• Islam
memperbaiki manusia sehingga mempunyai kepribadian. memperbaiki aqliyah
(dengan aqidah Islam hingga menjadikan Islam sebagai landasan/tolok ukur
berfikir. membentuk/membina pemikirannya hingga bisa membedakan benar-salah,
baik-buruk, selamat/tidak sesat berfikirnya/ tepat memahami sesuatu) dan
mengatur nafsiyah (perbuatan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan nalur)
dengan aturannya yang benar (sesuai kebutuhan naluri dan jasmani,
mengarahkannya bukan menindasnya, solutif, menyeluruh, harmonis menghasilkan
kedamaian, ketenangan, ketentraman).
• Maka
Islam bisa memuaskan akal dan memenuhi keperluan manusia secara bersamaan,
menghasilkan kepribadian Islam
• Ber-aqliyah
Islam berarti menjadikan Islam satu-satunya standar umum memahami berbagai
masalah. Tidak hanya bisa dipahami orang
pandai saja, cukup bila seseorang menjadikan Islam sebagai asas bagi seluruh
pemikirannya.
• Ber-nafsiyah
Islam berarti Menjadikan seluruh kecenderungannya atas dasar Islam yaitu
menjadikan Islam sebagai satu-satunya standar umum perbuatan dalam memenuhi
kebutuhan (jasmani dan naluri). cukuplah seseorang menjadikan Islam sebagai
standar bagi seluruh aktifitas pemenuhan kebutuhan (jasmani dan naluri)nya.
• aqliyah
islam + nafsiyah Islamiyah = syakhshiyah Islamiyah = menganut ide-ide Islam,
Mengerjakan ketaatan yang disukai Allah.
• Cara
memperkuat aqliyah dengan memperbanyak penguasaan Tsaqafah Islamiyah sehingga
memiliki kemampuan untuk menilai setiap pemikiran.
• Cara
memperkuat nafsiyah dengan melakukan perbuatan wajib, sunah yang disukai Allah,
meninggalkan yang haram, makruh, atau syubhat, sehingga memiliki kemampuan
untuk menolak setiap kecenderungan yang berlawanan dengan Islam.
• Ber-Syakhsiyah
Islamiyah berarti menjadikan Islam sebagai asas bagi pemikiran dan
kecenderungan.
• Ada
perbedaan tingkatan Syakhsiyah Islamiyah. Misalnya sekedar melaksanakan yang
wajib dan meninggalkan yang haram, namun belum melaksanakan sunnah dan
meninggalkan yang makruh. ber-Syakhsiyah Islamiyah bukan ibarat
"Malaikat". Karena tidak ada
manusia maksum kecuali Rasulullah, para nabi. Manusia pasti pernah khilaf.
Bahaya jika mengira Islam tidak ada faktanya/ hanya khayalan/ mustahil
diterapkan (dalam kehidupan) sehingga menjauh/ menghalangi Islam dan
melumpuhkan serta mematikan (semangat) banyak orang untuk beramal (berjuang).
• Padahal
Islam datang ke dunia untuk diterapkan secara nyata. Islam itu riil, tidak
sulit diterapkan. Setiap manusia,
memiliki kemungkinan untuk menerapkan Islam pada dirinya dengan mudah, setelah
sebelumnya memahami aqidah Islam dan mempunyai sosok kepribadian yang Islami.
• Lalu
bisa diperkuat dengan menambah tsaqafah Islam untuk mengembangkan pola pikirnya
dan dengan mengerjakan perbuatan-perbuatan (amal ibadah) yang mendorongnya
untuk taat (kepada Allah) dalam rangka memperkuat nafsiyah (jiwa)nya dengan
demikian meraih ridha Allah (bahagia dunia-akhirat).
PEMAHAMAN ISLAM MERUPAKAN PATOKAN TINGKAH LAKU MANUSIA
DALAM KEHIDUPAN
• Pemikiran
Islam adalah mafahim (bukan sekedar ma'lumat) yang memiliki makna
di kehidupan nyata. Misal: keterangan logis, makna inderawi, fakta inderawi
(solusi atas masalah, opini umum), hal ghaib yang bisa dipastikan kebenaran keberadaannya
(Malaikat, Sorga, Neraka).
• Yaasiin
(36):38. dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Al-Humazah (104):7. yang (membakar) sampai ke hati.
• Pemahaman
ini menjadi patokan /petunjuk yang membawa rahmat, peringatan dan nasehat. Juga untuk memecahkan problema hidup yang
timbul dari perbuatan manusia serta menentukan bentuk tingkah lakunya.
• Contoh:
mafahim Islam: nash-nash Al Qur'an dan Sunnah, baik dari segi manthuq-nya
(apa yang ditunjuk oleh lafadz), atau dari segi mafhum-nya (apa yang
ditunjuk oleh makna lafadz), ataupun dari segi dilalah-nya, seluruhnya
terbatas dalam satu cakupan, yaitu aqidah dan hukum-hukum yang terpancar dari
aqidah, termasuk pemikiran-pemikiran yang dibangun di atas aqidah tersebut.
Tidak ada pembahasan selain itu.
• Oleh
karena itu setiap muslim diwajibkan memahami bahwa nash-nash syari'ah, yaitu Al
Qur'an dan Sunnah, datang untuk diamalkan, dan khusus ditujukan terhadap tingkah laku manusia dalam kehidupan.
Dengan kata lain, setiap muslim wajib menyadari dua hal dalam Islam, yaitu:
• Pertama:
Islam datang sebagai patokan untuk mengatur tingkah lakunya dalam kehidupan
dunia ini, dan menuju kehidupan akhirat. Yang menonjol adalah amaliyah
(praktis), bukan teori. Jika Islam diambil dari segi teori semata, tentu akan
kehilangan shibghah (warna) aslinya (sebagai patokan untuk mengontrol tingkah laku manusia) hingga
Islam hanya sekedar pengetahuan belaka. Hingga Islam akan kehilangan daya hidup
(power) yang ada padanya, tidak akan menjadi Islam yang murni, hingga menjadi
dapat ditandingi oleh kaum orientalis kafir (yang tidak mengimani tapi
mempelajarinya hanya untuk menghantam Islam dan pemeluknya). Orientalis = orang yang mempelajari Islam
tapi tidak mengamalkannya/ menjadikannya patokan tingkah laku dalam kehidupan
(karena mensifatinya sekedar pengetahuan atau kepuasan intelektual). Ini adalah
penyakit yang menjadikan Islam tidak mempunyai pengaruh di dunia saat ini.
• Kedua
:Wajib disadari bahwa seluruh isi Al Qur'an dan Sunnah diturunkan tidak
lain sebagai aturan tingkah laku serta petunjuk jalan menuju kehidupan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar