GAYA BAHASA YANG BERCIRIKAN PEMIKIRAN DAN SASTRA
• Gaya
penulisan : ungkapan makna-makna yang disusun dengan kata-kata yang teratur
yaitu cara mengungkapakan sesuatu untuk menggambarkan apa yang ada pada diri
penulis yang berupa makna-makna dengan menggunakan bahasa. memerlukan susunan
makna-makna yang teratur dan terbentuk dalam diri seorang penulis/pembicara.
dituntut untuk memahami apa yang ingin ia sampaikan secara mendalam dan jelas,
kemudian berusaha menyampaikannya sesuai dengan pemahamannya dengan gaya bahasa
yang mampu memberikan kesan mendalam. dituangkan dalam bentuk bahasa. ia harus
menggerakkan akal, pemikiran, perasaan, hati, serta imajinasinya, untuk
memahami setiap makna dengan semaksimal mungkin. muncul “kekuatan bahasa”
dengan memilih kata-kata yang tepat dan dapat menyampaikan ungkapan dengan
makna yang cocok dan sesuai.
• Gaya
bahasa menuntut penulis/pembicara untuk memahami apa yang ada di setiap
ungkapan yang berupa makna yang mendalam, dan mempertajam pemahamannya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
keindahan kandungan bahasa (balaghah). memilih ungkapan yang mempesona dan
tempat sesuai dengan imajinasinya yang indah.
• Pada
dasarnya yang menonjol dalam ungkapan adalah makna-makna. diperhatikan susunan
kata yang mampu mengekspresikan makna-makna tersebut. masalahnya hanya berkisar
pada 2 hal: pertama, ungkapan makna ; kedua, kata-kata yang
dipergunakan untuk menyampaikan makna-makna tersebut.
• Kekuatan
gaya, kejelasan dan keindahan dapat ditemukan pada kedua jenis gaya bahasa
tersebut.
• Al
Qur’anul karim adalah sebaik-baik gaya pengungkapan yang bercirikan pemikiran.
Mengandung seindah-indahnya pengungkapan yang bercirikan sastra, selalu
dirangkaikan dengan gaya pengungkapan yang bercirikan pemikiran, baik dari segi
kedalaman maupun kejelasan.
GAYA PENGUNGKAPAN YANG BERCIRIKAN PEMIKIRAN
• Seorang
penulis/ pembicara biasanya memilih ide-ide yang dikehendakinya. Memperhatikan
pentingnya/kualitas mutunya/sesuai dengan kebutuhan. disusun dengan cara yang
diterima oleh akal agar menjadi lebih mudah dipahami. dituangkan dalam bentuk
kata-kata yang sesuai untuk ditangkap oleh pembaca.
• Peranan
emosi: hal yang harus ada yang muncul dari jiwa yang bersih, tidak dibuat-buat.
• Fokus
perhatiannya: mengumpulkan dan mendalami ide-ide sehingga pantas disebut
sebagai bahasa akal.
• Tujuan:
menyampaikan fakta-fakta dengan maksud untuk mengajarkan, membantu / menuntun
pengetahuan dan memperluas wawasan akal.
• Keistimewaan:
ketelitian, kejelasan dan kedalaman. berisi pemikiran selalu didasarkan akal
dan dengan tujuan untuk menyebarluaskan pemikiran dan pengetahuan yang benar
(sesuai fakta)
• Secara
global, gaya ini tersusun dari dua unsur pokok; ide-ide dan ungkapan.
• Selalu
digunakan dalam mengajarkan masyarakat tentang ide-ide, menjelaskan dan
menumbuhkan kepercayaan terhadap ide tersebut kepada mereka.
• Dapat
memberikan pengaruh dalam membangkitkan perasaan dan mendorong untuk
melaksanakan ide yang telah dipahaminya. meskipun lambat dan membutuhkan
penghayatan berpikir sehingga dapat membangkitkan jiwa dan perasaan.
menumbuhkan perasaan yang abadi, yang tidak akan lenyap kecuali apabila
kepercayaan terhadap ide tersebut hilang.
• Selalu
digunakan oleh umat pada proses kebangkitannya dan dalam menuju puncak
kemuliaan.
GAYA PENGUNGKAPAN YANG BERCIRIKAN SASTRA
• Tidak
hanya berhenti sebatas fakta (pemikiran yang benar) dan pengetahuan.
• Tujuannya
tidak terbatas hanya untuk mengisi akal dengan pemikiran, akan tetapi gaya ini
berusaha mengenalkan fakta-fakta, dan memilih mana yang terpenting dan paling
menonjol, yang di dalamnya dapat ditemukan keindahan kalimatnya, baik yang
tampak atau yang tersembunyi.
• Dapat
meliputi nasihat, pelajaran, ajakan untuk berfikir atau hal-hal yang menarik
dan mempengaruhi jiwa seseorang. diekspresikan dengan gaya bahasa tertentu.
memberi kesan, yang tersentuh hatinya dengan nasihat, rela atau marah.
membentuk emosi atau perasaan pembaca.
• Biasanya
berusaha untuk membangkitkan emosi. berusaha mengekspresikan emosi itu dalam
bentuk kata-kata dan ungkapan yang digunakan untuk menyampaikan pemikirannya.
• Difokuskan
pada gejolak emosi. bahasa jiwa atau perasaan.
• Tujuan:
untuk mempengaruhi pembaca dan pendengar. menggambarkan fakta-fakta dalam
bentuk yang indah dan mempesona sesuai dengan gambaran yang dimiliki penulis,
atau sesuai dengan gambaran yang harus dimiliki pendengar dan pembaca.
• Sasaran:
meletakan kata-kata yang luhur / penting, mempunyai keluasan arti, menjelaskan
secara panjang lebar untuk menerangkan satu makna dengan memperbaiki aspek
keindahan yang mempesona dan dapat membangkitkan emosi.
• Keistimewaan:
terletak pada kekuatan jiwa / perasaan yang mempengaruhi ungkapan secara jelas.
• Secara
umum, tersusun atas tiga unsur: pemikiran-pemikiran, balaghahnya dan ungkapan
yang dibentuk oleh pemikiran dan unsur sastranya.
• Digunakan
untuk mempengaruhi dan mendorong masyarakat melakukan suatu perbuatan.
• Mengajarkan
fakta dan pengetahuan yang sepele dan tidak mampu menyampaikan ide-ide yang
mendalam.
• Selalu
digunakan oleh umat yang taraf berfikirnya rendah (dangkal) atau dalam keadaan
hidup bermewah-mewahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar