Surat
Resmi Sultan Utsmani tentang Pengangkatan Saleh Rayis
Sultan Sulaiman Qanuni menulis surat kepada
Penguasa Fas, Muhammad Al Sa'di. Isinya antara lain sebagai berikut:
"lni utusan kami dari yang mulia Sultan
Utsmani, membawa surat dari yang mulia dan tinggi, yang masih memiliki wibawa
dan ditaati berkat karunia Allah yang Maha Kuasa, dan perlindungan yang Maha
Melindungi. Kami tuliskan surat ini kepada yang mulia, yang terhormat, yang
sempurna dan mendapatkan petunjuk, yang adil, yang memiliki kemauan keras, yang
berasal dari silsilah keturunan Hasyimi, sebagai cabang dari pohon mulia yaitu
pohon kenabian, dari asal keturunan yang tinggi yang diliputi oleh kelembutan
Ilahi. Yang terhormat Penguasa Fas, Muhammad. Semoga ketinggian selalu
mengiringinya dan semoga kemuliaan selalu menyertainya.
Bersama ini, kami kirimkan perwakilan kami
ini ke hadapan Tuan yang mulia yang kami khususkan untuk mengucapkan salam kami
dengan kesempurnaan cinta yang diikuti dengan salam dan keberkahan, dan
dikuatkan dengan harumnya hubungan kasih dengan salam-salam yang indah... Wa Ba'du.
Sesungguhnya kekuasaan Allah telah tampak dan
kehendak-Nya begitu agung. Sejak Dia menjadikan kami penguasa dalam sebuah
pemerintahan besar yang kami tunggangi kuda-kudanya, dan nikmat yang begitu
banyak yang kami tarik ekor-ekornya, dan kekuasaan yang menyebar ke mana-mana
laksana matahari menyebarkan sinarnya, dan kebahagiaan yang merayap laksana
bulan saat bersinar terang. Dia telah beri kekhususan bagi kami dengan sebuah
Khilafah yang mulia. Keimanan di sana selalu mendapatkan pertolongan. Allah telah
beri kepada kami kekuasaan yang dengannya menjadikan Islam tegak berdiri. Maka
tidak ada lagi keraguan bagi kami, kecuali harus mensyukuri semua karunia besar
dan kenikmatan yang melimpah itu. Semua ini merupakan karunia Allah yang Dia
karuniakan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Adalah menjadi tradisi kami
untuk senantiasa memperhatikan dan melaksanakan syariah dan mentaati penghulu
manusia-manusia Salaf, yaitu Nabi Muhammad Saw. dan semua sahabatnya. Adalah
kewajiban kami untuk memadamkan semua api kekafiran dan tindakan yang melampaui
batas. Adalah kewajiban kami untuk menekuk semua kezhaliman dan permusuhan,
serta menebarkan keadilan dan kebaikan...
Maka kami berikan wilayah Aljazair kepada
orang yang sangat dihormati, pemilik kemuliaan dan keagungan, yang dilindungi
oleh Raja Yang Maha Tinggi (maksudnya Allah), Saleh Pasya yang kami terima
dengan baik karena memiliki keberanian yang tiada tanding, juga memiliki
kesempurnaan agama. Kami serahkan negeri itu padanya dan kami perintahkan dia untuk
menegakkan syariah yang kokoh, menghormati penghulu para Rasul, melindungi
rakyat dan manusia secara umum yang merupakan titipan Allah. Kami perintahkan
dia untuk selalu dekat dengan orang-orang yang peduli terhadap Islam dalam
kesatuan yang sempurna dan kesepakatan yang demikian indah. Kami minta dia
selalu serius mengurusi segala hal yang berurusan dengan pemerintahan dan
agama. Kami perintahkan dia untuk menegakkan aturan pemerintahan kami yang
teratur, selalu siap siaga untuk melakukan perlawanan terhadap siapa saja yang
merongrong agama. Kami perintahkan dia untuk membungkam manusia-manusia kafir
pembuat keonaran dan penyebab ketidaktenangan.
Sesungguhnya tujuan kami yang utama adalah
menghidupkan semua syiar-syiar Islam dan memadamkan aksi-aksi orang-orang kafir
yang membangkang. Tujuan itu bisa dilakukan dengan bersatunya para pemimpin
Islam dan mereka yang mendapat amanah untuk menegakkan syariah atas manusia.
Dengannya semua aturan akan berjalan dengan mulus dan tenang. Dan jejaknya
tidak akan hilang hanya dalam hitungan bulan dan tahun. Kami juga perintahkan
dia (Saleh Rayis) untuk melihat kondisi kaum muslimin dengan pandangan penuh
rahmat dan kasih. Hendaknya dia melihat mereka dengan pandangan keadilan dan
keindahan perilaku, agar pemerintahannya berjalan adil, damai, dan tenang;
tidak ditimpa rasa cemas dan kesedihan.
Kami katakan, tidak ada jalan (bagi Muhammad
As Sa'di), kecuali engkau harus melakukan hubungan baik dengan tetangga dan
menapak jalan yang baik dalam berinteraksi dengan manusia, karena engkau adalah
keturunan penghulu para Rasul, dan cucu penghulu manusia paling terpilih. Kami
telah mendengar sikap adil dan tidak memihak yang Anda lakukan. Kami dengan
kesempurnaan takwa dan sifat-sifat yang sempurna yang Anda miliki. Oleh sebab
itulah kami menulis surat kepadamu dengan harapan semoga isinya mampu
membangkitkan kecintaan menuju puncaknya. Kami harap engkau memberikan kabar
tentang kesehatanmu kepada kami...” (Juhud AI-Utsmaniyyin Li Inqadzi
AI-Andalus, Dr. Nabil Abdul Hayy, hlm. 364.) Surat ini ditulis pada awal-awal
bulan Muharram tahun 959 H/Januari 1552 M di Adrianopel.
Sultan Sulaiman Qanuni juga mengirim surat
yang lain pada penguasa Maghrib, Muhammad Syaikh Al-Sa'di, di mana dia
memberikan kepadanya tiga pakaian kebesaran. Dalam surat itu Sultan Sulaiman
menulis:
“Ini adalah utusan kami...dan seterusnya.
Kami tuliskan untuk Anda yang mulia penguasa Maghribi, Syarif Muhammad...Ucapan
khusus kami, semoga persahabatan dan kecintaan kita selalu terbangun dengan
indah. Dan semoga salam yang harum akan berada bersama kita. Wa ba'du.
Sesungguhnya kekuasaan Allah telah tampak dan
kehendak-Nya demikian agung. Sejak Dia menjadikan kami penguasa dalam sebuah
pemerintahan yang besar yang kami tunggangi kuda-kudanya, dan nikmat yang
begitu banyak yang kami tarik ekor-ekornya, dan kekuasaan yang menyebar ke mana-mana
laksana matahari yang menyebarkan sinarnya.
Kami senantiasa berjalan di atas Sunnah
penghulu manusia-manusia terdahulu dan yang akan datang (maksudnya Sunnah Nabi
Muhammad). Kami akan selalu menjadi orang-orang yang melindungi agama, yang
akan berjuang melawan orang-orang yang kafir pembangkang. Sedangkan engkau
adalah salah satu dari anak-cucu penghulu para Rasul, pemimpin yang agung Saw.
Kami telah mendengar tentang kebaikanmu, kesempurnaan agamamu, serta keikhlasan
semua pekerjaanmu, bersihnya jalan hidupmu, serta perjuanganmu bersama-sama
kaum muslimin untuk membungkam musuh-musuh agama Allah. Oleh sebab itulah kami
haturkan salam padamu dan kami kirimkan untukmu dan untuk kedua orangtuamu
pakaian kebesaran. Dengan harapan semoga ini akan menjadi penyambung rasa cinta
dan menjadi perajut kasih di antara kita. Kami berdoa semoga kami menjadi
orang-orang muslim yang baik dan pelindung agama Rasulullah pada masa-masa
pemerintahan kami yang adil dalam bentuknya yang sangat menyenangkan. Dalam
keadaan aman dan tenang tidak ada kecemasan dan kesedihan. insya Allah...” (Juhud
AI-Utsmaniyyin Li Inqadzi AI-Andalus, Dr. Nabil Abdul Hayy, hlm. 365.)
Sultan Utsmani juga mengirimkan surat resmi
pengangkatan Saleh Rayis sebagai penguasa Aljazair kepada para ulama, fuqaha
dan rakyat Aljazair. Dalam surat itu dia menulis:
"inilah surat keputusan kami... Kami
kirimkan kepada semua ulama, fudhala’, fukaha, para imam dan khatib, semua
komandan, serta semua rakyat Aljazair. Kami perlu beritahukan bahwa
pemerintahan kami yang mulia telah menganugerahkan kekuasaan kepada orang yang
kami percaya dan orang yang kami anggap sebagai pendukung pemerintahan kami, pemimpin
yang mulia,.... Saleh Pasya. Dia kami terima dengan lapang dada karena
keberaniannya serta kekuatannya. kekokohannya dalam memegang prinsip. Karena ia
memiliki perjalanan hidup yang bersih lahir batin, maka kami serahkan wilayah
itu untuknya. Kami perintahkan dia untuk menghidupkan semua aturan Allah dan
Rasul-Nya. Dan kami perintahkan dia untuk melindungi rakyat yang merupakan
titipan Allah. Kami perintahkan dia untuk menjaga perbatasan dan mencegah semua
kondisi di luar kewajaran. Dengan harapan semoga semua kaum muslimin di masa
pemerintahan kami yang adil, berada dalam ketenangan dan diliputi rasa aman,
tidak ada rasa takut dan cemas yang meliputi jiwa mereka.
Maka kami harapkan hendaknya kalian berjalan
bersama dengan pemimpin yang telah kami sebutkan. Kami bertujuan ingin
menegakkan semua Syariah Allah yang lurus serta menghidupkan syiar-syiar Islam
dan berjalan di atas jalan penghulu manusia (Sunnah Nabi). Menjaga rakyat dan
melindungi negeri kami serta membungkam orang-orang kafir. Semoga Allah memberikan
kita taufik dengan semua karunia-Nya, dan menjadikan pengangkatan sebagai
hujjah." (Juhud AI-Utsmaniyyin Li Inqadzi AI-Andalus, Dr. Nabil Abdul Hayy,
hlm. 366.) Surat ini ditulis pada awal-awal Muharram tahun 909 H /Januari tahun
1552 M.
Referensi: Bangkit Dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah, Prof.
Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi
-----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar