Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Selasa, 07 Oktober 2014

Barat Bersekutu Dengan Para Diktator



Kesimpulan

Catatan di atas hanyalah sebuah contoh, bukti kemunafikan, korupsi dan kejahatan yang dilakukan oleh Barat dalam hal persekutuan mereka dengan para penguasa yang lalim, tiran dan diktator di masa lalu maupun sekarang. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang peran Barat dalam memimpin dan memelihara dunia. Ketika mengamati rangkaian akumulasi senjata pemusnah massal Barat, kepalsuan standar dan penerapan Hukum Internasional serta kemerosotan masyarakat Barat, seorang pengamat yang netral tidak perlu lagi meragukan bahwa Kapitalisme adalah sumber kejahatan masa kini. Nilai-nilai dan kepercayaan Kapitalisme tentang kebebasan, demokrasi dan materialisme telah mendorong fanatisme dan kejahatan dunia yang lebih luas.

BAB 4
Barat dan Sikap Represif terhadap Rakyat

Dalam propagandanya, Barat berupaya memberikan pembenaran akan perang terhadap Irak dengan menjadikan tindakan represif Irak terhadap rakyatnya sendiri sebagai alasan. Akan tetapi ketika kita menengok dunia Barat, kita pun akan menyaksikan rakyat yang tertindas dalam beragam masalah kehidupan. Bab ini menegaskan bahwa dunia tidak lagi terpikat oleh Amerika dan pandangan hidup kapitalisnya. Selain itu, bab ini juga menyatakan bahwa seandainya warga Amerika tidak termakan propaganda Goebbels-esq yang dijejalkan pada mereka, niscaya mereka akan memiliki sikap yang sama terhadap pemerintahnya. Banyak pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia terjadi di Barat, terutama di Amerika. Sayangnya masyarakat tidak menyadarinya. Rupanya mantra Washington DC dan Trendy London telah membuat orang-orang buta akan aktivitas tak berperikemanusiaan yang terjadi di depan pelupuk mata mereka. Lebih jauh lagi dapat dikatakan bahwa jika saja orang Amerika terbangun dari impian Amerika (American dream) mereka, George W. Bush tidak hanya akan bertanya mengapa mereka (non-Amerika) membenci kita, tetapi ia akan bertanya mengapa warga kami sendiri membenci kita (pemerintahan Bush)?

1.         Robbie Burns menulis, ‘I would that God gift would give us, to see ourselves as other see us’. Di sini, sang pujangga Skotlandia itu menyampaikan pandangannya bahwa kemampuan untuk melihat kekurangan dan kelemahan seseorang merupakan suatu anugerah. Kebanyakan dari kita menghargai pentingnya evaluasi diri dalam proses peningkatan diri. Ketika evaluasi diri yang jujur dan adil tidak ada maka yang muncul adalah arogansi. Bagi suatu negara yang tidak memandang dirinya sebagaimana negara lain di dunia memandangnya, hal ini akan membawa negara itu ke arah penguatan mitos dan persepsi diri yang tidak tepat. Ketika ini terjadi pada suatu negara kuat, yang terjadi adalah beragam kecaman terhadap negara lain sementara dirinya terlena akan masalah yang dibuatnya sendiri. Ketika ini terjadi dalam suatu negara adidaya, yang memiliki senjata pemusnah massal, maka hasilnya adalah dunia yang penuh masalah, terendam dalam lautan darah manusia dan ketidakseimbangan, serta berada di jurang kehancuran.

2.         Ketidakmampuan AS untuk melihat dirinya sendiri sebagaimana negara lain di dunia melihatnya, terilustrasikan ketika seorang wanita berlari menuju sebuah mikrofon kru film, dari awan debu di kota Manhattan pada bulan September 2001 dan berkata, ‘Mengapa?’ Sejak itu frase ‘Mengapa mereka membenci kita?’ sering diulang-ulang. Kita sampai bosan melihatnya di koran-koran, siaran televisi, dan mendengarnya dalam komentar radio. Bagi kita yang berada di luar lingkungan pergaulan Amerika, satu-satunya perkara yang membuat kita terperangah dengan pertanyaan ‘mengapa’ itu adalah fakta betapa kagetnya AS ketika mengetahui bahwa orang-orang membenci mereka. Kita mampu berkata seperti ini karena kita melihat Amerika sebagai orang luar. Kebanyakan dari kita, mungkin secara naïf, berpikir tentang adanya indikator yang luas tentang sentimen dunia terhadap Amerika.

Kontrol Pemikiran

3.         Kami bermaksud menegaskan bahwa keadaan sulit yang umumnya menimpa warga Amerika benar-benar mengerikan. Tetapi sebelum membahas tentang hal itu, penting untuk dibuat sketsa tentang bagaimana pemikiran kebanyakan orang Amerika telah terbentuk melalui cara-cara tertentu yang membuat mereka mampu menerima keadaan mengerikan ini. Baik kaum Ba’ath maupun AS bersikeras bahwa sistem mereka membuat iri negara-negara lain di dunia. Mereka sama-sama bersikukuh bahwa warga Irak dan AS harus bersyukur dengan kenyataan bahwa mereka adalah orang Irak dan Amerika. Teknik-teknik propaganda yang AS gunakan sama seperti yang digunakan oleh rezim Ba’ath.

4.         Kekeliruan itu terlihat dalam komentar yang dimuat media Amerika pada tahun lalu. Misalnya kolomnis Richard Brookhiser dalam The New York Observer (17 September 2001) menggambarkan AS sebagai ‘… sebuah imperium kapitalisme dan demokrasi. New York City juga dipersepsikan sebagai pusat salah satu subsistem itu, mesin uang yang bergemuruh. Siapapun di dunia ini yang mencari nasibnya dan tidak bahagia, lihatlah kami —negara dan kota— carilah alternatif yang ada. Jika ia memiliki kerangka pemikiran yang bercita-cita tinggi, ia akan datang ke sini atau meniru kita. Jika ia memiliki kerangka pemikiran yang murung, ia akan meminta tanggung jawab kita. Jika ia adalah negara yang bermusuhan, atau semacamnya, ia akan mencoba membunuh kita … Para pecundang di dunia ini membenci kita karena kita kuat, kaya dan baik (atau sekurang-kurangnya lebih baik dari mereka). Bila mereka yang beraksi dalam kebencian itu telah dibalas, tujuh kali lipat, kita akan membangun kembali Menara World Trade Centre, ditambah satu lantai, hanya untuk mengulangnya kembali’.

Tidak ada komentar:

Related Posts with Thumbnails

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam