SOSOK
MUJAHID AGUNG HASAN AGHA AT-THUSYI
KHAIRUDDIN BARBAROSA telah melakukan tugas
besar sebagai panglima armada laut pemerintahan Khilafah Utsmani di Laut
Tengah. Sedangkan Hasan Agha At-Thusyi melakukan tugas sebagai wakil Khairuddin
di Aljazair untuk menumpas semua perompak asal Eropa. Dia mendapat tantangan
sangat besar dalam mengemban tugas-tugas itu. Dia menjadi sosok mujahid lslam
yang sangat menonjol dalam membela negeri Islam di wilayah Afrika Utara.
Aljazair akhirnya menjadi wilayah yang disegani, sehingga orang-orang Nasrani
harus meminta pertolongan kepada Kaisar Charles V untuk menghadapi Aljazair.
Charles V berusaha menjalin kesepakatan
rahasia dengan Khairuddin pada tahun 945 H / 1539 M. Namun dia terpaksa harus
kecewa alias menelan pil pahit, karena Khairuddin tidak mau berkhianat. (Tarikh
AI-jazair AI ’Aam, Abdurrahman AI-jaIIaIi, 3/62-63.) Kekecewaan itu persis yang
pernah dialami Charles V di kesempatan lain, saat dia berusaha memberikan
penawaran rahasia kepada Khairuddin. Dalam penawaran itu, Charles bersedia
mengakui Khairuddin sebagai penguasa Afrika Utara, asalkan dia mau memberi imbalan
berupa upeti dalam jumlah tertentu. Melalui cara ini, Charles V bermaksud
membangun aliansi Spanyol-Aljazair dan berusaha memblokade hubungan Afrika
Utara dengan Istanbul. Jika rencana itu terealisasi, maka Afrika Utara tidak
akan terus melemah, sehingga mudah ditaklukkan. (Tarikh AI-jazair AI-Hadits,
hlm. 35.)
Hasan Agha At-Thusyi berusaha keras
mengokohkan keamanan, membentuk pemerintahan stabil, dan menyatukan semua
wilayah Afrika Utara berpusat ke Aljazair. (Harb Al Tsalatsah Mi'ah Sanah, hlm.
279.) Maka dia segera menaklukkan Mustaghanim, lalu memasukkan ke bagian
kekuasaanya. Kemudian dia bergerak ke wilayah tenggara, lalu mengusai ibukota
Zab Bakrah dan wilayah-wilayah di bawahnya. Di tempat itu Hasan Agha juga membangun
benteng perlindungan.
Pasukan Utsmani berlayar pada bulan jumadil
Ula 949 H/ September 1539 M, dengan jumlah pasukan 1.300 personil. Mereka
berlayar menggunakan 13 kapal dan bergerak menuju Spanyol. Hasan Agha turun ke
sebuah kota dan berhasil menaklukkannya, lalu mengambil sumber alam, harta
kekayaan, dan rampasan perang untuk kaum muslimin. Bersama pasukannya, ia terus
bergerak ke pesisir selatan Spanyol, lalu berhasil mengambil sejumlah rampasan
perang dari pasukan Spanyol. Dia memilih dari sebagian tawanan perang untuk
dijual di kota-kota Maghrib bagian utara, khususnya Tathwan. Setelah itu dia
kembali ke medan perang. Tatkala dia berencana pulang menuju Aljazair, Hasan
Agha dihadang pasukan Spanyol dalam jumlah besar. Di sana terjadi pertempuran
sengit. Peperangan ini menenggelamkan sejumlah kapal dari kedua belah pihak.
Tetapi kerugian yang diderita armada Spanyol jauh lebih besar. (Harb Al
Tsalatsah Mi'ah Sanah,hlm.280.)
Charles V berusaha melakukan serangan militer
besar-besaran untuk memadamkan gerakan jihad Islam di bagian Barat Laut Tengah.
Sebelum merealisasikan keinginan itu, dia berusaha membangun suasana tenang di
kawasan Eropa, dengan cara membuat kesepakatan Nice dengan Perancis, pada bulan
Muharram 945 H/Juni 1358 M, dalam kurun waktu selama 10 tahun. (Tarikh
AI-Jazair Al-Hadits, Muhammad Khair, hal. 36.) Armada Charles V berlabuh di
kota Aljir, wilayah Aljazair, pada tanggal 28 Jumadil Akhir tahun 948 H, atau
bertepatan dengan tanggal 15 Oktober tahun 1541 M. Tatkala Hasan Agha
menyaksikan kedatangan armada pasukan Charles V, dia segera mengadakan
pertemuan darurat dengan para pemuka pemerintahan, tokoh ulama, para
cendekiawan, dan menyerukan rakyat untuk berjihad mempertahankan Islam dan
negara.
Dalam pertemuan itu dia berkata kepada semua
yang hadir: “Kini telah datang musuh Allah ke hadapan kalian. Mereka bermaksud
menawan anak-anak kalian dan merampas wanita-wanita kalian. Maka berjuanglah di
jalan Allah yang lurus ini. Negeri ini ditaklukkan dengan kekuatan pedang dan
wajib dipertahankan. Dengan pertolongan Allah kemenangan akan bersama kita.
Ketahuilah, kita adalah ahlul haq..."
Sontak kaum muslimin mendoakan Hasan Agha dan siap membantu perjuangan
menghadapi musuh-musuhnya. Kemudian dia segera mempersiapkan pasukan dan siap
terjun ke medan laga. (Juhud AI-Utsmaniyyin Ii Inqadzi AI-Andalus, Dr. Nabil
Abdul Hayy, hlm. 326.)
Di pihak lain, pasukan Spanyol telah
mempersiapkan barikade. Charles sangat tercengang melihat persiapan Hasan Agha.
Dia mencoba membuat gentar Hasan Agha dengan memerintahkan sekretarisnya untuk
menulis surat kepada Hasan Agha. Dalam surat itu tertulis ucapan Charles, “Kamu
tahu, aku adalah Raja... Semua agama Nasrani berada di bawah kekuasaanku...
Maka jika kamu ingin menghadap kepadaku, serahkan dulu benteng-bentengmu.
Selamatkan dirimu dariku... jika tidak, maka aku akan perintahkan untuk
merobohkan batu-batu di benteng itu, lalu dilempar ke lautan... dan setelah itu
tidak akan aku sisakan apapun untukmu, tidak pula untuk tuanmu dan orang-orang
Turki... Karena aku akan ratakan negeri ini dengan tanah.”
Sesampainya surat itu ke tangan Hasan Agha,
dia menjawab dengan sangat tegas: "Saya adalah pembantu Sultan Sulaiman
... Maka datanglah kamu ke sini dan terimalah penyerahan benteng itu. Namun
negeri ini memiliki tradisinya sendiri... jika datang seorang musuh, maka
negeri ini tidak akan menghadiahkan kepadanya kecuali kematian.” (Juhud
AI-Utsmaniyyin Ii Inqadzi AI-Andalus, Dr. Nabil Abdul Hayy, hlm.326.)
Dalam riwayat yang lain disebutkan bunyi
surat balasan Hasan Agha: "Sesungguhnya Spanyol telah menyerang Aljazair
beberapa kali. Sekali terjadi di masa pemerintahan 'Uruj, sekali di masa
pemerintahan Khairuddin. Hasilnya, tidak menghasilkan apa-apa. Malah harta
kekayaannya habis dan bala tentaranya musnah. Sedangkan yang ketiga (ancaman
serangan Charles), akan berlangsung seperti sebelumnya, insya Allah.” (Khairuddin
Barbarosa, Bassam Al-'Asali, hlm. 108.)
Sengitnya
Peperangan Laut
Tak ubahnya seperti peperangan laut yang
pernah dihadapi Sultan Muhammad Fatih, maka perang laut di Aljazair melawan
kaum kufar Nasrani, juga tak kalah hebatnya. Di sana sedang berhadap-hadapan
dua armada besar, satu armada berperang di bawah panji kekafiran dan syaitan;
sedangkan satu armada lagi berperang di bawah panji Jihad Fi Sabilillah. Kaum
muslimin hatinya tertuju untuk menyebarkan rahmat, sedangkan kaum kafir
bermaksud menjajah, merampas anak-anak, menodai kehormatan wanita, dan
menyebarkan paham kufur.
Pada malam itu, seorang utusan dari gubernur
Aljazair mendatangi Charles Quint (nama panggilan Charles V), meminta izin
untuk memberikan jalan laut bagi orang-orang Aljazair, khususnya bagi anak-anak
dan wanita untuk meninggalkan kota melalui Babul Wadi. Charles Quint menyadari,
orang-orang Aljazair sudah bertekad bulat akan mempertahankan Aljazair sampai
tetes darah penghabisan. Di mata Charles, sangat mustahil bisa menguasai
Aljazair, kecuali dengan cara melakukan penghancuran total. Sedangkan sampai
saat itu, dia belum menurunkan meriam pengepung dari segala penjuru. Artinya,
saat itu sangat tidak mungkin untuk mengalahkan Aljazair dengan peluru-peluru
meriam. Sebaliknya, para mujahidin Islam telah mengarahkan tembakan-tembakan
mereka tepat ke titik-titik kekuatan Spanyol di semua lini. Saking hebatnya
ancaman serangan mujahidin ini, sehingga salah seorang anggota pasukan kuda
Malta menggambarkan kondisi medan perang saat itu dengan kata-kata: “Taktik
perang yang mereka lakukan sungguh sangat mengejutkan, sebab kami belum
mengenal taktik itu sebelumnya." (Khairuddin Barbarosa, Bassam Al-'Asali,
hlm. 153.)
Jumlah pasukan kaum mujahidin terus membesar;
karena datang pasukan berduyun-duyun dari segala penjuru, saat mereka mendengar
bahwa pasukan Spanyol telah menginjakkan kaki di Aljazair. Kaum mujahidin
diuntungkan, karena mereka sangat menguasai medan dan mampu memilih taktik
terbaik. Allah Ta'ala memberikan karunia kepada tentara Islam dengan turunnya
hujan, angin, dan ombak. Angin puting beliung bertiup kencang selama beberapa
hari, membuat kemah-kemah pasukan Nasrani tercerai-berai. Kapal-kapal mereka
saling berbenturan satu sama lain, sehingga membuat sejumlah kapal tenggelam.
Ombak besar menghempaskan kapal-kapal itu ke tepi pantai. Dalam kondisi remuk
akibat amukan badai, kaum muslimin segera menyerang pasukan Charles secara
serentak, bagaikan banjir yang menerjang dari segala sisi. Dengan ijin Allah,
pasukan kafir Nasrani mudah dilumpuhkan. Para mujahidin segera mengusai semua
peralatan milik musuh, menguasai logistik, dan bahan makanan mereka. Hujan
lebat yang turun telah membuat bahan-bahan peledak milik pasukan Spanyol tidak
berfungsi.
Dalam kondisi yang sangat kritis itu, Kaisar
Charles V berusaha melakukan serangan ke jantung Kota Aljir. Tapi
alhamdulillah, usaha itu gagal total. (AI-Daulah AI-Utsmaniyyah Daulah
Islamiyyah Muftaraa 'AIaiha, hlm. 2/919.) Saat itulah tampak sikap ksatria
panglima perang pasukan Aljazair yang bernama Haji Al-Basyir. Dia mampu
menggempur pemimpin pasukan Nasrani dengan keberanian tinggi, dengan sikap
kepahlawanan yang sulit dicari bandingannya. Pasukan kaum muslimin waktu itu
berhasil memanfaatkan situasi untuk mengepung pasukan Nasrani. Pasukan Aljazair
melancarkan serangan dengan taktik hit-and run, sehingga menimbulkan kekalahan
besar di tangan musuh. Dengan sangat terpaksa, Kaisar Quint (Charles V) harus
menarik sisa-sisa pasukannya, lalu membawa armada lautnya ke Italia, bukan ke
Spanyol. Dalam perjalanan lari dari medan laga, pasukan Nasrani dicekam
ketakutan, putus-asa, frustasi, menangis, menjerit, dan sebagainya. Di antara
mereka banyak yang terbunuh, terluka parah, sekarat, dan Iinglung. Mereka tak
pernah membayangkan akan mengalami kekalahan telak. Di laut Aljazair, Allah
membenamkan nafsu angkara armada Nasrani sehina-hinanya.
Di balik keberhasilan menghancurkan armada
laut Charles V ini terdapat bukti kepemimpinan komandan perang Haji Ar-Rasyid
yang sangat piawai Selain itu, rakyat Aljazair bersatu-padu, datang
berduyun-duyunnya dari berbagai kabilah, untuk menolong para mujahidin. Mereka
ikhlas terjun ke medan laga dalam rangka mencari Syahid di jalan Allah. Niat
mereka hanya satu, yaitu menolong Islam dan kaum muslimin. Maka tidak heran
jika kemudian Allah Swt. menolong mereka dengan bantuan berupa angin, ombak,
dan badai.
Allah berfirman:
وَلَيَنْصُرَنَّ
اللهُ مَنْ
يَنْصُرُهُ إِنَّ
اللهَ
لَقَوِيٌّ
عَزِيزٌ
“Dan Allah benar-benar akan menolong siapa
yang menolong (agama)-Nya, sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha
Perkasa." (Al Hajj: 40).
Referensi: Bangkit Dan Runtuhnya
Khilafah Utsmaniyah, Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi
-----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar