“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk
berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan
dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar
diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir,
disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.” (QS. Al
Anfaal: 65)
Dengan
mengamati dan mengindera peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia saat ini,
secara kasat mata dapat dilihat bahwa negara-negara yang ada dunia kini terbagi
ke dalam dua kelompok besar. Sekalipun jumlah negara yang terpampang di peta
dunia sangat banyak, namun ternyata hanya beberapa di antaranya yang memiliki
kekuatan signifikan dan mempunyai pengaruh internasional terhadap urusan
negara dan bangsa lain. Sedang di sisi lain, negara-negara di luar kelompok
tersebut dapat digolongkan sebagai negara-negara yang tidak aktif, negara yang
lemah, dan negara yang tidak mampu memberikan pengaruh kepada negara dan bangsa
lain; malahan senantiasa dipengaruhi dan tunduk pada kebijakan negara-negara
yang lebih kuat dan lebih besar.
“Dan Allah lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang
musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah
Allah menjadi Penolong (bagimu).” (QS. An Nisaa': 45)
Dengan
demikian, warga negara-negara tersebut dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan
internasional negara-negara lain. Negara yang dominan, berpengaruh, dan aktif
dalam kancah internasional adalah Amerika Serikat; sedangkan Islandia,
Swaziland, dan Tibet adalah contoh negara-negara yang tidak aktif, lemah, dan
tidak mempunyai pengaruh di dunia. Orang bisa melihat dengan jelas bagaimana
Amerika, Inggris, dan negara- negara Eropa menjadi negara-negara yang terlibat
aktif dalam kampanye menentang Irak; sementara itu Botswana, Namibia, dan Chad
tidak jelas benar bagaimana sikapnya. Orang dengan mudah juga bisa membaca
bagaimana Amerika, Inggris, dan Prancis mengirimkan utusannya untuk membawa
permasalahan Palestina ke meja perundingan; sedangkan peran Pakistan, India, atau Bangladesh dalam penyelesaian masalah itu tidak terlalu berarti. Orang
juga melihat bahwa Inggris dan Prancis adalah negara-negara yang menjadi
arsitek penentu garis batas antara negara yang ada pada saat ini, bukannya
Mauritius, Swiss, atau Norwegia. Orang juga tahu benar bahwa Amerika, Inggris,
dan negara-negara Eropa lainnya adalah negara-negara yang menguasai berbagai
lembaga internasional, seperti PBB, IMF, dan Bank Dunia, bukannya Brazil,
Argentina, ataupun Chile. Dengan demikian, dari sekian banyak negara yang ada
di dunia saat ini, ternyata hanya ada beberapa yang dapat disebut sebagai
negara-negara yang memimpin.
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208)
Dengan
mengamati hampir semua aspek kenegaraan negara-negara pemimpin ini, akan
terungkap dengan gamblang realitas aktivitas mereka dan efektivitasnya di
dunia. Mengapa pasukan khusus Inggris -misalnya- merasa perlu melakukan latihan
di padang pasir atau hutan belantara, sedangkan tidak ada satu pun padang pasir
atau hutan belantara di pulau yang kecil itu? Mengapa pula Amerika mempunyai
anggaran khusus yang diperuntukkan bagi kawasan Timur Tengah, sementara tidak
satu pun wilayah di Timur Tengah yang menjadi negara bagian Amerika?
Demikianlah realitas pengelompokan negara negara yang ada di dunia saat ini.
Bangsa yang lebih besar dan lebih kuat, yang direpresentasikan oleh eksistensi
negara negara mereka, dalam tata dunia yang ada pada saat ini adalah negara
negara kafir kapitalis Barat, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah
negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Negara negara ini mewakili bangsa mereka
dan dipandang sebagai negara negara terkemuka di masa sekarang, dengan AS
sebagai pemimpinnya.
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu
musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin,
sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan
yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya
mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka
ada-adakan.” (QS. Al An'aam: 112)
Mengapa
mereka ini memperoleh kedudukan sebagai negara negara terkemuka saat ini?
Berikut ini akan kami jelaskan mengapa muncul beberapa negara terkemuka,
sedangkan negara yang lain hanya menjadi pengekor atau negara terpimpin. Tidak
seorang pun meragukan kedudukan Amerika Serikat dan Inggris sebagai negara
terkemuka di dunia saat ini. Kedudukan mereka seringkali disinonimkan dengan
istilah “penentu kebijakan' atau 'negara adidaya', dan mereka adalah negara
negara yang paling aktif -dan juga efektif- yang ada pada saat ini. Mereka
mempunyai pengaruh besar dalam menentukan bagaimana dunia diatur sekarang ini.
Bila ada orang yang mengamati urusan dunia dan isu isu internasional yang
bergulir saat ini, maka ia akan melihat bahwa kedua negara ini tidak hanya
terlibat aktif dalam urusan tersebut, tetapi mereka bahkan seringkali memimpin
penyelesaian urusan tersebut.
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada
mereka: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan
tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba
sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti
takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata:
"Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa
tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada
beberapa waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya
sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu
tidak akan dianiaya sedikitpun.” (QS. An Nisaa': 77)
Dalam
realitasnya, bila ada orang yang ingin menggali lebih dalam permasalahan ini,
ia akan mendapati bahwa bukan saja subjek permasalahannya terletak ribuan mil
dari negara terkemuka tersebut, tetapi tidak jarang permasalahan itu bahkan
tidak ada hubungannya secara langsung dengan kepentingan mereka. Keterlibatan
mereka dalam berbagai kebijakan di wilayah tersebut serta campur tangan mereka
dalam urusan bangsa-bangsa yang sama sekali terpisah dengan bangsanya sendiri
memperlihatkan bahwa ada visi serta kebijakan yang mereka emban. Kebijakan ini
menjadi landasan bagi setiap kesepakatan dan hubungan antara mereka dengan
wilayah tersebut, dan dengan negara dan bangsa lain di setiap penjuru dunia.
Demikianlah, bagaimana cara mereka menentukan kepentingan- kepentingannya atas
negara-negara lain, serta bagaimana mereka menetapkan pedoman dan pelaksanaan
hubungan dengan negara-negara lain.
“Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk
bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada
bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh
Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah
seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (QS. At Taubah: 114)
Mereka
itulah negara-negara yang memiliki visi atas seluruh permasalahan
internasional, dan memandang dunia dari perspektif ini, sementara negara-negara
lain di dunia tidak memiliki karakteristik seperti itu. Maka kita akan
mendapati bahwa Amerika memiliki berbagai kebijakan terhadap stabilitas Timur
Tengah, kepentingan di Teluk Persia, paket-paket bantuan untuk Afrika,
reformasi politik di Pakistan, rencana perdamaian untuk kawasan Timur Tengah,
dan sebagainya. Sebaliknya, apakah negara-negara seperti Islandia mempunyai
usulan perdamaian bagi konflik yang terjadi di Afrika Tengah? Apakah kita
mendapatkan usulan tentang reformasi di Eropa Timur dari negara-negara seperti
Pakistan? Apakah kita mendapatkan usulan penyelesaian masalah Kurdi dari negara
Lithuania? Kita tidak akan mendapatkan hal-hal seperti itu.
dari "Jihad Dan Kebijakan Luar Negeri Daulah Khilafah", terjemah al-Qur'an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar