Mereka
Bicara
KH
Umar Ash Shiddiq, Ketua Forum Komunikasi Ulama Aswaja Bogor
Mereka Ketakutan
Jika dikatakan Islam
sebagai sumber terorisme, ini adalah fitnah dan tudingan yang sangat keji.
Mengapa? Karena Islam berasal dari Allah yang dirinci oleh baginda Rasul SAW.
Lalu bagaimana logikanya jika dikatakan sebagai sumber terorisme? Padahal Allah
dan rasul sebagai sumber kebenaran dan kebahagian. Sebagai umat rasul justru
kita harus memperjuangkan agar Islam kembali berjaya sehingga terwujud adil dan
makmur seperti masa lalu hingga 14 abad.
Tampaknya pemerintah
melihat bahwa HTI dalam berkiprah tidak punya kepentingan apapun, kecuali
Islam. Dan mereka ketakutan terungkapnya berbagai kecurangan dan kebusukannya
selama ini. Juga mereka phobia dengan Islam karena Islam menghalangi keinginan
mereka yang bertentangan dengan Islam.
Dengan kondisi ini,
kita harus berdakwah lebih gencar lagi sehingga mereka semakin tercerahkan
dengan Islam yang benar dan melebur menjadi sebuah kekuatan untuk mewuiudkan
Islam kaffah.[]
Ade
Sudiana, Peneliti Rise Institute
Islam Jadi Objek Teror
Tudingan bahwa Islam
itu sumber terorisme, adalah tuduhan zhalim terhadap Islam dan merupakan
penistaan terhadap risalah Rasulullah SAW. Justru Islam dan umat Islam saat ini
sedang menjadi objek teror di mana-mana, seperti di Suriah, Palestina, Irak,
Afghanistan, Rohingya, dan negeri Islam lainnya. Jelas itu merupakan tindakan
teror. Hal yang sama juga terjadi di dalam negeri, seperti tindakan persekusi
terhadap para ulama, upaya pembunuhan terhadap para kyai, apa itu bukan teror?
Bagaimana mungkin
Islam dituduh sebagai sumber terorisme, sementara Islam turun dari Dzat Yang
Maha Rahman dan Rahim. Tudingan itu sama saja menuduh Allah zhalim. Islam turun
sebagai rahmat bagi seluruh alam. Islam hadir bukan untuk menyusahkan, melainkan
datang untuk memberi peringatan, begitu Allah SWT sampaikan di awal surat
Thaha.
Sementara itu Islam
tak akan mungkin dirasakan kerahmatannya itu kecuali dengan menerapkan seluruh
syariatnya. Wa maa arsalnaaka illa rahmatan lil
'alamin (QS. al Anbiya: 107), ayat ini
menegaskan bahwa rahmat itu terwujud sebagai hikmah penerapan seluruh yang
terkandung dalam risalah Islam, bukan sebagiannya.
Jadi sangatlah aneh
bila umat Islam hendak menerapkan Islam secara kaffah lantas dituduh melakukan
tindakan teror, atau menginspirasi terorisme.[]
Ahmad
Khozinuddin, Koordinator Nasional Koalisi 1000 Advokat Bela Islam
Menentang Akal danWahyu
Ini tudingan paling
serius, menentang akal dan wahyu. Secara akal, bagaimana mungkin orang yang
ingin menerapkan solusi dari langit justru disebut teroris? Secara wahyu,
justru Allah SWT telah memerintahkan umat Islam berislam secara kaffah.
Sementara, untuk menerapkan Islam secara kaffah itu harus melalui dakwah
(menyeru umat) secara kaffah. Islam harus dikampanyekan baik secara politik,
ekonomi, sosial, budaya dll. Lantas, menuding dakwah kaffah itu sinonim dengan
terorisme berarti telah berani menuding Allah SWT sebagai tuhan penyeru
terorisme, darimana dalilnya?
Kepentingan rezim cuma
satu. Ingin mempertahankan kekuasaannya dan mencoba-mencari dukungan untuk
melanggengkan kekuasaannya di 2019. Karena satu-satunya kekuatan yang berani
kontra terhadap kezhaliman rezim hanya kekuatan Islam, setelah seluruh kekuatan
parpol mampu ditundukkan. Tudingan terorisme itu cuma dalih, tujuannya adalah
pelemahan kekuatan politik Islam.
HTI dan Islam itu satu
paket, satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. HTI satu-satunya ormas yang
konsisten melawan kezaliman rezim, dan memimpin umat untuk melakukan perlawanan
berdasarkan dorongan Islam. Ide khilafah yang diusung HTI, juga merupakan bahaya
dan ancaman besar bagi eksistensi rezim, bahkan eksistensi kapitalisme global.
Jadi, rezim memusuhi HTI itu selain mewakili kepentingan kekuasaannya, juga
mewakili kepentingan kapitalisme global.[]
KH
Yasin Muthahhar, Mudir Ma’had al-Abqary, Serang, Banten
Barat yang Teroris!
Tidak benar jika
dikatakan Islam itu sumber terorisme. Itu tuduhan keji terhadap Islam dan kaum
Muslimin yang berasal dari musuh-musuh agama ini. Jika yang dimaksud tindakan
terorisme itu adalah tindakan kekerasan, semacam pembunuhan dan pembantaian,
maka yang paling berhak mendapat julukan teroris itu adalah kaum kafir Barat
yang selama ini telah menyerang, membantai dan mengusir umat Islam dari
negerinya, seperti Yahudi Israel, Amerika, dan kaum Budha di Myanmar.
Adapun tentang
mendakwahkan Islam secara kaffah, pertama,
masalah ini adalah sudah menjadi kewajiban Umat Islam, sebagai konsekuensi iman
mereka. Kedua, menyematkan terorisme
dengan dakwah Islam secara kaffah jelas tidak benar. Karena Islam adalah rahmat
dari Allah, yang ketika diterapkan secara kaffah, pasti akan mendatangkan
kerahmatan (baca: kemaslahatan dan kebaikan) bagi seluruh alam, bagi Muslim dan
non-Muslim, bagi dunia secara umum.
Rezim saat ini
menganggap Islam sebagai ancaman masa depan politik mereka. Kekalahan pada
Pilkada di Jakarta, menjadi pengalaman pahit bagi mereka. Karena itu segala
upaya yang mengarah kepada kebangkitan Islam politik di Indonesia akan mereka
jegal. Salah satu caranya dengan menghembuskan isu terorisme yang disematkan
kepada Islam dan kaum Muslimin.[]
KH M
Mansyur Muhyiddin, Ulama Banten
Membela Agama Allah
Khilafah adalah suatu
keniscayaan. Demikian pernyataan seorang Mukmin yang sudah tashdiq. Artinya
yakin dan membenarkan bahwa segala yang datangnya dari Allah dan Rasulnya pasti
benar, pasti rahmatan lil ‘alamin dan
pasti lisalaamatinnasi fi ma’asyihim wa
ma'adihim. Jadi sistem khilafah adalah solusi untuk kesejahteraan dan
keselamatan abadi bagi umat manusia.
Mendirikan khilafah
dalam rangka tegaknya syariat Islam. Maa laa
yatimmul wajib illa bihi fahuwal waajib. Bahkan min ahammil waajibaat.
Jadi kita bukan
memberontak Allah tapi sebaliknya. Menegakkan khilafah adalah membela agama
Allah. Artinya membela Allah.[]
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 216
Tidak ada komentar:
Posting Komentar