Oleh: Zakariya
al-Bantany
Allah SWT berfirman:
"Pada hari ini
orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Ku-ridhai Islam itu sebagai agama bagimu." (TQS. Al-Maidah: 03)
Islam adalah agama
yang sangat paripurna dan sangat khas serta sangat berbeda dengan yahudi,
nasrani, hindu, budha dan konghuchu ataupun ideologi kapitalisme sekulerisme
demokrasi maupun sosialisme komunisme. Islam adalah agama yang diturunkan oleh
Allah SWT kepada Nabi Muhammad Rasulullah Saw. untuk mengatur hubungan manusia
dengan Tuhannya [al-Khaliq: Sang Maha Pencipta yaitu Allah SWT] (hablun minallah) yaitu mencakup perkara akidah
dan ibadah; mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri (hablun minannafsiy) yaitu mencakup perkara
makanan, minuman, pakaian dan akhlak; dan mengatur hubungan manusia dengan
sesamanya [muamalah] (hablun minannaas)
yaitu mencakup perkara pendidikan, sosial budaya, ekonomi, politik, pertahanan
dan keamanan, kesehatan, hukum, peradilan dan persanksian.
Di masa lalu, Islam
pernah berjaya dengan telah menguasai 2/3 dunia dan Islam pun pernah memimpin
peradaban dunia yang penuh keemasan penuh kegemilangan dengan institusi
politiknya yang agung yang bernama Khilafah Islamiyah atau Daulah Islam selama
lebih dari 13 abad lamanya hingga Islam pun menjadi mercusuar dunia yang
menaungi dan menebar rahmah dan berkah bagi seluruh penjuru dunia dan alam
semesta.
Pasca fitnah besar
tragedi WTC yang menyudutkan dan menjadikan Islam dan umat Islam sebagai pihak
tertuduh "terorisme" dan "radikalisme" yang ditabuh oleh
imperium adidaya AS sebagai raksasa kapitalisme global dunia saat ini dan diikuti
pula oleh negara-negara sekutu jahatnya serta para penguasa yang menjadi boneka
dan kaki tangannya. Justru sebaliknya di balik itu semua kini membawa berkah,
sekarang berbondong-bondong ribuan bahkan mungkin sekarang sudah jutaan warga
asli Eropa dan Amerika memeluk Islam.
Di Indonesia pun
gejolak kebangkitan Islam kian membahana pasca penistaan Al-Qur’an oleh Ahok
yang saat itu petahana Gubernur DKI Jakarta hingga bergulir gelombang raksasa
Aksi Bela Islam dan Bela Ulama 411 (04/12) yang dihadiri sekitar 3 juta umat
Islam dan 212 (02/12) yang dihadiri sekitar 7 juta umat Islam dari seluruh
penjuru Nusantara pada tahun 2016 yang lalu. Hingga berlanjut kian
revolusionernya memicu rentetan gelombang aksi-aksi besar Bela Islam dan Bela
Ulama selanjutnya pula di tahun 2017 lalu yang dihadiri ribuan hingga ratusan
ribu lebih umat Islam hingga gaungnya pun menggema dahsyatnya baik di dunia
nyata maupun di dunia maya (media sosial).
Hingga akhirnya
pemerintah pun secara ilegal dan inkonstitusional menerbitkan Perppu Ormas No.
02 Tahun 2017 serta mencabut BHP HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) yang vokal dan
lantang mendakwahkan Syariah dan Khilafah serta sangat kritis terhadap segala
kebijakan dzhalim penguasa yang sangat pro kepada para penjajah kafir kapitalis
asing dan aseng dan berujung disahkannya Perppu Ormas tersebut menjadi UU Ormas
yang baru di gedung DPR RI dalam memberangus dakwah, mengkriminalisasi Islam
khususnya ajaran Islam tentang Syariah, dakwah, jihad dan Khilafah sekaligus
dalam membendung geliat kebangkitan Islam tersebut.
Selanjutnya pula pada
tanggal 02/12/2017, kemudian terulang kembali mega raksasa Aksi Bela Islam dan
Bela Ulama dalam bentuk Reuni Akbar Alumni 212 sekaligus Maulid Akbar Nabi Saw.
di Tugu Monas Jakarta yang dihadiri sekitar 7 juta umat Islam dari seluruh
penjuru Nusantara -hingga terjadi banyak rentetan peristiwa Aksi Bela Islam
lanjutannya yang dihadiri oleh ribuan hingga ratusan ribu umat Islam di
sepanjang tahun 2018 ini- yang kian mengokohkan komitmen kebangkitan Islam,
persatuan umat Islam dan pembelaan terhadap Islam, Ulama dan umat Islam serta
kian lantangnya dan kian mengokohkan gaung gema opini Khilafah di tengah
masyarakat khususnya umat Islam di seluruh penjuru Nusantara hingga Islam
beserta ajarannya tentang Syariah dan Khilafah tersebut kian mengkristalisasi
secara revolusioner dan alamiah di dalam benak tiap-tiap seluruh umat Islam dan
penduduk negeri ini di seantero Nusantara.
Dan makin diperparah
pula hakim-hakim dzhalim PTUN lewat putusan tercurang di PTUN 07 Mei 2018 yang
lalu dengan telah mencampakkan bukti-bukti dan fakta-fakta selama proses
persidangan dan telah mencampakkan logika hukum dan logika keadilan justru
memenangkan rezim ruwaibidhah yang
dzhalim ini dan menolak gugatan HTI. Mungkin dalam pandangan orang awam dan
pemerintah mungkin menurut mereka HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) kalah dan
pemerintah menang pada putusan hakim-hakim dzhalim pada Selasa 07 Mei 2018 di
PTUN Jakarta yang lalu.
Namun, pada hakikatnya
HTI beserta "Khilafah Ajaran Islam" telah menang baik secara
intelektual, logika hukum maupun secara politik dan opini. Ini bukti "HTI
On The Track" dan pemerintah rezim democrazy sudah "Off Side"
dan sudah "Off The Track".
Ini adalah sinyal
pertanda sebentar lagi bakal tumbangnya rezim democrazy dan sistem kufur
demokrasi. Dan sekaligus sinyal pertanda Khilafah sebentar lagi akan tegak.
Serta ini pun hakikatnya adalah sinyal kemenangan hakiki Islam dan benar-benar
masa depan dalam genggaman Islam.
Karena rezim ruwaibidhah yang dzhalim ini yang telah
dimenangkan oleh hakim-hakim dzhalim lewat putusan tercurang di PTUN 07 Mei
2018 bulan kemarin telah memastikan dirinya adalah mulkan jabriyatan (penguasa diktator).
Namun, justru makar
jahat rezim diktator anti Islam tersebut hanya kian memicu kemarahan umat Islam
yang sudah mencapai ubun-ubunnya dan justru semakin menambah kokohnya geliat
kebangkitan Islam sehingga terus-menerus bermunculan gelombang aksi besar-besaran
Bela Islam dan Bela Ulama di seluruh penjuru Nusantara yang diiringi kian
menggemanya opini Syariah, Khilafah dan HTI di tengah seluruh masyarakat
Indonesia hingga seantero penjuru Nusantara.
Ditambah lagi ulah
jahat AS dan Israel melalui pengumuman resmi yang disampaikan Presiden AS
Donald Trump yang mengumumkan peresmian secara sepihak Yerussalem (Al-Quds)
Palestina sebagai ibu kota negara ilegal yahudi Israel, sehingga memicu
kemarahan besar seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia hingga melahirkan
gelombang besar Aksi Bela Palestina di seluruh penjuru dunia dan ini pun
setahap demi setahap akan memicu persatuan umat Islam sedunia serta kian
mengkristalisasikan mabda' (ideologi) Islam beserta ajarannya tentang Syariah,
Dakwah, Khilafah dan Jihad sebagai solusi final Palestina dan dunia hingga
benar-benar umat Islam akan secara totalitas dan secara revolusioner akan
bangun dan bangkit kembali menjadi adidaya raksasa super power dari tidur panjangnya. Ini sejalan dengan bisyarah Rasulullah Saw. tentang penaklukan
kembali Baitul Maqdis. Dijelaskan dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu anhu, beliau berkata, Rasulullah
Saw. bersabda:
‘Ingatlah (wahai ‘Auf)
ada enam (tanda) sebelum datangnya hari Kiamat….’” (Lalu beliau menyebutkan
salah satunya), “Penaklukan Baitul Maqdis.” (HR. Bukhari)
Kembalinya kaum Yahudi
ke Palestina sebagai tanda bahwa kiamat telah dekat, karena setelah mereka
kembali, tidak lama setelah mereka berkuasa di Palestina kaum muslimin akan
memerangi mereka dan baitul Maqdis ditaklukkan kembali oleh kaum muslimin,
sebagaimana hadist:
Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: “Kiamat tidak akan
terjadi sehingga kaum Muslimin memerangi Yahudi, lalu kaum Muslimin akan
membunuh mereka sampai-sampai setiap orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan
pohon, tetapi batu dan pohon itu berkata, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ada
orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia.’ Kecuali (pohon) gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR.
Muslim)
Inilah tanda-tanda
besar kebangkitan Islam dengan puncaknya adalah akan tegaknya kembali Daulah
Khilafah Islamiyah Wa'dullah (janji
Allah SWT) wa Busyrah Rasulillah (kabar
gembira Rasulullah Saw.) sang pelaksana Syariah Islam secara kaffah dan
pemersatu umat serta pembebas umat manusia dari penyembahan selain Allah kepada
penyembahan hanya kepada Allah SWT semata sekaligus yang akan membebaskan umat
manusia dari segala bentuk penjajahan dan ideologi sistem kufur penjajah dan
yang tidak hanya akan mengislamkan benua Eropa dan Amerika saja tapi juga akan
mengislamkan seluruh penjuru dunia sekaligus akan kembali mewujudkan Islam rahmatan lil 'alaamiin dan yang akan kembali
melahirkan umat yang terbaik (khairu ummah)
yang menebar rahmah dan berkah bagi dunia dan alam semesta.
Sungguh masa depan
dunia adalah milik Islam. Karena, Islam adalah masa depan dunia itu sendiri.
Allah SWT akan kembali mempercayakan kekuasaan dan kepemimpinan dunia kepada
umat Islam dengan kembali tegaknya Negara Khilafah Rasyidah Islamiyah (NKRI)
yang merupakan representasi ideologis Islam Kaffah dan kepemimpinan Islam
global di akhir zaman ini. Allah SWT berfirman:
"Dan Allah telah
berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
(menjadi Khilafah) di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang
telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik." (QS. An-Nuur: 55)
Para Ulama tafsir
menjelaskan bahwa dalam ayat yang mulia ini, sebenarnya terdapat sumpah Allah
yang tersirat dari ungkapan “layastakhlifannahum….dst”
yang diistilahkan oleh pakar bahasa al-Qur’an sebagai jawâbul-qasm (jawaban sumpah). Lalu apa sumpah Allah
tersebut? Dia bersumpah akan menjadikan orang-orang yang beriman dan beramal
shalih sebagai Khalifah (penguasa) di muka bumi yang akan mengatur dunia dengan
syari’at-Nya. [Lihat makna “istakhlafa”
dalam Mu’jamul Alfaazhil Qur’ânil Karîm: 1/369, disusun oleh sekumpulan ulama
yang diketuai oleh DR. Ibrahîm Madkûr, Cet. 1409-H, Jumhûriyyah Mishr
al-Arabiyyah]
Rasulullah Saw.
bersabda:
“Di tengah-tengah
kalian akan terdapat masa Kenabian yang berlangsung lama sesuai dengan kehendak
Allah. Kemudian Dia akan menghilangkannya sesuai dengan kehendak-Nya, setelah
itu ada Khilafah 'alaa Minhaajin Nubuwwah
(Khilafah yang mengikuti metode Kenabian) yang berlangsung lama sesuai dengan
kehendak-Nya pula. Kemudian Dia akan menghapusnya juga sesuai dengan
kehendak-Nya. Lalu akan datang masa para penguasa yang gigih (penguasa yang
menggigit) (berpegang teguh dalam memperjuangkan Islam) yang berlangsung lama
sesuai dengan kehendak-Nya. Kemudian Allah hilangkan dengan kehendak-Nya pula.
Setelah itu akan datang penguasa diktator bertangan besi yang berlangsung lama
semua sesuai dengan kehendak-Nya pula. Lalu Dia akan menghapusnya jika
menghendaki untuk menghapusnya. Kemudian akan datang kembali Khilafah yang
mengikuti metode Kenabian (Khilafah 'alaa
Minhaajin Nubuwwah). Kemudian
Nabi Saw. pun diam." (HR. Ahmad, IV/273)
Bahkan Allah SWT pun
berfirman:
"Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS.
Al-Baqarah: 30)
Imam al-Qurthubi
rahimahullah dalam kitab tafsirnya beliau menjelaskan QS. Al-Baqarah: 30
tersebut:
“Ayat ini adalah dasar
untuk mengangkat imam atau Khalifah yang didengar dan dipatuhi, untuk
menyatukan kalimat dan melaksanakan hukum-hukum Khalifah. Tidak ada perbedaan
pendapat di antara umat dan imam tentang kewajibannya kecuali apa yang
diriwayatkan oleh al-Asham (Abu Bakar al-Asham, pemuka Mu’tazilah), padahal dia
tuli terhadap syariat, dan orang yang sependapat dengannya dan pengikutnya,
yang mengatakan: ‘Mengangkat imam/ khilafah tidak wajib, tetapi sekadar
menyempurnakan agama." [Tafsir al-Qurthubi,
hal. 305]
Bahkan, pada bulan
Desember tahun 2004, salah satu lembaga intelligent Amerika Serikat yakni
National Intelelligence Council’s (NIC) merilis sebuah laporan yang berjudul Mapping the Global Future. Dalam laporannya
itu diprediksikan bahwa akan ada empat skenario besar dunia di tahun 2020,
salah satu yang disebutkan adalah "A New
Chaliphate" atau berdirinya kembali Khilafah Islam, sebuah
pemerintahan Islam global yang mampu memberikan tantangan pada norma-norma dan
nilai-nilai global. Tegaknya Khilafah adalah pertanda kebangkitan Islam dan
tahta kepemimpinan dunia segera beralih ke tangan Islam.
Selain itu, menarik
juga menilik sebuah buku terbaru karya Mr. Michael Buriyev (Wakil Ketua
Parlemen Rusia) yang menyatakan: dunia sedang menuju menjadi 5 negara besar
yakni: Rusia, Cina, Khilafah Islam, Konfederasi Dua Amerika, dan India jika
India bisa bebas dari cengkraman Islam yang mengurungnya (Pakistan, Bangladesh,
Kasmir, Afganistan).
Terlepas dari tendensi
apa mereka mengeluarkan prediksi tersebut, yang namanya prediksi atau analisa,
hal itu bisa akurat bisa juga tidak. Yang jelas namanya prediksi itu berbeda
dengan sebuah ramalan mantra, sebab prediksi atau analisa yang dilakukan di
sini tentunya berdasarkan penelitian yang begitu mendetail dan argumentatif
yang didasarkan dengan data-data yang dihasilkan dari pengamatan mereka di
lapangan, apalagi yang melakukan adalah sebuah lembaga yang profesional dan
memiliki tingkat kredibilitas yang tinggi di bidangnya.
Jika dikolerasikan
dengan Indonesia, negeri ini adalah salah satu kandidat kuat sebagai titik awal
berdirinya Daulah Islam atau Khilafah, di samping negeri-negeri Islam lainnya.
Hal ini didasari atas beberapa pertimbangan, di antaranya Indonesia memiliki:
potensi kekayaan sumberdaya alam yang melimpah ruah, secara konstelasi
geopolitik sangat strategis, secara geografis memiliki luas wilayah yang sangat
luas, jumlah penduduk yang besar, faktor sosio-historis dahulu banyak berdiri
Kesultanan Islam yang notabene bagian integral dari Khilafah Islam Utsmaniyah
yang berpusat di Turki, Islam menjadi agama mayoritas penduduk dan semakin
diterimanya dakwah Syariah dan Khilafah di tengah-tengah umat.
Sekaligus tegaknya
Khilafah adalah sebuah simbol kembalinya kemenangan dan kejayaan Islam serta
kedigdayaan dan kemuliaan Islam di masa depan. Allah SWT berfirman:
“Dia-lah yang telah
mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar
untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak
menyukai." (QS. At-Taubah: 33)
"...Sesungguhnya
Allah tidak menyalahi janji-Nya." (QS. Ali Imran: 09)
Rasulullah Saw.
bersabda:
“Malam dan siang tidak
akan sirna sehingga Al-Lata dan Al-Uzza telah disembah. Lalu Aisyah bertanya :
‘Wahai Rasul, sungguh aku mengira bahwa tatkala Allah menurunkan firman-Nya :
“Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an)
dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama walaupun
orang-orang musyrik tidak menyukai, hal itu telah sempurna (realisasinya)”.
Beliau menjawab: “Hal itu akan terealisasi pada saat yang ditentukan oleh
Allah." (HR. Muslim)
Banyak hadits-hadits
lain yang menjelaskan masa kemenangan Islam dan tersebarnya ke berbagai
penjuru. Dari hadits-hadits itu tidak diragukan lagi bahwa kemenangan Islam di
masa depan semata-mata atas izin pertolongan dari Allah SWT, dengan catatan
harus tetap kita perjuangkan dengan konsisten meneladani metode dakwah
Rasulullah Saw. dalam mewujudkan tegaknya kembali Khilafah Rasyidah Islamiyah Wa'dullah wa Busyra Rasulillah tersebut, itu
yang paling penting. Karena, hanya Khilafah Islam sajalah yang bisa mewujudkan
kembali berlanjutnya kehidupan Islam tatkala hukum-hukum Allah SWT yaitu
Syariah Islam benar-benar diterapkan kembali secara kaffah dalam segala aspek
kehidupan dan Islam pun akan disebarluaskan kembali ke segala penjuru dunia
dengan dakwah dan jihad. Rasulullah Saw. pun bersabda:
“Allah SWT menghimpun
(mengumpulkan dan menyatukan) bumi ini untukku. Oleh karena itu, aku dapat
menyaksikan belahan bumi Barat dan Timur. Sungguh kekuasaan umatku akan sampai
ke daerah yang dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku itu." (HR. Muslim (8/171),
Abu Daud (4252), Turmudzi (2/27) yang menilainya sebagai hadits shahih. Ibnu
Majah (2952) dan Ahmad dengan dua sanad. Pertama berasal dari Tsaubah (5/278)
dan kedua dari Syaddad bin Aus (4/132), jika memang haditsnya mahfudzh
[terjaga])
“Sungguh agama Islam
ini akan sampai ke bumi yang dilalui oleh malam dan siang. Allah tidak akan
melewatkan seluruh kota dan pelosok desa, kecuali memasukkan agama ini ke
daerah itu, dengan memuliakan yang mulia dan merendahkan yang hina. Yakni
memuliakan dengan Islam dan merendahkannya dengan kekufuran." (HR. Ibnu
Hibban 1631, 1632; Abu ‘Arubah dalam kitab Al-Muntaqa minat-Thabaqat [2/10/1])
Allah SWT pun
berfirman:
“Dan sesungguhnya kamu
akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Qur’an setelah beberapa waktu lagi."
(QS. Shaad: 88)
Sudah tiba saatnyalah
Islam kembali memimpin dunia dengan Syariah dan Khilafah untuk mewujudkan
tatanan dunia yang lebih baik penuh rahmah dan penuh berkah. Allahu Akbar!
Wallahu a'lam bish shawab. []
#2019TumbangkanDemokrasi
#2019TegakkanKhilafah
#ReturnTheKhilafah
#KhilafahTheRealSolution
[]
(artikel ini tanpa
tulisan Arabnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar