezim represif dan diktatorial.
Sejak lama telah terdapat asosiasi ke-memalukan antara para pemerintah Barat yang 'terpilih secara demokratis' dan 'rezim-rezim diktator' di seantero dunia. Ketika keuntungan adalah aksioma yang disekitarnya politik di Barat dilaksanakan, hukum internasional, berbagai prinsip dan 'etis' kebijakan luar negeri dengan seenaknya dibuang.
Dengan semua ini, tidaklah menjadi kejutan bahwa UK dan US berada di garis depan menggandeng berbagai aliansi dengan berbagai kediktatoran paling brutal selama bagian terbaik abad lalu dan terus melakukan seperti itu hari ini. Dalam banyak contoh, mereka memasang, mendukung dan menggusur para pemimpin berdasarkan kepentingan nasional mereka sendiri. Aliansi mereka dengan berbagai rezim yang paling kriminal telah ditolerir di bawah eufemisme terkait strategi, geo-politik dan sejenisnya.
Ketika para pemimpin Barat bicara mengenai “stabilitas” dan “kerjasama konstruktif”, apa yang sering mereka maksud adalah melakukan persetujuan-persetujuan dengan para diktator. Bahkan tindakan yang paling keras dan paling memalukan diiringi dengan peyakinan maksud baik dan retorika tentang kebebasan dan keadilan.
Tapi, Thomas Jefferson benar ketika dia mengatakan, “Kami tidak lagi percaya dalam pertarungan Bonaparte hanya untuk kebebasan luas lautan daripada dalam pertarungan Great Britain untuk kebebasan bagi umat manusia. Objeknya sama, untuk menarik pada mereka sendiri kekuatan, kekayaan dan berbagai sumberdaya bangsa-bangsa lain.”
Daftar para diktator, yang oleh Barat telah dibantu dan dibimbing, adalah panjang. Membutuhkan ensiklopedia multi-volume untuk memeriksa mereka semuanya, tapi berikut ini hanyalah sedikit:
- Sani Abacha
- Daniel Arap Moi
- Jerry Rawlings
- Yoweri Museveni
- Muammar Gaddafi
- Gamal Abdul Nasser
- Anwar Sadat
- Hosni Mubarak
- Islam Karimov
- Adeeb Shishkaly
- Hosni As Zaim
- Abdul Qareem Kassem
- Hafez Al Assad
- Bashar Al Assad
- Raja Hussein bin Talal
- Raja Abdullah bin Hussein
- Raja Fahd bin Abdul Aziz
- Jenderal Ayub Khan
- Jenderal Yahya Khan
- Jenderal Zia ul Haq
- Jenderal Pervaiz Musharraf
- Jenderal Suharto
- Ferdinand Marcos
- Pol Pot
- Josef Stalin
- Adolf Hitler
- Jenderal Augustine Pinochet
- Reza Pehlavi - Shah of Iran
- Mobuto Sese Seko
- Laurent Kabila
- Robert Mugabe
- Saddam Hussein
- Raja Abdullah bin Abdul Aziz
Dalam buklet ini kami berusaha memperjelas pada sudut pandang yang lebih realistis tentang kebijakan luar negeri Barat. Kami berharap mengilustrasikan bahwa semua orang – para pengamat objektif, kritik-kritik pedas atau para pentolerir bagi para pemimpin Barat individual seperti George W Bush, Tony Blair atau malah Barack Obama – butuh melihat di balik orangnya, lebih dari pemerintahan tertentu dan, bahkan dalam beberapa kasus, untuk melihat lebih dari sekedar negara.
Karena buktinya adalah bahwa rezim-rezim kapitalis yang paling agresif dalam dunia Barat, selalu membangun kebijakan luar negerinya di atas kepentingan-kepentingan korporasi. Itu berarti kebijakan-kebijakan kolonial untuk menjaga dominasi mereka sendiri di dunia – dan untuk mengeksploitasi dan merampok negara-negara yang lebih lemah; dengan cara-cara ekonomi, politik dan militer.
Mendukung rezim-rezim tiranikal adalah hanya satu alat dalam kebijakan lebih luas berabad-abad ini, di mana dalam hal ini pemerintah Inggris, Perancis dan Amerika Serikat menjadi para pemimpin sebenarnya.
Abad dua puluh adalah dinyatakan abad yang paling berdarah dalam sejarah – dengan dua Perang Dunia, satu perang di Vietnam dan berbagai perang-proxy lainnya yang dimainkan antara para superpower hari itu. Ini adalah abad yang didominasi oleh dua ideologi – yaitu Komunisme Tanpa-tuhan, dan Kapitalisme motif profit. Abad ketika perang-perang dikobarkan, rezim-rezim brutal didukung, kelaparan subur, dan orang-orang kelaparan meski ada kekayaan masif di dunia.
Ini juga abad ketika sayangnya, Islam, yang dijalankan sebagai negara dan tingkat internasional, absen. Ini, kami percaya adalah bukan kebetulan.
Buku : Mendukung Kediktatoran dan Penguasa Tiran
Alat-alat tradisional dalam Kebijakan Politik Luar Negeri Barat
Supporting Dictatorship and Tyranny
Traditional tools in Western Foreign Policy
oleh Hizb ut-Tahrir Inggris
Hizb ut-Tahrir Britain
Suite 301
28 Old Brompton Road
London SW7 3SS
Supporting Dictatorship and Tyranny [PDF]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar