Kami meyakini bahwa
falsafah (prinsip) kebangkitan yang hakiki adalah sebuah mabda' (ideologi) yang menggabungkan fikroh dan thoriqoh
secara terpadu. Idiologi tersebut adalah Islam. Sebab, Islam adalah sebuah
aqidah yang memancakan sebuah sistem untuk mengatur seluruh urusan negara dan
umat, dan mampu memecahkan seluruh masalah kehidupan.
Sekalipun
Islam itu adalah suatu sistem yang universal, tetapi thoriqohnya (metodenya)
tidak mengharuskan memperjuangkannya secara universal sejak awal. Islam memang
mesti didakwakan secara universal (ke seluruh dunia), tetapi harus ada majalud dakwah (daerah gerakan)nya terlebih
dahulu, di suatu negeri atau di beberapa negeri sampai Islam kuat dan berkuasa
di negeri tersebut. Kemudian Negara Islam akan berdiri, meluas secara alami
sampai meliputi seluruh negeri Islam pada tahap pertama. Kemudian Negara Islam
tersebut akan mengemban Islam ke seluruh penjuru dunia, sebagai suatu
risalahnya, sebagai suatu risalah kemanusiaan yang universal dan abadi.
Sesungguhnya
seluruh dunia adalah tempat yang layak untuk dakwah Islam. Namun demikian
karena negeri-negeri Islam penduduknya beragama Islam, maka dakwah harus
dimulai di sana. Dan karena negeri-negeri Arab sebagai bagian dari negeri
Islam yang menggunakan bahasa Arab, sementara bahasa arab adalah bagian penting
dalam Islam dan unsur pokok dari tsaqofah Islam, maka negeri yang diutamakan
untuk memulai dakwah di dalamnya adalah negeri-negeri Arab. Harus ada penyatuan
potensi arab dengan potensi Islam sehingga bahasa Arab menyatu dengan Islam,
karena pada keduanya terdapat kekuatan untuk menjadikan Islam berpengaruh
meluas dan menyebarke seluruh dunia Islam. Oleh karena itu adalah wajar jika ,
pada awalnya, Negara Islam itu berdiri di negeri-negeri Arab sebagai suatu
titik sentral negara itu, yang kekuasaannya meliputi seluruh negeri Islam.
Sekalipun suatu keharusan untuk menda'wahkan Islam di negeri-negeri Arab,
tetapi juga merupakan keharusan untuk menyampaikan dakwah ke negeri-negeri
Islam yang bukan arab. Dan memulai kegiatan da'wah Islam di negeri-negeri Arab
bukan berarti tak ada gerakan di daerah lain sebelum terjadi penyatuan
negeri-negeri tersebut ke dalam Negara Islam. Gerakan dimulai di negeri-negeri
Arab dengan tujuan untuk mendirikan Negara Islam yang kemudian tumbuh dan
meluas ke sekelilingnya tanpa melihat arab dan non-arab.
Telah
kami jelaskan bahwa falsafah hakiki menuju kebangkitan umat adalah suatu mabda'
yang menggabungkan fikroh dan thariqoh. Kedua hal ini harus dipahami oleh
setiap kelompok yang bertujuan untuk melakukan kegiatan secara serius yang akan
membawanya pada kebangkitan.
Mabda
itu telah dijelaskan dan pentingnya ia bagi suatu kutlah adalah mudah dipahami.
Oleh karena itu adalah wajar bila harus ada kejelasan yang tuntas tentang mabda
tersebut bagi sebuah kutlah, agar kutlah yang telah lebih dahulu memahaminya
bisa menjadi sebuah kutlah yang berpengaruh, dinamis dan maju, layak untuk
diikuti dan didukung oleh masyarakat. Karena ia merupakan satu kutlah yang
telah melebur dengan fikrohnya, jelas thariqohnya dan memahami
permasalahan-permasalahannya.
Hanya
saja semata-mata adanya pemahaman tentang mabda ini tidak akan dapat
menghantarkan pada kebangkitan yang benar kecuali jika orang-orang yang aktif
dalam gerakan layak memasuki kutlah tersebut, dan ikatan yang mengikat mereka
dalam kutlah adalah suatu ikatan yang benar dan produktif. Berdasarkan ikatan
dalam kutlah ini pula dapat ditentukan kelayakan seseorang untuk ikut gerakan.
Maka suatu partai idiologis (berdasarkan pada suatu mabda') menjadikan
keyakinan terhadap akidahnya dan kematangan dalam tsaqofah kepartaiannya
sebagai ikatan dalam kutlahnya. Oleh karena itu apakah seseorang layak masuk
dalam partai atau tidak terjadi secara alami, yaitu dengan meleburnya mereka
dalam partai ketika dakwah berinteraksi dengan mereka. Jadi yang menentukan
kelayakan mereka adalah thariqoh ikatan kutlah tersebut, bukan lembaga partai.
Sebab, ikatan yang menyatukan orang-orang tersebut dalam suatu kutlah adalah
aqidah dan tsaqofah kepartaian yang terpancar dari aqidah tersebut.
Apabila
kita kaji pengorganisasian gerakan-gerakan yang muncul sekitar abad silam, maka
kita dapatkan bahwa thariqoh pengorganisasian yang rusaklah yang merupakan
sebab utama kegagalan mereka. Sebab, gerakan-gerakan tersebut tidak berdiri
atas dasar kepartaian yang dilandasi oleh pemahaman hakiki. Mereka berdiri
hanya sekedar membentuk kelompok, atau membentuk partai semu1). Artinya hanya
namanya saja partai, tetapi tidak memenuhi syarat-syarat sebuah partai.
Kaum
Muslimin, sebelum Perang Dunia (PD) I merasa bahwa mereka mempunyai sebuah
Negara Islam. Sekalipun Negara ini telah lemah dan mengalami kekacauan, ia
tetap menjadi pusat arahan pemikiran dan perhatian umat. Orang-orang Arab
memandang negara ini sebagai penghancur hak-hak mereka, berkuasa totaliteris
atas mereka, tetapi pada saat yang bersamaan mereka juga mengarahkan mata dan
hati mereka padanya untuk memperbaikinya karena bagaimanapun negara ini adalah
negara mereka. Mereka ini, hanya, tidak memahami hakikat kebangkitan, tidak
memahami thoriqoh kebangkitan itu, dan mereka tak punya suatu kelompok apapun
untuk itu. Dan kita bisa mengatakan bahwa hal ini dialami oleh sebagian besar
kaum Muslimin.
dari Terjemahan AT TAKATTUL AL HIZBI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar