Apa Arti Hari Valentine
APA SESUNGGUHNYA VALENTINE’S DAY? 
Assalamu'alaikum wr. wb., 
…..
 Kalau memang generasi muda muslim mau sedikit tanggap, maka mustahil 
mereka mengikuti acara tersebut. Muncul satu pertanyaan dikalangan 
remaja muslim berkenaan dengan acara tersebut. 
Awalnya
 bangsa Romawi merayakan acara untuk memperingati suatu hari besar 
mereka, yang jatuh setiap 15 Februari, yang mereka namakan Lupercalia. 
Peringatan ini dirayakan guna menghormati Juno (Tuhan Wanita) dan 
Perkawinan, serta Pan (Tuhan dari alam ini), seperti apa yang mereka 
percayai. 
Pada
 saat itu, digambarkan orang-orang muda “laki-laki dan wanita” memilih 
pasangannya masing-masing dengan menuliskan nama atau mengundi nama dari
 orang-orang yang diingin-kannya, kemudian pasangan ini saling tukar 
bertukar hadiah sebagai pernyataan cinta kasih. Acara ini dilanjutkan 
dengan berbagai macam pesta dan hura-hura bersama pasangan 
masing-masing. Pergaulan dengan pasangan yang didapat dalam pesta itu 
dapat berlangsung lama sesudah pesta itu berakhir. Setelah penyebaran 
agama Kristen, Para Pemuka Gereja mencoba memberikan pengertian ajaran 
Kristen terhadap para pemuja berhala itu. Pada tahun 496 Masehi, Paus 
Gelasius (Pope Gelasius) mengganti peringatan Lupercalia itu menjadi 
Saint Valentine’s Day, yaitu Hari Kasih Sayang Untuk Orang-Orang Suci. 
Dalam
 sejarah perayaan Valentine, para ahli sejarah tidak setuju dengan 
adanya upaya untuk menghubungkan hal itu dengan St. Valentine, seorang 
Pendeta yang hidup di Roma pada tahun 200 masehi, dibawah kekuasaan 
Kaisar Claudius II. St. Valentine ini pernah ditangkap oleh orang-orang 
Romawi dan dimasukkan ke dalam penjara, karena dituduh membantu satu 
pihak untuk me-musuhi dan menentang Kaisar. St. Valentine ini berhasil 
ditangkap pada akhir tahun 270 masehi. Kemudian orang-orang Romawi 
memenggal kepalanya di Palatine Hill (Bukit Palatine) dekat altar Juno. 
Dalam
 kaitannya dengan acara Valentine’s Day, banyak pula orang mengkaitkan 
dengan St. Valentine yang lain. St. Valentine ini adalah seorang Bishop 
(Pendeta) di Terni, satu tempat sekitar 60 mil dari Roma. Iapun 
dikejar-kejar karena mempengaruhi beberapa keluarga Romawi dan 
memasukkan mereka ke dalam agama Kristen. Kemudian ia dipancung di Roma 
sekitar tahun 273 masehi. Sebelum kepalanya dipenggal, Bishop (Pendeta) 
itu mengirim surat kepada para putri penjaga-penjaga penjara dengan 
mendo’akan semoga bisa melihat dan mendapat kasih sayang Tuhan dan kasih
 sayang manusia. “Dari Valentinemu” demikian tulis Valentine pada akhir 
suratnya itu. Surat itu tertanggal 14 Februari 270 M. sehingga tanggal 
tersebut ditetapkan sebagai Valentine’s Day atau Hari Kasih Sayang. 
Dari
 sejarah perjalanan Valentine’s Day ini, sudah selayaknya umat Islam, 
khususnya generasi muda, untuk tidak mengadakan, memperinci, bahkan 
mengistimewakannya.
"Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut ." (HR. At-Tirmidzi).
Ibnul
 Qayyim berkata, "Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang 
khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. 
Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan 
mengucapkan, "Selamat hari raya!" dan semisalnya. Bagi yang 
mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu 
merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas 
perbuatan mereka yang menyekutu-kan Allah. Bahkan perbuatan tersebut 
lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi 
selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang 
kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari 
buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada 
orang lain atas perbuatan maksiat, bid'ah atau kekufuran maka ia telah 
menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah." 
"
 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang 
yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka 
adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu 
mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk 
golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada 
orang-orang yang zalim ." (Al-Maidah:51) 
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya." (Al-Mujadilah: 22)
"Tunjukilah
 kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau 
anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
 bukan (pu-la jalan) mereka yang sesat." (Al-Fatihah:6-7) 
Fatwa Syeikh Ibnu Utsaimin: 
Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena:
Pertama: ia merupakan hari raya bid'ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari'at Islam.
Kedua : ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) - semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan.
Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena:
Pertama: ia merupakan hari raya bid'ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari'at Islam.
Kedua : ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) - semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan.
Dahlan
 Basri Ath Thahiri (Ketua Ikatan Masjid Indonesia Pusat) memberikan 
fatwanya dengan tegas : “Haram hukumnya mengikuti kegiatan Valentine’s 
Day, dalam bentuk apapun juga. 
Tentunya
 sebagai kaum muslimin, demi menjaga kemurnian aqidah, kita wajib 
menjauhinya, karena acara Valentine’s Day bertentangan dengan aqidah 
Islam.
Marilah kita merenungkan kandungan makna dari QS. Al Baqarah (2) 120: 
“Orang-orang
 Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti 
millah (cara hidup) mereka. katakanlah ; “sesungguhnya petunjuk Allah 
itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti 
kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak 
lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. 
Oleh : Drs. Abdul Quddus ZoherWakil Kepala Sekolah Urusan Humas SMU Muhammadiyah 1 Yogyakarta



 


Tidak ada komentar:
Posting Komentar