“Emang Gue Pikirin?”
Sebut saja Ria, Gaya berpakaiannya? Wow, nyaris nggak ada bedanya sama
Angelina Jolie yang memerankan Lara Croft dalam film Tomb Raider alias pemburu makam
kuno. Bila kebetulan ada yang ngomentarin soal gaya berpakaiannya, Ria
seringkali menggunakan tameng, “Emangnya gue pikirin?” Lha?
Vania, tampilannya sedikit lebih soft ketimbang Ria.
Tapi soal gonta-gonti pasangan, doi termasuk nomor hiji!
Parahnya lagi, kalo ditegur temen sekelas atawa anak-anak pengajian di
sekolahnya, doi suka ngeles. Dan pas udah bosen, baru doi bilang, “Emangnya gue
pikirin” Nha lho?
Maya, penampilannya memang oke punya. Kata anak cowok yang hobinya
ngeceng, berkerudung namun modis dan dinamis. So, hobinya nonton bioskop,
hiburannya jalan-jalan ke kafe atau ke resto kelas wahid. Temen-temennya pun
dari kalangan borju kelas pemula. Kalo ada grup band puajaannya macam Sheila on
7 atawa Padi manggung, doi kayaknya paling duluan beli tiket. Kalo temennya
negur soal kelakuan jeleknya itu, Maya suka nuduh kunolah, kuperlah,
kampunganlah sama temennya itu. Malah ujung-ujungnya kalo Maya bosen
diceramahin, suka bilang kayak Ria dan Vania, “Emangnya gue pikirin!”
Adrian, suka uring-uringan, kalo kebetulan ada yang berani negur nafsu
playboy-nya. Nggak tahan dengan ceramahan yang bikin kuping merah, Adrian
ngambil jurus pamungkas, tahu kan? Ya, “Emangnya gue pikirin!” Aduh biyuuuung!
Sukri, seringkali kali jalan bareng sama anak perempuan. Lucunya, pas
pulang pengajian lagi. Sukri masih betah untuk gaul abis dengan anak perempuan,
meski udah jadi aktivis masjid sekolahnya. Akibatnya, anak-anak yang dendam
sama para aktivis pengajian dan kegiatan anak masjid langsung kasak-kusuk
nyebarin skandal Sukri. Aduh bikin malu aja ya? Anehnya kalo anak masjid
ngingetin Sukri, doi juga suka bilang, “Emangnya gue pikirin”. Wah, aktivis apa
“aktivis” ini? Semoga saja nggak ada temen-temen yang kelakuannya kayak Sukri.
temen kamu yang model begini
nggak mau diingetin alias semau gue aja hidupnya. Pendek kata, selama perbuatan
yang menurutnya nggak merugikan orang lain secara langsung doi merasa sah-sah
saja. Emangnya gue pikirin. lho?
Individualis
bin egois
Memang, gaya remaja sekarang cenderung nggak mau dikekang. Mereka
inginnya bebas, lepas, dan merdeka. Nggak ada yang ngerecokin dalam hidupnya.
Setiap perbuatan yang dilakukannya, nggak boleh ada yang menegurnya.
Napsi-napsi aja deh. Situ-situ, sini-sini. Kamu ya, kamu. Aku ya, aku. Wah, itu
namanya individualis bin egois dong!
Sikap individualis ini bukan berarti doi nggak mau gaul, Nggak sebatas
itu, sebab, yang namanya individualis ini termasuk nggak mau diusik ketika
melakukan suatu perbuatan. Ya, cocoklah dengan prinsip ideologi kapitalisme
yang mendewakan banget kebebasan individu. Bener, coba aja dalam ideologi
kapitalisme, kebebasan individu sangat dilindungi. Negara malah jadi pelayan
individu dengan mengabaikan masyarakat. Hasilnya, setiap individu boleh ngomong
apa aja yang dia suka, termasuk boleh jadi apa aja yang mereka suka.
Makanya nggak heran bila di Sao Paolo, Brasil menurut laporan yang
dilansir Radio Nederland tanggal 20 Juni 2001, ada pawai besar-besaran kaum
homoseksual; gay dan lesbian. Diberitakan, lebih dari 200 ribu warga turun ke
jalan-jalan utama Sao Paolo merayakan parade tahunan kaum homoseksual dan lesbian.
Tahun lalu parade itu dihadiri 120 ribu orang. Padahal pada 1996, ketika parade
diadakan pertama kali, hanya dihadiri 2000 kaum homo dan lesbi.
Parahnya, Walikota baru Sao Paolo, Marta Suplicy, mengatakan bangga
bahwa kotanya mendapat citra baik sebagai kota homo. Marta Suplicy mengatakan,
orang boleh berbeda-beda namun memiliki hak yang sama. Ya, itulah demokrasi.
Inilah rusaknya kapitalisme. Kebebasan individu di atas segalanya.
Budaya pop negeri Kanguru lain lagi. Di negerinya ini, anak-anak remajanya
getol bikin pesta minum alkohol, dansa di diskotik-diskotik, dan larut dalam
arena pergaulan bebas. Sekadar tahu saja, di Australia ini ada daerah Maleny
dan Sunshine Coast. Tiap akhir pekan, remaja di Maleny pergi ke rumah teman;
minum alkohol, mendengarkan musik dan berjoget. Kadang-kadang ada juga pesta
dan rave di Maleny atau kota dekat
Maleny. Remaja dari Maleny juga suka pergi ke Brisbane untuk pesta, rave atau
untuk pergi ke klub malam.
Hih, kalo selama hidupnya begitu terus, mau jadi apaan ya remaja-remaja
itu?
Oke deh, itu remaja-remaja non-Islam alias kafir. Kalo di negeri ini
mayoritas kan Islam. Berarti apapun kegiatan remaja yang ada di negeri ini,
termasuk kegiatan yang rusak, kemungkinan besar dilakukan remaja Islam. Ya,
temen-temen kita itu. Malah banyak yang berpikiran semau gue. Amit-amit deh.
Jangan sampe kamu berbuat begitu rupa.
Sikap individualis ini berbahaya
banget, lho. Bukan apa-apa. Kamu jadi merasa kebal hukum. Kalo ada temen kamu
yang suka ngomel gara-gara gaya hidup kamu urakan. Bukan berarti temen kamu itu
sok suci, tapi itu wujud dari perhatian mereka sama kamu.
Orang yang arogan alias sombong, biasanya menolak kebenaran yang datang
kepadanya. Itu sebabnya, tujuan hidupnya bukan nyari kebenaran, tapi pembenaran
atas perbuatannya. Itu bahaya. Allah Swt. murka lho, sama orang yang model
begini. Firman-Nya:
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Luqman
[31]: 18)
“dan (aku telah diperintah): “Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan
tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS Yunus
[10]: 105)
Sikap individualis yang lahir dari ideologi kapitalisme yang emang
ngasih kebebasan seluas-luasnya buat seseorang untuk berbuat, adalah sebuah
bahaya besar. Sebab kita akan menjadi orang-orang yang boleh dibilang liar
alias nggak mau terikat aturan. Maunya seenak perut kita aja kalo berbuat,
karuan aja itu sikap yang nggak pernah diajarkan oleh Islam. Bukankah kita
sudah sangat hapal banget ayat al-Quran yang bercerita tentang nasihat
menasihati. Salah satunya yang pasti kamu semua udah pada apal, seperti Firman
Allah Swt. ini:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.” (QS al-‘Ashr [103]: 1-3)
Kalo kayak contoh “temen” kita Ria, doi emang kalo berpakaian nggak tahu
aturan. Yang penting dipandang enak dan lagi ngetren. Soal menutup aurat apa
nggak, itu nomor enam belas. Wah, arogan sekali
Begitupun dengan sikap Vania, yang hobi gonta-ganti pasangan. Udah pacarannya
nggak boleh. Eh malah jadi “playgirl” lagi. Itu sih namanya celaka dua belas,
Non!
Maya apalagi, sikap doi yang sok borju dan sedikit
membawa “korps” anak-anak berkerudung malah berbuat yang nggak benar dan baik.
Itu lho, sikap hura-hura, sering tampil borju; doyan nonton film di bioskop
atawa konser musik. Aduh, mana ada sih remaja putri Islam yang bebas nian dalam
bergaul dan bertingkah laku. Semoga temen-temen kita yang masih kayak Maya
segera sadar dan kembali kepada kebenaran Islam.
Adrian yang jadi playboy dan suka “memangsa” para wanita, jelas berdosa
dalam pandangan Islam. Belum lagi aksi diemnya Sukri yang sebetulnya diem-diem
menghanyutkan. Meski pendiem ternyata Sukri doyan dalam berbuat dosa.
Harusnya, kalo udah jadi aktivis masjid, ilmu dan ketakwaannya juga
meningkat dong. Jangan sekadar semangat doang. Itu bahaya banget. Contohnya?
Ya, “temen” kita bernama Sukri itu. Jangan sampe deh kita ngikutin prinsip
hidup mereka yang amburadul. Kenapa amburadul? Sebab mereka nggak mau mikir bener.
Bukannya seneng karena masih ada yang mau mengingatkan, eh, nuduh yang
bukan-bukan. Apalagi bilang, “Masalah buat loe!” Wah, bahaya kawan!
STUDIA Edisi 056/Tahun 2/2001 (diedit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar