Cara Mengakhiri Krisis Multidimensi Dengan Cara Islam
…
Indonesia masih tertatih-tatih untuk keluar dari krisis multidimensi.
Krisis yang berawal dari gejolak moneter pada pertengahan tahun 1997,
kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi, krisis sosial dan krisis
politik memang benar-benar nyaris memporak-porandakan sendi-sendi
kehidupan bermasyarakat dan bernegara dari negeri yang oleh para
pujangga pernah disebut sebagai zamrud khatulistiwa ini. Akibat krisis
itu, lebih dari 100 juta rakyat Indonesia terpuruk ke jurang kemiskinan,
lebih dari 40 juta orang, 2,5 juta diantaranya sarjana, menganggur.
Jutaan anak-anak putus sekolah, jutaan lagi mengalami malnutrisi.
Sementara itu, akibat harga-harga barang dan jasa terus-menerus
meningkat, hidup makin tidak mudah meski sekadar untuk mencari sesuap
nasi, stress meningkat dan kriminalitas merajalela di mana-mana.
Kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya dan pendidikan menjadi
carut-marut tidak karuan….
… baik dalam lapangan politik maupun ekonomi serta makin maraknya praktik-praktik korupsi dan kolusi di berbagai bidang…
… tak
berdaya menghadapi skenario global Barat dalam apa yang mereka sebut
perang melawan teroris dengan segala implikasi kebijakannya. Sementara
di lapangan ekonomi, kebijakan-kebijakan ala IMF seperti divestasi BCA,
Indosat, pengurangan subsidi berbagai komoditas yang akan meningkatkan
tekanan pada ekonomi masyarakat dan lain-lain, terus saja diperturutkan
meski itu berdampak buruk bagi rakyat…
… secara politik maupun ekonomi makin tercengkeram oleh kekuatan-kekuatan asing….
… langkah
tersebut tidaklah menyentuh problema dasar dari munculnya krisis
tersebut. Yakni akibat diterapkannya sistem selain Islam baik dalam
pengaturan bidang ekonomi, politik, sosial, budaya dan pendidikan…
… Diyakini,
sistem selain Islam pasti akan berdampak buruk bagi kehidupan
masyarakat secara keseluruhan, sebagaimana dibuktikan selama lebih dari
50 tahun Indonesia merdeka, sistem tersebut berulangkali menjerumuskan
negeri ini dalam berbagai krisis. Di sinilah Hizbut Tahrir Indonesia
melihat pentingnya seruan penerapan sistem Islam yang bersumber dari
syariah Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. …
… Di
samping secara imani penerapan syariah merupakan kewajiban setiap
muslim yang baik, apapun latar belakang ormas, orpol, profesi, etnis dan
jabatan mereka, seruan ini sesungguhnya juga merupakan bentuk
kepedulian Hizbut Tahrir Indonesia secara nyata dalam mengatasi krisis
multidimensi yang masih terus berlangsung hingga saat ini….
… tuntutan penerapan syariah sebagai solusi atas krisis multidimensi ini makin kuat menggema di berbagai daerah di Indonesia…
…Perlu
waktu dan upaya terus menerus yang didukung oleh berbagai komponen umat
bagi tercapainya cita-cita itu. Karena itulah Hizbut Tahrir Indonesia
memandang perlu adanya upaya-upaya intensif secara terus-menerus guna
memberikan penerangan, penjelasan dan wawasan yang utuh dan menyeluruh
tentang syariat Islam kepada masyarakat, agar
1)
Terbentuk kesadaran dan pendapat umum tentang pentingnya penerapan
syariat Islam bagi penyelamatan Indonesia dari jurang keterpurukan yang
lebih dalam akibat krisis multidimensi,
2)
Terbentuk kesadaran dan pendapat umum tentang keluasan, keutuhan dan
ketangguhan syariah dalam menyelesaikan problematika kehidupan dan
kewajiban penerapannya oleh tiap muslim dan oleh negara,
3)
Terbangun keinginan kuat dari masyarakat untuk hidup di bawah naungan
syariah Islam. Selanjutnya diharapkan syariat Islam di tahun mendatang
bisa lebih “memasyarakat”, sehingga Islamophobia atau syariatophobia
diharapkan tidak ada lagi, paling tidak bisa sedikit demi sedikit
terkikis. Masyarakat yang telah memiliki kesadaran tentang pentingnya
syariah inilah yang bakal menjadi tonggak pendorong utama bagi penegakan
syariah…
… memberikan
momentum berharga bagi tumbuh dan berkembangnya wacana tentang syariah,
sebagaimana kemudian dibuktikan dengan munculnya berbagai diskusi di
media cetak maupun elektronik dan perbincangan di tengah masyarakat
tentang syariah. Sekaligus kampanye ini membuka kesempatan terjadinya
dialog dan kontra argumen terhadap sejumlah pendapat dan tuduhan negatif
tentang syariah yang selama ini berkembang di tengah masyarakat . ..
… masih
sangat kental diwarnai oleh pengaruh Amerika Serikat, khususnya dalam
apa yang mereka sebut perang global melawan teroris. Berkenaan dengan
persoalan ini, sekali lagi Hizbut Tahrir Indonesia berpendapat bahwa
sesungguhnya apa yang disebut oleh Amerika Serikat sebagai The Global
War Againts Terrorism hanyalah kedok belaka untuk memerangi
gerakan-gerakan Islam di berbagai negeri muslim. Buktinya, Pertama,
pemerintah Amerika Serikat hanya memaknai terorisme kepada orang dan
kelompok yang dalam prinsip dan kegiatannya tidak sesuai dengan
kepentingan Amerika Serikat. Sementara, meski terang-terangan melakukan
kekerasan, membantai dan mengusir penduduk Palestina hingga detik ini,
Israel misalnya, tidak disebut melakukan terorisme. Amerika Serikat juga
tidak berusaha menangkapi tokoh-tokohnya seperti Yisthak Rabin, Ariel
Sharon dan lain-lainnya yang jelas-jelas telah melakukan teror terhadap
penduduk Palestina.
Kedua,
pada kenyataannya perang melawan terorisme memang ditujukan pada
gerakan Islam. Lebih dari 90% dari daftar Foreign Terrorist Organization
(FTO) adalah individu dan kelompok muslim. Korban telah berjatuhan. Di
samping Afghanistan yang telah diserang habis oleh Amerika Serikat, atas
nama memerangi terorisme, juga terjadi penangkapan-penangkapan aktivis
gerakan-gerakan Islam di berbagai negara. Di Uzbekistan, lebih dari 7000
anggota gerakan Islam ditangkap, dipenjarakan, disiksa dan sebagiannya
syahid. Begitu juga di Azarbeijan, Tajikhistan, Kirgystan, Mesir,
Pakistan dan negeri-negeri muslim lain. Kini, pemerintahan Bush bahkan
sudah berketetapan akan menyerang Irak.
Bom
yang meledak di Legian, Bali sebagian memang mungkin dibuat oleh Imam
Samudra dan kawan-kawan, tapi yang meledak dahsyat (Imam Samudera
sendiri dalam pengkuannya pada polisi, sebagaimana ditulis oleh Tempo
(16/Des/2002) menyatakan keheranannya saat bom itu meledak begitu
dahsyat karena setahu dia TNT dan bahan-bahan yang dia siapkan tidak
mungkin menimbulkan ledakan sebesar itu) sengaja diciptakan oleh Amerika
Serikat untuk memberikan tekanan politik, psikologis dan ekonomi kepada
pemerintah Indonesia untuk bergegas melakukan langkah-langkah yang
dimaui AS dalam apa yang mereka sebut memerangi teroris. Menambah
upaya-upaya yang dilakukan AS sebelumnya, seperti ditangkapnya Umar
al-Faruq yang dikatakan mereka sebagai penanggung jawab atau operator
al-Qaida di wilayah Asia Tenggara, ditangkapnya Agus Budiman,
Fathurrahman al-Ghazi, Agus Dwikarna, dan sejumlah warga negara
Indonesia lain, lalu ditemukannya apa yang mereka sebut dokumen jibril,
pemerintah AS seolah ingin menunjukkan kepada dunia internasional bukti
bahwa Indonesia benar-benar telah menjadi sarang teroris, serta bualan
mereka tentang terorisme dan jaringannya di negeri ini adalah benar,
sehingga kampanye perang global melawan teroris (the global war againts
terrorism) termasuk di Indonesia merupakan sebuah kemestian. Tampaknya,
bom Bali ini menjadi langkah pamungkas AS, setelah sejumlah cara yang
dilakukan sebelumnya terhadap Indonesia tidak memberikan hasil yang
memuaskan.
Yang
dikehendaki oleh AS setelah bom Bali agaknya dapat dicapai. Pemerintah
Indonesia segera mengeluarkan Perpu Anti Teroris, Abubakar Baasyir yang
memang sudah lama diincar akhirnya ditangkap, sekian belas orang
akhirnya diciduk, serta terciptanya stigma negatif terhadap gerakan
Islam terutama setelah Jamaah Islamiyyah (JI) dinyatakan sebagai
teroris. Stigma negatif diperlukan untuk menekan perjuangan Islam yang
melalui angin reformasi terus tumbuh, serta menakut-nakuti umat Islam
Indonesia tentang apa yang mereka sebut bahaya militansi Islam. Langkah
berikutnya yang akan dilakukan oleh AS adalah memasukkan tokoh-tokoh
yang sudah lama diincar sebagai anggota JI agar tampak absah bila
nantinya ditangkap. Bila benar semua itu nanti terjadi, maka cita-cita
AS untuk menyapu habis gerakan Islam dengan menjebloskan tokoh-tokohnya
ke penjara akan bakal memetik sukses besar.
Mengapa
AS melakukan itu semua? Hizbut Tahrir Indonesia menilai, Amerika
Serikat melakukan itu semua untuk melanggengkan dominasi politik dan
ekonominya atas dunia Islam, termasuk di Indonesia, yang secara
geopolitik memang sangat strategis dan secara ekonomis sangat kaya.
Amerika Serikat melihat bahwa ancaman atas dominasi itu, setelah era
perang dingin, potensial datang dari umat Islam yang memiliki kesadaran
politik, bahwa syariah Islam adalah satu-satunya solusi bagi segenap
problematika kehidupan dan perjuangan bagi tegaknya syariah wajib adanya
demi tegaknya kembali izzul Islam wal muslimin. Dengan demikian, perang
global melawan terorisme hanyalah cerita bualan AS agar semua
langkah-langkah politiknya demi melanggengkan dominasinya di dunia Islam
dan menghentikan laju pertumbuhan gerakan Islam itu tampak absah di
mata dunia internasional.
3. Pernyataan
Berkenaan dengan hal itu semua, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:
1.
Menyerukan kepada umat Islam, khususnya ormas, orpol, berikut para
pimpinannya, termasuk para ulama, para wakil rakyat, para perwira dan
anggota TNI/Polri, para wartawan, para cendekiawan, para usahawan dan
serikat-serikat pekerja, serta para pemuda dan mahasiswa untuk secara
sungguh-sungguh berjuang bagi tegaknya syariah Islam di negeri ini.
Serta secara sengaja menempatkan perjuangan penegakan syariah sebagai
agenda utamanya. Sesungguhnya mengamalkan syariah dalam kehidupan
pribadi dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
merupakan kewajiban setiap muslim. Lagi pula, kemana lagi kita akan
mengadu, setelah sosialisme hancur dan kapitalisme makin menunjukkan
kebatilannya bila tidak kepada Islam?
…..
3.
Menolak keras setiap upaya busuk penggiringan opini internasional yang
digalang oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya seperti Inggris,
Singapura, Philipina, dan Australia untuk menyudutkan Islam yang
diidentikkan dengan terorisme. Sesungguhnya Islam datang untuk membawa
rahmat. Justru imperialisme atau penjajahan dengan segala bentuknya,
dimana Amerika Serikat sebagai aktor utamanya, itulah yang selama ini
telah membawa kesengsaraan pada bangsa-bangsa di dunia.
4.
Meminta pemerintah AS untuk menghentikan semua tuduhan, fitnah dan
provokasi yang terus menyudutkan dunia Islam, termasuk Indonesia yang
mayoritas rakyatnya adalah muslim. Serta membatalkan rencana penyerangan
terhadap Irak. Bila tidak dihentikan, umat Islam di seluruh dunia,
termasuk umat Islam Indonesia, pasti melakukan perlawanan dengan segala
cara yang dibolehkan oleh Islam. Penyerangan terhadap salah satu negeri
Islam hakikatnya adalah penyerangan terhadap Islam.
…..
6.
Menyerukan kepada umat Islam di mana pun berada untuk meningkatkan
keteguhan iman, persaudaraan, persatuan dan solidaritas ummat guna
menghadapi fitnah dan provokasi keji AS, melawan tindakan-tindakan
brutal kaum imperialis yang dikomandani oleh Amerika Serikat, serta
menyerukan jihad fi sabilillah apabila Amerika Serikat benar-benar
menyerang Irak. Sesungguhnya penyerangan terhadap satu negeri Islam
adalah penyerangan terhadap Islam dan kaum muslimin seluruhnya. Maka,
dengan menyerang Irak berarti Amerika telah dengan sengaja menyatakan
perang terhadap umat Islam seluruh dunia.
7.
Menyerukan kepada ummat Islam untuk bangkit dan bersatu menerapkan
syariah, menegakkan kembali khilafah Islamiyyah yang akan menjaga setiap
jengkal negeri Islam, melawan imperialisme dan mewujudkan kembali izzul
Islam wal muslimin
Wassalam,
Jakarta, 27 Syawwal 1423H/31 Desember 2002M
Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia
Muhammad Ismail Yusanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar