ISLAM MERUPAKAN KONSEPSI/ MAFAHIM KEHIDUPAN, BUKAN
SEKEDAR INFORMASI
• Mafahim
Islam bukanlah pemahaman kepasturan, bukan pula informasi keghaiban tanpa
dasar. Mafahim Islam tidak lain adalah pemikiran-pemikiran yang memiliki
penunjukan nyata, yang dapat ditangkap akal secara langsung, selama masih
berada dalam batas jangkauan akalnya.
Namun bila hal-hal tersebut berada di luar jangkauan akalnya, maka hal
itu akan ditunjukkan secara pasti oleh sesuatu dalil/bukti yang dapat
diindera, tanpa rasa keraguan sedikitpun.
• Karena
itu, seluruh mafahim Islam berada di bawah penginderaan secara langsung, atau
pada sesuatu dalil/bukti yang dapat diindera secara langsung yang
menunjukkan adanya pemahaman itu. Dengan kata lain, seluruh pemikiran Islam
bisa difahami (dapat dijangkau oleh akal, atau ditunjuk oleh sesuatu
yang dapat dijangkau oleh akal). Maka akal bisa menerima/ percaya secara pasti.
• Dalam
Islam tidak ditemukan hal ghaib yang tidak masuk akal (dogma/doktrin yang
dipaksakan). Tetapi masalah ghaib yang harus diimani adalah masalah ghaib yang
dapat diterima akal, karena melalui sumber yang dapat dibuktikan kebenarannya
(Al-Qur'an dan Hadits mutawatir). Maka pemikiran Islam bersifat nyata,
faktual, dan ada di dalam kehidupan.
• Aqidah
Islamiyah adalah keimanan kepada Allah, Para Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya,
Para Rasul-Nya, Hari Kiamat, dan Qadar. Pembenaran terhadap semua ini dibangun
dari kenyataan yang ada.
• Iman
kepada Allah, Al Qur'an, dan kenabian Muhammad Saw. dibangun di atas penemuan
bahwa wujud (eksistensi) Allah itu azali. Dan akal telah menemukan
secara inderawi bahwa Al-Qur'an itu Kalamullah berdasarkan
kemu'jizatannya bagi manusia yang dapat diindera di setiap waktu. Akalpun telah
menemukan secara inderawi bahwa Muhammad Saw. adalah Nabi Allah dan Rasul-Nya
berdasarkan bukti yang nyata bahwa beliau adalah yang membawa Al-Quran sebagai
kalamullah yang membuat manusia tak berdaya untuk membuat yang semisalnya. Maka ketiga hal ini, yaitu wujud (eksistensi)
Allah, Al-Qur'an sebagai Kalamullah, dan Nabi Muhammad sebagai Rasulullah,
dapat ditangkap oleh akal dengan perantaraan indera dan dapat diimani.
• Adapun
Iman kepada malaikat, kitab-kitab sebelum Al-Qur'an (seperti Taurat dan Injil),
Nabi dan Rasul sebelum Rasulullah Saw. (seperti Musa, Isa, Harun, Nuh, Adam
as.), dibangun berdasarkan khabar dari Al-Qur'an dan Hadits mutawatir.
• Iman
kepada Allah juga terbukti dari penangkapan secara aqliy dan inderawi, bahwa
khasiat (karakteristik) yang dimiliki benda bukanlah diciptakan oleh benda itu
sendiri. Buktinya, suatu pembakaran tidak akan terjadi kecuali dengan derajat
panas atau aturan tertentu (misalnya pembakaran kayu perlu derajat panas
tertentu yang lain dengan pembakaran besi).
Seandainya khasiyat itu diciptakan oleh api itu sendiri, maka kebakaran
itu dapat terjadi sesuai dengan kehendaknya, tanpa tergantung pada derajat
panas atau aturan tertentu. Dengan demikian maka jelaslah bahwa khasiat itu
diciptakan Allah SWT, bukan ciptaan yang lainnya. dapat ditangkap oleh akal secara langsung
dengan perantaraan indera. menjadi fakta dalam benak, dan merupakan fakta yang
terindera. Aqidah Islam merupakan mafahim yang pasti adanya dan pasti
penunjukannya. Maka Aqidah Islam akan dapat memberikan pengaruh besar terhadap
manusia.
• Sedangkan
hukum-hukum syara‘ (pemecah masalah hidup manusia). Dalam menyelesaikan masalah, kaji/fahami dulu
masalahnya. Lalu pelajari hukum Allah terkai masalah tersebut. Kemudian bisa
ditarik hukum atas masalah tersebut. Maka hukum syara` bisa dipahami/ merupakan
mafahim, sebab pemecaham masalah bisa diindra nyata, yang dipahami dari nash.
hukum syara` adalah mafahim juga.
• Dengan
demikian sesungguhnya aqidah Islam dan hukum-hukum syara' bukanlah pengetahuan
yang semata-mata untuk dihafal, dan bukan pula sekedar pemuas akal. Tetapi, keduanya merupakan mafahim yang
mendorong manusia untuk berbuat, menjadikan perbuatannya selalu terkait,
terikat, dan teratur karenanya. Bukan
sekedar informasi.
MABDA (IDEOLOGI/PRINSIP)= AGAMA DAN JALAN HIDUP = AQIDAH
DAN SYARIAH
•
Mabda / ideologi = pemikiran mendasar dan
menyeluruh (aqidah rasional) yang menjadi pondasi pemikiran-pemikiran
lain yang dibangun di atasnya pemikiran cabang. Pemikran yang menghasilkan
solusi dalam berbagai masalah kehidupan. Mendasar. Tidak ada pemikiran yang lebih mendasar. sama sekali
tidak didahului pemikiran lain, menjadi asas/pondasi. tanpa pemikiran mendasar,
kehidupan seseorang tanpa asas, labil,
tidak jelas, berubah-ubah.
•
Aqidah yang hanya mengatur ibadah saja: Kristen,
hindu, budha, konghucu, dll.
•
Aqidah yang mengatur urusan kehidupan saja: Sekulerisme
(kapitalisme), komunisme/atheisme
•
Aqidah yang mengatur urusan agama sekaligus
mengatur urusan kehidupan: Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar