Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 13 Oktober 2014

Negara Barat Mendukung Rezim Diktator



BAB 5
Sejarah Kolonialisme Barat di Timur Tengah

Amerika Serikat dan Inggris mengklaim bahwa perang yang mereka lancarkan terhadap Irak merupakan tindakan yang adil lagi mulia. Mereka menambahkan bahwa apa yang mereka lakukan merupakan upaya untuk membebaskan dunia dari ancaman dan memulihkan tata pemerintahan yang baik (good governance) kepada rakyat Irak. Bab ini akan memaparkan kebohongan yang mereka lakukan dan membuktikan bahwa perang terhadap Irak erat kaitannya dengan kolonialisme, dan memang kolonialisme-lah yang menjadi dalang semua itu.

1.         Gerakan Renaissance di Eropa telah memicu revolusi intelektual yang berpuncak dengan industrialisasi dan menandai sebuah tata dunia baru. Dihadapkan kepada tirani aristokratik dan dogma teokratik, para pemikir Barat membangun dasar filosofis peradaban Barat. Terlepas dari perbedaan intelektual di antara mereka sendiri, mereka bersepakat dalam pandangan dunia yang khas oksidental mengenai pengaturan masyarakat yang memisahkan gereja dan negara. Namun demikian, para pemuka filsafat itu hanya mengganti tirani dan kemunduran intelektual dengan penindasan berbentuk ide. Sungguh ironis bahwa ternyata berkembangnya prinsip-prinsip kebebasan dan demokrasi liberal berasal dari doktrin yang sama dengan kolonialisme. Ajaran Jean-Jacques Rousseau tentang demokrasi mengenai persamaan dan kebebasan mengatakan bahwa, ‘Man was born free, and he is everywhere in chains’ [The Social Contract, 1743], namun pada saat yang sama, negara yang dijadikan teladan dalam urusan kebebasan justru memperbudak negara-negara di dunia. Jules Harmand, salah satu tokoh utama imperialisme Perancis mengatakan, “Kenyataan akan adanya hierarki ras dan peradaban harus kita terima dan jadikan sebagai prinsip dan titik tolak, serta fakta bahwa kita termasuk ras dan peradaban superior…Legitimasi mendasar ihwal penaklukan atas orang-orang pribumi adalah (cerminan) keyakinan akan kesuperioran kita….” [Edward Said., ’Culture & Imperialism’., 1993, hal.17]. Kontradiksi filosofis seperti tersebut di atas merupakan ciri budaya Barat dan lebih jauhnya lagi memperlihatkan ketidakmampuan akal manusia untuk membuat sistem hidup yang akan benar-benar meningkatkan derajat manusia.

2.         Dalam kenyataannya, kolonialisme berkembang melalui urat nadi peradaban Barat; jika kapitalisme dianggap jiwa, maka kolonialisme adalah detak jantungnya –kebebasan kepemilikan menjadi suatu hal yang dominan dalam filosofi sekular, yang menentukan tujuan hidup masyarakat. Upaya negara dalam mengejar kepentingan material diterjemahkan ke dalam prinsip-prinsip pokok yang menjadi metode untuk menyebarkan ideologi kapitalis, seperti yang ditegaskan oleh Robert Cooper dalam esainya, ‘Negara Postmodern’. Seraya menyerukan imperialisme liberal baru dan perlunya kerajaan, kata-katanya menyuarakan ambisi Inggris satu abad yang lalu ketika Duta Besar Kolonial Inggris, Joseph Chamberlain mengatakan, ‘sekarang adalah masanya kerajaan, bukan negara-negara kecil’ [John Norris., ‘Farewell to the Trumpets; An Imperial Retreat’]. Oleh karena itu, apa yang dikatakan Robert Cooper, Penasihat Kebijakan Luar Negeri Tony Blair, memang sesuai dengan tradisi penjajahan mereka, ‘Tantangan bagi dunia postmodern adalah untuk terbiasa dengan gagasan standar ganda. Di antara kita sendiri, kita bertindak berdasarkan atas hukum dan keamanan kooperatif yang terbuka. Namun ketika kita berurusan dengan negara-negara terbelakang di luar benua postmodern Eropa, kita harus kembali ke metode-metode yang lebih kasar seperti pada masa sebelum ini –kekuatan, preemptive attack*, muslihat– pokoknya apapun yang diperlukan dalam berurusan dengan negara-negara yang masih hidup dalam dunia abad ke-19. Di antara kita sendiri, kita mempertahankan hukum. Tetapi ketika berada di hutan maka kita harus memakai hukum rimba…. Dengan demikian yang dibutuhkan adalah imperialisme jenis baru, yang bisa diterima oleh dunia yang menganut hak-hak asasi manusia dan nilai-nilai kosmopolitan. Kita sudah dapat melihat gambarannya: sebuah imperialisme yang, sama seperti semua imperialisme, bertujuan membuat tatanan dan keteraturan tetapi kini berdasarkan prinsip sukarela….’ [Robert Cooper., ‘The New Liberal Imperialism’., 2002]. *Preemptive attack adalah serangan yang bersifat pencegahan terhadap pihak atau pihak-pihak (bisa individu, kelompok, atau negara) yang dianggap akan melakukan suatu aksi tertentu terhadap negara pelaku preemptive attack.

3.         Jadi, kolonialisme benar-benar hidup –bahkan kolonialisme dan peradaban Barat adalah laksana kembar siam, karena kolonialisme pun lahir dari doktrin sekular. Sikap standar ganda dalam kebijakan Barat, selama sejarahnya yang memalukan, bukan sekadar kebenaran yang tidak dapat disangkal lagi melainkan juga merupakan suatu kebutuhan ideologis. Memahami filosofi yang mendasari kolonialisme Barat sangatlah penting, sehingga kita tidak hanya mampu membaca upaya penghasutan perang atas Irak melainkan juga menyadari bahwa kolonialisme merupakan bagian integral dari peradaban Barat, dan membuat kita sadar bahwa sekularisme tidak sesuai untuk dijadikan kepemimpinan ideologis bagi umat manusia. Oleh karena, tindakan memerdekakan negeri-negeri Islam berdasarkan prinsip sekular itu bisa dikatakan tindakan bunuh diri secara politis. Pada hakikatnya para pemikir Barat berupaya menghilangkan tirani tetapi mereka mengalami kegagalan yang menyedihkan, karena mereka telah mengganti tirani feodalisme dengan sistem aturan buatan manusia yang lebih merusak, yang telah menimbulkan bencana yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia. Bagaikan tsunami yang mengerikan, bencana ideologis ini telah merusak kehidupan manusia selama berabad-abad dan gelombangnya mengenai Irak, menenggelamkan orang-orang yang kesulitan ekonomi.

DownloadBuku SENJATA PEMUSNAH MASSAL DAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI KOLONIALIS

Tidak ada komentar:

Related Posts with Thumbnails

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam